Happy reading❣️
"Aku pulang ya" pamit Rafhka.
"Iyaaa, ke apart kan?" tanya Ghea.
"Heem, mau istirahat soalnya nanti aku balik ke Bandung ga bakal kesini dulu, mau langsung" jelas Rafhka.
Ghea mengangguk, lalu menundukan wajahnya, dia tidak berani menatap Rafhka, pasti ia akan menangis.
"Sini" Rafhka menarik tubuh Ghea lalu merengkuhnya. Tidak sanggup menahan, Ghea pun meneteskan air mata yang sedari tadi sudah menumpuk di pelupuk mata.
"Jangan cengeng" kata Rafhka sambil mengusap kepala Ghea.
Rafhka menangkup wajah Ghea lalu mengusap jejak air mata menggunakan ibu jarinya.
"Jangan pernah hianatin aku Ka, jaga hati kamu buat aku. Baik baik disana, jujur aku takut kamu di ambil orang, pasti disana banyak cewe cantik, seksi pula" kata Ghea sembari menangis.
Rafhka terkekeh mendengar ocehan Ghea, menurutnya itu sangat lucu, apalagi Ghea mengocehnya sambil menangis. "Lucu banget si, ga bakal lah, aku cape aja ingetnya ke kamu, inget kalo di Jkt aku punya makhluk mbul yang lagi nunggu nungguin aku, jangan khawatir sayang, hati aku cuma punya kamu" Sekali lagi Rafhka mengusap air mata yang jatuh ke pipi Ghea, Ghea tersenyum lalu memeluk kekasihnya itu erat.
"Ibu sama ayah kamu belum pulang?" tanya Rafhka tiba tiba.
"Tanpa aku jawab juga kamu pasti tau jawabannya" jawab Ghea malas lalu melepaskan pelukannya.
Rafhka terkekeh melihat raut wajah Ghea yang mulai berubah lalu mencubit pipi Ghea gemas.
"Ah sakit" gerutu Ghea.
"Dengerin aku ya" kata Rafhka.
Ghea memutar bola matanya malas, "Pasti ceramah lagi"
Rafhka yang melihat itu langsung menangkup pipi Ghea dengan kedua tangannya. Ghea pun mau tidak mau mendengarkannya dengan serius sembari menatap lekat manik hitam milik Rafhka.
"Ibu sama ayah kamu itu kerja siang malem kaya gini buat kamu. Jadi kamu jangan pernah ngambek atau kesel sama mereka. Okay?" Sambung Rafhka memberi tahu.
"Siapp bos, aku usahain buat ga marah sama mereka" kata Ghea dengan senyuman manisnya.
Rafhka mengusap pucuk kepala Ghea gemas lalu kembali memeluk Ghea.
"Eh, bang Gio masih nongkrong?" tanya Rafhka.
"Tadi dia chat aku, katanya si udah pulang. Palingan juga di dalem" jawab Ghea.
"Oh gitu. Anter aku ke bang Gio yu, mau pamitan" ajak Rafhka.
Ghea mengangguk lalu sedikit menarik lengan Rafhka untuk masuk ke dalam rumahnya.
"Bang!!" teriak Ghea.
"Assalamualaikum dek" kata Gio yang baru saja keluar dari dapur memperingati.
"Eh. Assalamualaikum abang" ucap Ghea
"Nah kan enak"
"Eh Rafhka?!" pekik Gio seraya mendekat ke arah Rafhka.
"Iyaa bang. Gue pamit pulang ya, udah malem" pamit Rafhka kepada Gio.
"Cepet banget anjir, kita ae belum sempet nongki" kata Gio yang membuat Rafhka tertawa keras.
"Kapan kapan deh, lagian gue sekarang balik ke apart bukan ke Bandung. Besok baru caw"
"Yaelah nginep ae disini" ucap Gio yang membuat senyum Ghea merekah.
"Next time aje dah, gue mau charger otak gue besok biar lusa fit"
Perubahan wajah Ghea terlihat jelas, drastis sekali.
"Banyak bacot lu bang, biarin dia balik, cape tuh" kata Ghea sinis.
