(♥ω♥ ) ~♪
.
.
.
"Bin, lapeeeeer" Minhyun memeluk Hyunbin yang kebetulan belum tidur.
"Mau makan apa, hm?" Hyunbin mengusap kepala Minhyun lalu ia kecup.
"Kulineran aja, yuk?" Minhyun semakin mengeratkan pelukan nya.
"Jam segini ada resto yang buka emang, yang?"
"Adaaa, Bin. Itu resto samgyetang punya Bibi Seo. Kesana, yuk?"
"Yaudah. Aku ganti baju dulu ya" Hyunbin beranjak dari ranjang. "Kamu ga ganti baju?"
"Gak, ah. Gini aja sama nanti pake celana panjang" Hyunbin ngangguk dan ngambil celana panjang Minhyun yang kebetulan ada di samping lemari Hyunbin.
"Makasiiih" Minhyun tersenyum lebar saat Hyunbin mengambil celana panjang nya. Di balas Hyunbin dengan senyuman serta kecupan di pipi Minhyun.
Gemas karena Minhyun terlihat sangat lucu.
.
.
.
Setelah beberapa menit perjalanan, mereka sampai di resto samgyetang milik Bibi Seo, yang kebetulan dekat dari rumah nya. Jadi mereka memilih untuk berjalan kaki.
"Bi, Samgyetang nya satu" Hyunbin sedikit berteriak ke arah Bibi Seo dan di balas anggukan oleh Bibi Seo.
"Kamu gak mau?"
"Aku nyicip aja dikit. Masih kenyang" Minhyun mengangguk lalu memakan kimchi yang tersedia sebagai side dish.
Saat sedang berbicara dengan Minhyun, teman Hyunbin menyapa "Eh, Bin. Lagi makan di sini juga?"
"Iya, Dan. Minhyun laper malem-malem. Lu juga laper?"
Daniel tersenyum lebar, "Seongwoo ngidam gue jadi di suruh beli samgyetang"
Minhyun dan Hyunbin mengangguk, "Udah dulu ya. Pesenan gue kayak nya udah jadi. Dluan bye" Daniel pun beranjak pergi.
"Udah, yang. Ga usah di pikirin" ujar Hyunbin ketika melihat ekspresi Minhyun.
"Aku udah ga pengen makan. Pulang aja, ayo" Minhyun beranjak dari duduk nya, "Yang, Samgyetang nya belom abis. Kamu mau buang-buang makanan?" Hyunbin nahan tangan Minhyun.
"Tinggalin aja" Minhyun melepas genggaman Hyunbin lalu segera keluar dari resto nya. Hyunbin menghela nafas pelan lalu buru-buru membungkus samgyetang nya dan mengejar Minhyun.
Hyunbin meletakan samgyetang nya di dapur setelah sampai di rumah. Melewati Minhyun yang kebetulan berada di ruang tengah.
Minhyun menghampiri Hyunbin karena sedikit merasa bersalah tadi ia sudah meninggalkan Hyunbin. "Kenapa lagi, hm? kan aku udah bilang ga usah di pikirin" ujar Hyunbin lalu berbalik karena ia tau Minhyun mengikuti nya.
"Tapi aku juga mau baby" Minhyun cemberut sambil memainkan lengan sweater nya.
Hyunbin menghela nafas pelan karena melihat Minhyun yang menggemaskan. Mencoba menahan karena Minhyun harus sesekali di tegaskan.
"Iya, tapi kan aku juga udah bilang mungkin yang di atas belum kasih"
Permasalahan di pernikahan mereka karena anak. Minhyun yang menginginkan anak tapi belum tercapai. Padahal Minhyun dan Hyunbin menikah lebih dulu di banding Daniel dan Seongwoo.
"T-tapi-" ucapan Minhyun terpotong karena Hyunbin, "Udah ya. Aku ga mau berantem tengah malem gini. Kamu tidur sana" Minhyun tau, Kalau Hyunbin sudah bilang begitu arti nya dia marah Hyunbin selalu menghindari pertengkaran atas dasar emosi. Hyunbin lebih suka mereka beragumen kalau sudah kepala dingin.
Tepat pukul 03.00 AM, Minhyun masih terbangun. Akhir-akhir ini kebiasan baru nya muncul, 'Tidak bisa tidur kalau tidak di peluk Hyunbin' Minhyun menghela nafas menenangkan diri kalau-kalau nanti ia di omeli lagi oleh Hyunbin.
tok tok tok
cklek
Hyunbin yang sedang menyelesaikan perkerjaan nya menoleh kearah pintu dan melihat Minhyun yang mengintip dari pintu membuat hanya kepala nya saja yang terlihat.
"Bin, Maaf" walaupun sekedar cicitan kecil, Hyunbin mendengar apa yang Minhyun katakan karena meja nya dengan pintu memang tidak terlalu jauh.
"Minhyun ngaku salah tadi tiba-tiba ninggalin Hyunbin di resto" Aduh, Hyunbin lumer sudah kalau Minhyun sudah menggunakan nama untuk menyebut diri nya.
"Sama tadi -hiks- tengkar sama Hyunbin" Minhyun nya nangis Hyunbin dengan panik langsung beranjak dari meja kerja nya menghampiri Minhyun, "Kamu kenapa nangis, hey" dan mengusap air mata Minhyun.
Minhyun dengan cepat memeluk Hyunbin, "Aku takut. Hyunbin serem. Jangan diem gituuuu" Hyunbin terkekeh kecil mendengar jawaban Minhyun, lalu menepuk punggung Minhyun sambil mengeratkan pelukan nya.
"Udah ya, Jangan nangis. Kan udah baikan sekarang" Minhyun mengangguk walau masih sesegukan.
Hyunbin menggendong Minhyun untuk ke kamar sambil mengusap-usap punggung Minhyun seperti menidurkan anak bayi. Sampai di kamar Hyunbin menurunkan Minhyun yang sudah tertidur di gendongan nya, membuat Hyunbin reflek tersenyum.
Hyunbin mengecup dahi Minhyun, "Saranghae" lalu ia beranjak ke bagian ranjang yang kosong untuk tidur juga.
TBC for this chapter.
.
.
Ada yg masih menunggu?
♪ ♬ ヾ(´︶'♡)ノ ♬ ♪Terima kasih sudah membaca
♪\(*^▽^*)/\(*^▽^*)/