Prolog

16.3K 967 67
                                    

Suara bel pulang terdengar begitu jelas, terlihat seorang siswa tengah terburu-buru merapikan buku-bukunya. Pemuda bermata musang dengan paras yang cukup tampan.

"Yun, ayo ikut. Apakah setiap hari kau harus segera pulang cepat?" Ajak seseorang disana. Pemuda tampan bernama Yunho itu pun hanya tersenyum.

"Maaf, aku tidak bisa. Aku harus segera bekerja sambilan. Lain kali akan aku usahakan, yah walau tidak janji." Ujarnya. Terlihat beberapa wanita kecewa akan hal itu. Yunho pun segera beranjak dari kursinya dan segera pergi meninggalkan kelas. Sesekali ia melihat jam yang berada ditangan kanannya.

"Sial." Gumamnya pelan. Ia pun berlari setelahnya, entahlah sepertinya ada yang ia kejar saat ini.

Jung Yunho, pemuda 18 tahun. Pemuda yang menjadi idola wanita disana, tetapi sampai detik ini tidak ada satupun yang mampu merebut hatinya. Pemuda ini cukup misterius, ia tak pernah bergabung pada acara luar jam sekolah. Ia selalu pergi terburu-buru seakan mengejar sesuatu.

...

Di lain tempat, seseorang hanya mampu terdiam. Pandangannya kosong, bahkan tak ada kata yang perlu ia ucapkan.

"Sudah aku katakan bukan dari awal? Jauhkan anakmu dari preman itu, dan sekarang lihat?" Hanya terdengar helaan nafas ketika pria yang berstatus Ayah tersebut melihat kondisi putranya.

.....

Yunho sudah sampai disebuah rumah, ia pun tersenyum ketika dua balita menghampirinya, ia segera memeluk erat keduanya dan menggendong keduanya secara bersamaan.

"Apa kalian nakal?" Tanya Yunho.

"Niiiiii." Teriak keduanya.

"Tidak berbohong dengan Appa?" Tanyanya. Stop! Apakah aku sedang tidak keliru? Dia, Jung Yunho, 18 tahun memiliki anak berusia sekitar 2 tahun setengah?

Jika kalian bertanya itu, jawaban itu semua adalah benar. Yunho memiliki kedua anak itu di usia sangat muda.

"Ajhuma, terima kasih membantuku. Aku akan membawa mereka ketempat kerja." Ujar Yunho tersenyum. Wanita itu pun tersenyum dan mengangguk. Yunho segera menurunkan kedua anaknya dan menuntun mereka. Yunho tersenyum bersama keduanya.

"Apa? Menggugurkannya? Tidak Yun! Aku takut!"

Yunho hanya tersenyum miris mengingatnya, jika sampai saat itu sang kekasih benar-benar menggugurkannya, mungkin tak akan pernah ada si kembar.

"Kau tahu? Kau itu brengsek Yun. Hiks aku membencimu. Sangat membencimu!"

Yunho menghentikan langkah dan mengangkat kedua putranya.

"Aku memang brengsek, bahkan naif dan menghilang, tetapi bagaimanapun aku tak akan pernah melepas mereka. Sampai mati pun mereka akan tetap denganku. Ini sumpahku. Percayalah, Appa sangat menyayangi kalian nak."

"Thalange." Ujar Yunho meledek kedua anaknya, terlihat bibir mereka mengerucut karena mereka berpikir sang Ayah salah dalam berbicara.

"Butan thalange ppa, apina thalange." Koreksi si sulung, Yunho hanya terkekeh.

"Neee, thalange. Appa agiana thih." Yunho semakin gemas mendengarnya. Ia yakin dan sangat yakin ia mampu hidup bersama kedua anaknya dengan damai, tanpa seorang pun mengusik kehidupannya saat ini.










NEXT?

BUAT FALLING IN LOVE WITH PURE BLOOD GGI PENDING/? DULU, SOALNYA AGAK BUNTU.
INI FF JUGA GA AKAN LAMA KOK KAYAKNYA. KALAU LANCAR
LOL

 KALAU LANCAR LOL

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Baby, don't cry✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang