001

1K 63 7
                                    

          Jeonghan tidak mengerti kenapa dia begitu bodoh, matanya telah tertutup oleh cinta. Ia tak masalah menjadi pelarian atau simpanan pria yang ia cintai, Joshua. Asal ia bisa bersama pria itu, tetap berada dalam pelukannya dengan nyaman tanpa takut ditinggalkan.

Jika kalian bertanya kenapa ia begitu ketergantungan dengan pria itu, jawabannya karna si yatim piatu itu menganggap Joshua adalah segalanya. Sejak kecil setelah ayah Jeonghan membuangnya dulu, Joshua adalah seorang teman yang pertama kali mengulurkan tangan padanya. Menawarkan kasih sayang dan kebahagiaan tiada tara. Joshua adalah anak dari donatur panti tempat Jeonghan dulu dibesarkan. Dari sanalah mereka bertemu.

Bertahun-tahun mereka lewati bersama hingga usia remaja Jeonghan merasakan perasaan lain dihatinya saat bersama pria pemilik cat eyes itu. ia jatuh cinta, dan dengan naif menilai Joshua juga pasti mencintainya.

Tapi ternyata ia salah, Joshua mencintai orang lain. Orang yang selama ini Jeonghan kira hanyalah sahabat karib Joshua. Dia Choi Seungcheol.

Jeonghan mengetahui itu disaat hari kelulusan SMA, Seungcheol dan Joshua dengan ceria memamerkan cincin pertunangan dan mengatakan mereka akan hidup bersama.

Hati Jeonghan terasa hancur sebagai wanita, tentu saja. Ia kalah dengan seorang pria. Tak ada kesempatan lagi baginya untuk memiliki Joshua. Tapi ia tetap tak bisa menjauh, ia akan tetap menempel pada cintanya dalam sebuah kamuflase bernama persahabatan.

Namun ternyata ini bukanlah akhir kisah cinta segitiga ini, cerita yang sesungguhnya baru saja dimulai.

.

Hanamizuki

.

Jeonghan mengaduk moccachinonya malas, ia tengah menunggu sahabatnya Joshua yang harusnya datang 30 menit yang lalu. Alasan macet katanya, mereka biasa bertemu diakhir pekan disaat sama-sama libur bekerja. Joshua sekarang bekerja dirumah, mengurus rumah dan sesekali ke kantor semenjak menikah dengan Seungcheol tentu saja, sedangkan Jeonghan menjadi karyawan di kantor biasa dan masih betah melajang di usianya yang sudah menginjak 25.

Tring

Deringan bel menandakan pintu kafe telah dibuka, Joshua datang setengah berlari ia memakai sweater navi dan rambut hitamnya basah terkena air hujan. Jeonghan menoleh saat Joshua memegang bahunya dan tersenyum.

“Maaf membuatmu menunggu, biasanya aku tepat waktu kan?”

Jeonghan balas tersenyum memaklumi. “Santai saja, belum satu jam kok. Dan kau juga harusnya tak perlu menembus hujan demi aku... kau bisa sakit”

Joshua mengambil tempat duduk didepan Jeonghan, kemudian meminum moccachino Jeonghan tanpa permisi “Aku haus...” ia tertawa tanpa dosa.

“Aku akan pesankan lagi...” Jeonghan mengangkat tangannya dan seorang pelayan menghampiri meja mereka guna mencatat pesanan keduanya. Begitu pelayan pergi barulah Jeonghan bertanya. “Kau ingin curhat apa lagi tuan Hong?”

Joshua menatap Jeonghan serius, ia sedikit malu untuk mengatakan apa yang ia inginkan kali ini. “Aku ingin punya anak han....”

“Huh? Kau kan bisa adopsi anak dipanti Josh, sekalian menabung pahala juga mengurus anak yatim...” saran Jeonghan enteng, namun Joshua menggeleng.

HANAMIZUKI [JEONGCHEOLSOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang