MB 5

3K 215 18
                                    


perjanjian ku dengan PD-Nim tempo hari masih menghantui pikiranku sampai saat ini. apakah aku benar-benar harus bersikap jahat seperti itu kepada Taehyung? tapi kalau di pikir-pikir mustahil seorang idol seperti Kim Taehyung bisa jatuh hati padaku nantinya. aku jadi penasaran seperti apa sosok perempuan yang membuat Kim Taehyung seolah terhipnotis olehnya. 

"Noona...." pundakku ditepuk seseorang. aku segera menoleh kebelakang dan melihat Jungkook sedang melebarkan senyum kelincinya padaku

"Oh... Jungkook-a, wasseo? bagaimana dengan kakakmu? apakah dia sudah sampai ke Indonesia?" Jungkook mengangguk dan mengambil posisi duduk disebelahku. pria kecil ini nampaknya cukup sedih karena ditinggal jauh oleh kakak satu-satunya

"Jadi apa kita akan mengadakan konser di Indonesia?" 

"Tentu saja." jawabku sumringah. setelah rapat kemarin yang memakan waktu cukup lama, akhirnya pihak agensi menerima tawaran dari promotor Indonesia untuk mengadakan konser disana. aku baru tahu, untuk mengundang tujuh pria tampan ini ternyata butuh biaya yang tak sedikit. paling tidak harus ada beberapa lamborghini Veneno yang kau jual untuk mengundang mereka ke tempatmu.

"Jungkook-a, aku dari dulu penasaran tentang satu hal. jika aku mengatakannya maukah kau menjawab pertanyaanku?"

"Geurae, selama tidak menyangkut masalah jodoh aku akan menjawab." kelakarnya membuat ku mendengus sebal. memang siapa juga yang akan menanyakan tentang jodoh padamu? dia baru dua puluh satu tahun, mana mungkin dia akan menikah diumurnya yang masih seumur jagung itu

"Aku sekarang tahu kalau mengundang kalian ke suatu negara butuh uang yang tidak sedikit. lalu apakah setiap member akan dapat penghasilan setelah pulang dari suatu negara?"

"To the point saja kalau kau ingin menanyakan gaji setiap member!" aku hanya cengengesan menanggapi ucapan Jungkook. aku pikir jika bertanya seperti itu akan teralalu lancang, tapi ternyata Jungkook sudah bisa menangkap maksudku.

"Tergantung.. pada dasarnya gaji kami bertujuh sama, hanya yang membedakannya kalau salah seorang dari kami ikut veriety show atau acara pribadi, maka itu akan jadi bonus tersendiri. juga, kalau lagu yang kau tulis ikut masuk sebagai salah satu trek dalam album, maka kau akan dapat komisi disana." aku masih belum puas dengan jawaban Jungkook hingga aku memberanikan diri menanyakan berapa gaji yang biasanya ia terima

"Hm.... sekitaran 9 digit." aku takjub. Dengan uang milyaran yang ia terima perbulan kemana perginya semua uang itu. bahkan ia bisa mendirikan agensi sendiri kalau ia mau

"Aku bisa saja berhenti jadi idol dengan penghasilan ku selama ini, tapi kami sudah punya kontrak dengan agensi. jika sampai kami berhenti ditengah jalan tanpa sebab yang jelas maka kami akan mengganti dua kali lipat dari jumlah yang sudah kami terima selama ini." ternyata begitu... sekarang sedikit banyaknya aku sudah paham kalau kehidupan industri dunia hiburan korea itu sangatlah keras. Maka tak heran kalau sampai ada pekerja dunia industri tersebut yang memilih mengakhiri hidup karena kerasnya dunia yang mereka jalani. Bahkan mereka harus siap menjalani semua aturan yang ditetapkan agensi jika mereka sudah menandatangani kontrak yang hampir delapan puluh persen lebih menguntungkan perusahaan.

"Aku punya satu pertanyaan lagi." Jungkook mendesah berat, ia menyandarkan tubuhnya ke belakang dan menatapku dengan malas.

"Sebenarnya kau itu managerku atau anggota dispacht? kau seperti sedang melakukan wawancara eksklusif denganku." aku cekikan. Siapa lagi yang bisa ku tanyai disaat seperti ini kalau bukan Jungkook.

"Tentang mantan kekasih Taehyung!" mata Jungkook membulat. Ia langsung duduk tegak dan mengode ku agar bicara tidak terlalu keras

"Jika staf lain mendengar masalah ini maka Taehyung hyung akan dalam masalah." bisik Jungkook. Matanya berpendar sekeliling untuk memastikan tidak ada orang lain di tempat ini selain kami

Manager BerhijabTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang