Badai

13 1 0
                                    

Mina terbangun dari tidurnya. Gelap yang ia lihat, namun terasa membengkakan telinga di baliknya. Ini sudah kesekian kalinya. Mina mencoba terbiasa, namun akhirnya terusik juga.

Itu suara Eomma dan Appa-nya. Sejak satu tahun belakangan ini, sering sekali Mina mendengar pertengkaran mereka, khususnya malam hari. Suara piring pecah, gelas di lempar, atau pintu terbanting. Awalnya, ia sangat takut dan hanya bisa menangis. Namun, bagaimanapun juga terpaksa membuat seseorang menjadi biasa.

Pertentangan yang sama seperti malam-malam sebelumnya. Uang dan kekuasaan. Pasalnya, Appa seorang anggota dewan sedangkan Eomma memegang bisnis keluarganya. Apalagi yang mereka perhatikan kecuali kedua hal itu.

PPYYAARRR

Mina terkejut dan melonjak dari tempat tidurnya. Meskipun sudah terbiasa, ia tetap saja takut kalau salah satu dari orang yang ia sayangi itu terluka. Ya pada akhirnya, ia tetap diam mengamati.

Mina keluar dari kamarnya hendak mengintip apa yang terjadi dari lantai dua, kamarnya.

"SEKARANG, APA YANG KAMU MAU ?"

Mina tersentak karena bentakan Junho, Appa-nya. Hati dan telinganya ngilu. Tetap saja terasa sakit mendengarnya.

"AKU MINTA CERAI DARI KAMU !"

DYAARRR

Kini Mina mematung tak bergerak. Rasanya ada bola penghancur yang menghantam hatinya. Remuk, berkeping-keping. Ia tak percaya keluarganya akan hancur seperti ini. Bukankah ini terlalu jahat untuknya ?

"Mina !" Mina menoleh dengan tatapan kosong melihat Lee Jinki, Oppanya, sudah berdiri di sampingnya. Buru-buru, Jinki menutup telinga Mina. Sebenarnya, ia sudah berdiri di sana sejak tadi, namun Mina terlebih dulu mendengar semuanya.

"Kau tak mendengar apa-apa." ujarnya masih menutup telinga Mina.

Mina masih terdiam tak berkata apa-apa. Ia masih shock mendengar kalimat yang menghancurkan hati siapapun anak yang mendengar kata itu keluar dari mulut kedua orang tuanya.

Jinki melihat betapa shock adiknya dan segera menariknya masuk ke dalam pelukannya. Ia tak tega melihat mata Mina yang berkaca-kaca tanpa suara. Pasti runtuh sudah hati Mina di dalam sana.

Mungkin ini kesekian kalinya Mina mendengar pertengkaran mereka, namun ini adalah pertama kalinya, ia mendengar kata 'cerai' di dalamnya.

"Oppa masih di sini. Oppa janji, oppa akan selalu di sini. Di samping Mina."

Jinki menepuk lembut punggung Mina. Tak lama terasa sesenggukan Mina dibarengi air mata yang jatuh di pundak Jinki. Mina menangis.

🌹🌹🌹

Tak lama dari kejadian malam itu, Mina enggan keluar dari kamarnya selama tiga hari. Sekolahpun ia tak mau.

Orang tuanya benar-benar bercerai. Yoona pergi dari rumah, katanya ia akan sering berkunjung. Namun belum ada dua hari setelah perceraian mereka, Mina mendengar Yoona akan bertunangan bulan depan. Ia bahkan mendengar itu semua dari teman-teman yang mengubunginya. Ani, ralat, teman yang memastikan rumor beredar di luar sana benar adanya. Sakit. Tapi Mina enggan menangis. Ia tak ingin menumpahkan air mata dengan sia-sia untuk orang-orang yang tak mempedulikannya.

"Mina, kau tak sekolah lagi ?"

"Aku tak ingin pergi ke sekolah." jawab Mina malas sembari bangun dari tempat tidurnya.

Jinki berjalan menghampiri adiknya.

PLETAK

"OPPA !!!" teriak Mina seraya mengelus-elus kepalanya yang hampir pecah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LEE MINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang