broken heart;

33 9 1
                                    

"Semuanya bakalan baik-baik aja, Rin."

Tapi cewek itu tetap menangis. Sepertinya ucapan Taeil nggak berhasil bikin dia tenang.

"Aku kan udah bilang. Taeyong itu baik ke semua orang. Kalo mau baper ya bukan ke dia tempatnya."

"Udah udah, aku nggak bermaksud marahin kamu."

Mereka lagi di taman belakang gedung fakultas seni. Parahnya, Taeil udah berapa kali dapet tatapan nggak enak dari orang-orang yang lewat. Kesannya kayak dia udah jahatin cewek di sampingnya.

"Ayo aku antar kamu pulang ya," ajaknya dan langsung menggapai tangan Lorin.

Mereka jalan ke parkiran sambil gandengan tangan. Takut Lorin nya
hilang alias ngacir ke tempat lain.

"Ada gunanya juga kan aku bawa helm dua. Padahal nggak boncengin siapa-siapa," ucapnya, merasa bangga karena akhirnya ia dibutuhkan.

"Aku gamau pulang."

Taeil yang lagi lepasin kaitan helm di motornya langsung noleh, "Aku nggak mau ngajak kabur kamu loh," ujarnya memperingati.

"Aku cuma butuh waktu diluar aja. Pulangnya agak telat, gapapa kan?"

Taeil memasangkan helm ke kepala Lorin, "Terus mau kemana?"

🔸🔸🔸

"Sampai kapan mau diem terus? Mending kamu tuh bawelin akunya, lebih baik."

Lorin daritadi cuma ngaduk-ngaduk es krim aja kerjanya. Pantes Taeil kesal. Dikira patung apa ya. Udah sepuluh menit cuma didiemin gitu doang.

Taeil ngambil gelas es krim Lorin yang akhirnya bikin cewek itu menoleh ke arahnya, "Mas Taeil, balikin."

"Nggak ah, kamu tuh malah diemin aku terus. Emangnya aku patung apa."

"Gapapa, jadi patung dulu. Biar akunya seneng."

Taeil ngegeleng, "Aku nolak."

"Siapa yang nembak Mas coba?"

"Maksudnya bukan gitㅡah udahlah."

Taeil ngasihin es krimnya lagi, "Ini dimakan. Abis itu kita pulang."

"Yah, kok pulang sih?"

"Kan nggak ada yang diomongin?"

"Tapi gamau pulang, Mas."

"Mau ngapain lagi?"

"Masih mau diluar. Mas Taeil temenin ya?" bujuk Lorin sambil ngeluarin jurus mautnya, puppy eyes.

Tentu aja Taeil nggak bisa nolak.

"Iya, aku kan udah janji bakal selalu ada buat kamu."

"Yeay!" seru Lorin. Gadis itu langsung menghampiri Taeil dan memeluknya, seolah itu bukan sebuah masalah.

"Lorinㅡ"

Gadis itu menoleh, "Kenapa Mas?"

"Enggakㅡgapapa hehe"

🔸🔸🔸

Namanya Taeil Purnama. Biasa dipanggil Mas Taeil. Orangnya penyabar banget, apalagi buat dengerin Lorin yang sering cerita ke dia. Sampai pagi juga siap.

"Mas, aku mau lupain Taeyong."

Perkataan Lorin malam itu bikin Taeil tersenyum, "Iya kamu harus lupain dia. Mas dukung, demi kebaikan kamu."

Sebelumnya, Lorin cerita sambil nangis-nangis kalau dirinya udah salah suka sama Taeyongㅡsalah satu kakak tingkatnya.

Dia baru tahu kalau Taeyong itu udah punya pacar, hari itu Lorin lihat dengan mata kepalanya sendiri kalau gebetannya itu jalan gandengan tangan sama pacarnya.

"Mas, jalan yuk."

"Malam ini juga? Kamu tuh udah janji loh mau pulang abis ini."

Setelah jajan es krim, mereka pindah ke kawasan pasar malem gitu. Lorin belanja beberapa barang. Seperti baju dan celana baru. Taeil juga sempet beliin Lorin boneka panda gitu.

"Siapa yang bilang malam ini juga sih? Orang aku ngajakinnya kapan-kapan lagi."

Taeil bernapas lega, "Ya kan Mas kira kamu belum mau pulang lagi. Mau diundur sampai kapan coba?"

"Makanya dengerin dulu dong," balas Lorin nggak mau kalah.

"Yaudah pulang yuk, udah malem."

Lorin mengangguk dan mereka berduapun jalan ke parkiran.

Taeil ngaitin plastik belanjaan milik Lorin di motornya. Kecuali boneka yang katanya mau Lorin pelukin aja di motor. Taeil kan jadi mesem-mesem sendiri.

"Mas, aku tuh takut kalo kamu udah mesem-mesem sendiri gitu. Nggak kesurupan kan?"

"Hus! Ngomongnya yang enggak-enggak aja."

Taeil ngebuka tasnya, berusaha ngambil sesuatu. Sebuah jaket yang kemudian dia kasih ke Lorin, "Dipake, udaranya dingin."

"I-iya Mas."

🍒tbc🍒

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

No Longer +Moon TaeilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang