Mungkin aku serupa hamparan laut, yang membuat perahu milikmu terombang-ambing dalam derasnya egoku. Dan aku tau, sesuatu yang kau cari tidaklah sedangkal permukaan. kau perlu menyelam dalam-dalam, walau kau tau itu akan membuatmu tenggelam, membeku dalam ruang yang senetral kelabu.
Maaf bila aku membiarkanmu lelah, terus berlayar tanpa petunjuk arah. Namun aku belum bisa memberimu sesuatu yang pasti, seperti apa yang selama ini kau cari-cari. Raguku masih saja membatu, rasaku masih tersendat dalam ujung lidah yang kelu. Tidak apa selama angin timur masih berhembus, tak masalah selama gerimis masih belum menjadi abu.
Takdir masih ingin bermain-main denganmu, karena katanya itu seru dan lucu. Semesta masih ingin melihatmu berjuang, masih ingin melihatmu mengusap peluh berulang-ulang. Kau boleh membentak, memberontak atau menjerit dan memaki bahwa ia jahat dan tak berotak. Karena semesta merindukan ekspresi lain dari air wajahmu, dengan pilu atau dengan emosi yang menggebu-gebu.
Teruslah berjuang, harapku. Kau pantas mengibarkan asmaramu di tengah perkasanya sang laut biru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfection and You [On Going]
Teen FictionKata-kata bisa menjadi cerita Kata-kata bisa menjadi pewakil rasa Kata-kata bisa menjadi perantara Ketika perasaan hanya mampu mengeja tanpa bisa bersuara, Ketika pikiran tidak mampu terungkap lewat kata yang terucap, Ketika seorang Amara Oceana ing...