"Dokter?"
Rian terlonjak ketika mendengar suara yang memanggilnya.
"Sudah merasa baikan?"
"Ya dok."
"Kalau begitu, biarkan saya obati lengan bagian belakangmu ya.."Anak kecil yang terbaring di brankar rumah sakit tersebut meringis ketika Rian menempelkan kapas yang telah dilumuri oleh alkohol dan dengan hati-hati Rian menutup luka tersebut dengan band-aid.
"Tidak terlalu sakit 'kan?"
Anak kecil tersebut mengangguk dan melontarkan senyuman tipis, "terimakasih"
"Sama-sama. Siapa namamu?"
"Namaku calvin."
Rian tersenyum dan mengusak rambut calvin pelan.
"Senang bertemu denganmu, Calvin. Aku Rian."
Rian mengulurkan tangannya dan disambut oleh jemari mungil Calvin.
Calvin memberikan sebuah senyuman manis dan menatap Rian dengan antusias,
"Jika aku sudah besar, aku ingin sekali menjadi dokter seperti dokter Rian."
Rian hanya dapat tersenyum. "Benarkah? Itu bagus."
Calvin mengangguk, "Karena dokter adalah orang yang mengobati seluruh prajurit yang terlukan 'kan?"
"Betul, lebih tepatnya dokter dan perawat." Rian menimpali perkataan Calvin.
Calvin mengacungkan kedua jempolnya ke hadapan Rian, "Dokter benar-benar pahlawan."
.
.
.
.Sudah hampir 2 tahun berlalu semenjak kemerdekaan Indonesia.
Kata 'merdeka' seharusnya membawa kegembiraan bagi setiap orang. Tentu, Jepang sudah tidak lagi menduduki wilayah Indonesia, namun kembalinya Belanda melalui agresi militer membawa kabar buruk bagi seluruh rakyat Indonesia, tidak terkecuali Rian.
.
.
.
.Rian berjalan pelan menelusuri lorong rumah sakit, sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku jas dokter miliknya.
"Rian!"
Rian menghentikan langkahnya. Kemudian menoleh ke belakang, dan menemukan Anthony sedang berlari kecil kearahnya."Pasien kecilmu tadi benar-benar tangguh."
"Oh? Kau bertemu dengannya?"
"Aku melihat kalian berdua berbicara tadi, dan kurasa usianya masih cukup muda."
"Ya, namanya Calvin. Dia hidup sebatang kara. Sekarang dia hidup di asrama tentara dan membantu prajurit membersihkan senjata."
Anthony mengangguk,
"Calvin bilang orangtuanya gugur dalam medan perang." Ujar Rian.
"Sungguh malang nasib anak itu, semoga Tuhan selalu melindunginya."
"Ya, kuharap juga begitu."
"Tugasmu hari ini sudah selesai kan? Ayo kita pulang" Ajak Anthony, sambil melingkarkan lengannya di bahu Rian.
"Hm. Ayo."
tbc.
ㅡ
Hai!
Aku author baru di perkapalan lokal🤣
sebenernya udah cukup lama berlayar di kapal lokal, tapi baru berani nyoba nulis sekarang ini :3Salam kenal ya semuanyaaa!
Panggil aku gin aja😝Btw, cerita ini terinspirasi dari film pearl harbour, dan mv katy perry - thinking of you.
Latarnya aku ubah di zaman kolonial, biar lebih terasa lokalnya hehe. Aku masih harus baca2 ulang sejarah soalnya terakhir belajar sejarah ya waktu SMA🤣
Mungkin segitu dulu bacotanku,
Voment ya! Terimakasih💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky✔
FanfictionSelama langit masih menampakan bintangnya, maka Rian percaya Fajar akan tetap berada di sisinya. warn! bxb! mpreg! Fajri, Jothony