"Bodo amat"
Rafhka terkekeh melihat tingkah dua saudara ini.
"Yaudah, aku pulang dulu. Besok aku langsung ya ga kesini dulu? takut macet, Minggu depan libur sih 3 hari, nanti aku sempetin kesini lagi deh" kata Rafhka yang membuat Ghea ingin menangis.
"Cengeng banget da" ejek Taehyung.
"Yo bang, gue pamit"
Rafhka memeluk kekasihnya itu sebentar lalu melepaskannya dan berlalu untuk pulang ke apartemen lama nya.
"Hm.."
Suasana menjadi hening ketika mobil Rafhka sudah keluar dari halaman rumah Ghea dan Gio.
"Bang gue ke atas ya"
Gio mengelus kepala sang adik lalu tersenyum manis. "Iya, jangan tidur malem malem ya" perintah Gio yang di balas anggukan oleh Ghea.
Ghea hendak pergi ke kamarnya, tapi tak lama Gio memanggilnya lagi dengan suara cukup keras.
"Dek!" teriak Gio.
"Apa?" tanya Ghea bingung.
"Temen gue mau pada kesini. Lo jangan keluar dari kamar" kata Gio memperingati.
Ghea tidak heran lagi melihat sikap abangnya yang seperti itu. Sudah biasa baginya, pacaran dengan Rafhka saja butuh perjuangan untuk mendapat restu. "Iyaa bang,tapi kalo gue turun ambil air minum boleh kannn?" tanya Ghea.
"Chat gue aja,nanti di anter ke kamar" jawab Gio cepat.
Ghea mengangguk lalu pergi ke kamarnya.
"Cepet banget balik, kaya ada yang mau di temuin aja" gumam Ghea menunduk dalam. Saat sampai di kamar ia melihat topi yang ia pinjam pada Rafhka tadi. "Pikun lu Ghe, liat kan sekarang Rafhka pulang tanpa bawa topi" -batin Ghea.
Dia merutuki kesalahannya karena lupa mengembalikan topi itu, setelah puas menyalahkan diri nya sendiri, ia pun langsung segera berniat untuk mandi, karna sekarang sudah lumayan malam.
Tak butuh waktu lama Ghea pun sudah siap dengan pakaian tidurnya. Ia berniat untuk menelpon Gio karna tenggorokannya terasa sangat kering.
Tapi nihil, telponnya tak kunjung Gio angkat. Ghea pun mencoba mengirim pesan. Siapa tau di balas. Ghea menunggu sampai 10 menit, tapi tak ada tanda tanda balasan.
Karna Ghea sudah merasa sangat haus, ia pun memutuskan untuk mengambilnya sendiri. Persetan dengan Gio. Ia sangat haus saat ini.
"Dek" panggil seseorang yang ia kenali suaranya. Yaitu Rega.
"Eh bang. Bang Gio kmna yak?" tanya Ghea.
"Noh" tunjuk Rega pada seseorang yang tengah sibuk memasak di dapur.
Ghea hanya mengangguk lalu pergi ke arah dapur dimana abangnya berada.
Saat hendak memasuki dapur, ada yang menepuk pelan pundaknya lalu tersenyum manis.
"Hai. Udah lama kita gak ketemu"
"E-eh iya bang" ucap Ghea kikuk.
"Gimana kabar lo dek?" tanya lelaki tersebut.
"B-ai--"
"Ngapain lo disini, masuk sana" perintah Taehyung yang tiba tiba muncul di balik punggung lelaki tersebut.
"Gue haus. Gue nelepon lo gak di angkat" kata Ghea kesal.
"Eh gue kesana dulu dah ya" pamit lelaki tersebut.
"Yaudah sana masuk,nanti gue anterin" ucap Taehyung dingin.
Ghea hanya mengangguk pasrah, mengapa abangnya sangat mengekangnya? apa salahnya. Pikirnya begitu.
Saat Ghea hendak pergi, tiba tiba Gio menarik tangan Ghea lalu mengucapkan sesuatu di dekat telinganya.
"Jangan pernah kecewain abang lagi dek"
Bersambung..
See u❤️©️Vinn