Beberapa jam kemudian, Pegasus itu membawaku ke sebuah tempat. Kutebak, tempat itu adalah yang ia maksud, tempat Demeter. Di depanku hanya tampak kabut tebal. Pegasus itu terbang kebawah dan mulai turun menuju kabut itu. Entah apa yang ia cari di dalam kabut.
Semakin kami memasuki kabut itu, semakin nampak pemandangan sebuah hutan yang sangat indah. Tunggu. Hutan itu seperti. Terbang! Seakan hutan itu berada diatas udara dan terpisah oleh jurang di depannya, terpisah dari daratan yang lain. Aku sangat terkejut melihat pemandangan kali ini. Baru pertamakali kulihat daratan yang terpisah.
Kami melewati sebuah papan kayu terbang berukuran besar yang bertuliskan:
μυθικό δάσος
Kami mendekat ke hutan itu. Baru kusadari, di antara jurang yang memisahkan kedua daratan itu ada seekor naga yang sangat besar. Tingginya sekitar tujuh meter. Naga itu memiliki sepasang sayap dan kulit yang sangat tebal. Sorot matanya sangat tajam. Tiba – tiba, dari mulutnya tersembur api untuk membuat kabut yang sepertinya merupakan perbatasan hutan tersebut dengan daratan lainnya.
"Naga itu bertugas melindungi hutan ini. Sampai saat ini, dialah yang paling jeli matanya diantara makhluk- makhluk disini", jelas kuda yang memberiku tumpangan.
Pegasus itu membawaku hingga kedepan gerbang sebuah istana yang megah. Sepertinya, dinding – dinding istana tersebut dibangun dengan batang pohon. Diujung dan didepan istana tersebut terlihat seperti menara pengawas yang berdiri diantara lebatnya pepohonan disekitarnya.
Didepan gerbang pintu masuk, Pegasus itu mempersilakanku untuk turun dari punggungnya. Ia menunduk agar aku lebih mudah untuk turun. Di depanku, nampak sekumpulan makhluk setengah manusia setengah kuda yang menjaga pintu tersebut. Mereka membukakan pintu untuk Pegasus. Kuda itu mempersilakanku untuk memasuki kastil lebih dulu. Makhluk itu mengenakan zirah lengkap dengan senjata berupa pedang dan perisai. Sebagian lainnya membawa tombak. Tinggi mereka sekitar dua kali tinggi badanku.
Aku berjalan menyusuri kastil itu dipandu kuda dongeng disebelahku. Aku sangat gugup karena baru pertamakali mengunjungi istana yang dinding – dindingnya terbuat dari batang pohon, atau bahan alam lainnya. Sungguh tidak wajar. Tiba – tiba, kuda dongeng disebelahku berbicara lagi.
"Panggil saja aku Pete", ujarnya. Aku hanya sibuk memerhatikan dinding – dinding kastil.
"Tidak perlu gugup", lanjutnya.
"Siapa yang gugup?" Aku baru tahu, kalau kuda dongeng juga bisa mengerti perasaan manusia.
"Omong – omong, mengapa kau bisa mengenali tempat ini? Lebih tepatnya, ini dimana? Yunani bagian mana?" tanyaku.
"Ini di sebuah tempat. Aku mengenali kastil ini karena aku bangsawan disini", jawabnya tegas. Besar kepala juga makhluk ini. Aku sedikit kesal dengan jawaban pertamanya. Sebuah tempat dimana?
Kami berbincang – bincang hingga akhirnya sampai di suatu pintu yang dijaga ketat. Aku dapat menyimpulkan demikian karena di depan pintu itu banyak makhluk manusia setengah kuda yang menjaganya. Mereka berbaris dengan rapi seperti akan menyambut seseorang. Tapi, sepertinya aku sudah mendapat izin untuk memasuki pintu itu. Makhluk itu membukakan pintu untuk kami. Aku segera memasuki pintu itu dengan kuda dongeng di sebelahku.
Aku jadi mulai senang memanggilnya dengan panggilan 'Kuda Dongeng'. Aku akan memanggil Pegasus itu demikian, walau ia tadi sempat mengatakan namanya.
