"Kau benar, Akulah stalkernya."
Kuroko no Basket © Fujimaki Tadatoshi-sensei
Akakuro
(Akashi Seijuuro x Kuroko Tetsuya)
Ore no StalkerWarn BL, typo, sedikit sadomaso, vulgar area, untuk 21 tahun keatas.
Saya tak mengambil keuntungan apapun dari cerita ini.
Hope you enjoy~
Bagi yang tidak menyukai cerita BL ini, harap tidak membaca. Saya tak tanggung jawan jika nanti ada reader yang muntah-muntah dan lain sebagainya xDRead it by your risk.
Happy Reading ≧ω≦
---
Kuroko Tetsuya berdiri membatu, kakinya tak bergerak lagi karena bingung sekaligus kesal mendapati kenyataan yang berada diluar ekspektasinya.
"Tapi Akashi-sensei, kenapa anda melakukan ini? Anda tahu betul bahwa anda adalah guru yang paling saya kagumi. Kenapa anda melakukan ini...?!" Lidah Tetsuya sejujurnya kelu. Terlalu shock menerima, namun ada apa ini? Ada kesenangan yang menggelitik relung hatinya. Senang mendapati bahwa lelaki yang menjadi stalkernya adalah orang yang ia kagumi. Tetsuya, meski dengan wajah yang datar namun matanya menyiratkan kebingungan dan sedikit pancaran rasa senang.
Mata ruby gold itu menatap Tetsuya dengan sorot mata mencintai. Lembut namun tajam. Seolah tatapan itu dapat menusuk masuk kedalam hati Tetsuya. Langkah kaki dibawa mendekat. Tatapan itu semakin dengan dengan si sorot aquamarine.
"Karena aku mencintaimu, Tetsuya. Tak pernah ku rasakan frustasi ketika mencintai seseorang. Dan kau?! Kau berhasil membuatku seperti orang bodoh yang tak rela kau bercanda dengan orang lain. Kau bahkan membuatku menikmati desahanmu tiap malam...." Seijuuro mengambil ponselnya, menunjukkan sebuah rekaman video dimana Tetsuya sedang melakukan masturbasi dikamarnya. Wajah memerah yang mengundang, desahan parau yang memanggil nama seseorang.
"Kau memanggilku, Tetsuya. Kau masturbasi sambil memikirkan diriku?" seringaian tampak menghiasi wajah tampan Seijuuro. Bukannya mengerikan. Seijuuro malah terlihat sangat tampan.
Tetsuya terdiam. Tak bisa mengelak. Itu benar video dirinya yang memang sedang bermasturbasi membayangkan Seijuuro menyetubuhinya. Sungguh memalukan namun Tetsuya malah merasa menikmati tatapan tajam itu.
Pinggang disergap cepat oleh si merah. Seolah tahu kalau pemuda yang ada didepannya akan lari darinya.
"Lepaskan saya, Akashi-Sensei.... Atau saya akan berteriak..."
"Silahkan... Kau pikir sekarang jam berapa? Takkan ada murid ataupun guru yang mendengarmu.."
"Mereka pasti akan mendengar saya... To- MPHHHHHHH!!!!"
Mulut mungil terbungkam oleh tangan yang lebih besar. Tatapan mata itu sadis, namun Tetsuya menyukainya. Sesegeranya tangan Seijuuro disingkirkan digantindengan bibir kenyalnya. Beradu lidah, bergulat diatas panggung dansa milik Tetsuya. Sementara tangan Tetsuya kini terikat oleh dasi yang Seijuuro lepaskan dari leher milik Tetsuya.
"hmphh- le...phas....ah..." desahan tertahan dari bibirnya, kulit pucatnya merasakan adanya tangan dingin yang menyentuh dadanya. Ah, Seijuuro-senseinya menyentuh dada miliknya. Nikmat.
Pergulatan bibirnya tak kunjung lepas. Tetsuya pasrah berada didalam dominasi Seijuuro. Ah, lebih tepatnya menikmati. Sejak lama ia menunggu hal ini akan terjadi padanya. Dimana Sensei yang selalu ia kagumi menjamah tubuh pucatnya yang belum pernah tersentuh oleh siapapun.