Di lantai ruangan terdapat karpet dari daun palam yang dianyam. Di dinding – dinding terpasang obor yang tersusun rapi. Akhirnya, sampailah aku pada ujung karpet yang panjang itu. Nampak sebuah kursi- atau lebih tepatnya takhta kerajaan. Dan tentu saja terbuat dari perpaduan kayu pohon yang masih utuh dan daun – daun pohon.
Dari tadi, yang kulihat didalam kastil tersebut, hanyalah daun pohon, batang kayu pohon, buah – buahan, bunga – bunga yang indah, dan semuanya bagian dari hutan. Sepertinya pemimpin di hutan ini sangat menyukai nuansa alami hutan. Tapi anehnya, walaupun sebagian besar barang – barang di kastil terbuat dari bagian – bagian pohon, tetap terkesan megah dan indah.
Kami mendekati takhta tersebut. Aku semakin mendekat, namun tidak ada apa – apa. Kalau begitu, untuk apa aku mengunjungi ruangan ini selain untuk melihat – lihat? Aku hendak bertanya pada Pete. Belum sempat kulontarkan pertanyaan, tiba – tiba muncul sebuah kabut, dan ada seseorang yang sepertinya adalah 'ratu' di hutan tersebut. Ia terduduk anggun di takhtanya.
Perempuan itu berkulit hijau daun, dengan rambut dari daun yang aku sendiri tidak tahu jenis daun itu, tepatnya. Baju kebesarannya pun juga seperti terbuat dari daun. Semuanya yang ia gunakan dari daun. Rambut daun perempuan itu panjang sepinggang dengan sebuah mahkota kayu diatas kepalanya. Aku terpaksa menahan tawa karena penampilan perempuan yang serba hijau didepanku itu.
Aku tak dapat menahan tawaku, dan tiba – tiba senyum lebar terlukis di wajahku. Lalu, aku menutup mulutku, dan Pete mengisyaratkanku untuk membungkuk tanda hormat. Kuturuti saja perintahnya. Hitung – hitung, sebagai permintaan maaf juga, kan?
"Selamat datang di mythikó dásos", Kata orang aneh itu.
"Apa itu? Namanya aneh sekali", sambarku sambil tertawa kecil. Oh, tidak. Mengapa mulutku sendiri mengatakan hal itu? Pete menyenggol tanganku dengan salah satu dari keempat kakinya. Aku menatapnya sinis. Begitu pula orang aneh itu.
"Kau telah kuizinkan untuk memasuki hutan ini.Namaku Demeter, dan aku adalah ratu di hutan ini", katanya sambil beranjak dari takhtanya yang megah.
"Kau jangan mencoba kabur dari sini, atau kau akan kukutuk. Jika mencoba untuk memberontak, kau mati. Ada sesuatu yang kami, penduduk mythikó dásos perlukan dari dirimu", ancamnya. "Untuk saat ini, kau kuperbolehkan untuk jalan – jalan dan mengetahui sebagian dari hutan ini. Kau akan didampingi Pete, satu – satunya Pegasus disini."
"Tapi, mengapa aku bisa sampai disini? Bagaimana caraku pulang?" selaku.
"Aku juga tidak tahu. Yang pasti, aku tidak mengirimmu kesini. Caramu pulang, aku juga tidak tahu."
Aku hanya terdiam mendengarkan perkataan orang itu. Setelah mengatakan hal tersebut, tiba – tiba orang aneh itu hilang ditengah kabut yang ia keluarkan tadi. Aku kesal karena Demeter tidak dapat menjawab pertanyaanku yang sangat penting ini. Sebagai ratu, seharusnya ia mengetahui semuanya, 'kan? Pete keluar dari ruangan itu. Aku mengikutinya dibelakang.
----------------------------------------
Halo semuanya! makasih udah mau baca ceritanya, ya...
Jangan lupa untuk vote dan comment juga... Mohon maaf apabila ada kesalahan (typo), kalimat yang tercetak dua kali, dll...
Sekali lagi makasih...
YOU ARE READING
Petualangan Chloe (REPUBLISH)
FantasyChloe, yang karena masalahnya ia bertemu seekor pegasus yang menjadi sahabatnya. Ia diharuskan membantu penduduk hutan jika ingin kembali ke dunia asalnya. Ia mengalami banyak petualangan di dunia baru itu. Bisakah ia memecahkan masalah dan menyel...