Mereka segera masuk kekamar masing masing.
Tania POV.
Tania merasa ia belum mengantuk,padahal sekarang sudah pukul 22.46 dan besok Tania harus sekolah,entahlah Tania memilih untuk menulis kata kata di buku dayri nya berwarna kecoklatan yang dibawa kemana saja.
Tania mulai menuliskan kata kata.
Ku senang Dapat bertemu dirinya,dia sangat tampan,baik hatinya,dan juga besar kasihnya.Aku tau aku tak dapat bertahan lama karena penyakitku,kuharap dia dapat bahagia dengan yang lain,tidak denganku.
Tania menuliskan kata kata itu sambil terisak,ia menyadari ia tak dapat bertahan lama,karena ia mempunyai penyakit kanker hati stadium 2,ia menutup Rapar bukunya dan memeluk buku dalam isakan.
Tania merasa lelah menangis , rasanya ia tak dapat menangis lagi,karena air matanya sudah habis terbuang sia sia.
Tania segera tidur,ia merasa kepalanya pusing,apa ini akibat lelah menangis dan penyakitnya kambuh.
******
Vian bangun lebih pagi,ia segera mandi dan memakai seragam,ia melihat jam menunjukan pukul 05.35 ,ia berniat membangunkan Tania,karena ia harus sekolah,Vian tidak ingin membangunkan Valno,karena Valno sedang libur karena kelas IX sedang ada latihan ujian,Vian masuk kamar tamu,ia melihat Tania yang masih tertidur,ia melihat wajah Tania yang pucat bagai mayat hidup.
Vian memegang jidad Tania,dan rasanya panas sekali ia panik ia harus apa."Tania,tan bangun tan,badan lo panas banget ke dokter ya?"
Tak ada sahutan dari lawan bicara,tanpa pikir panjang Vian pangsung menggendong Tania menuju mobil untuk membawa Tania ke rumah sakit
****###*****
Vian langsung merebahkan Tania ke bankar yang ada di rumah sakit,dan bankar didorong dibantu oleh Suster,suster menahan Vian untuk tidak masuk keruangan ICU.
Vian tampak gelisah,karena hampir 2 jam dokter belum keluar dari ruangan tersebut.
45 menit kemudian,dokter keluar dari ruang ICU dan menghampiri Vian yang sudah tampak cemas dengan keadaan Tania.
"Dek,apakah anda teman atau pacarnya?"
"Saya temannya dok,apakah keadaan Tania baik baik dok?"
Dolter hanya diam tak berkutik bagaimana caranya menyampaikan kabar keadaan Tania.
"Tania sedang kritis,penyakitnya sedang kambuh."ucap Dokter dengan hati hati.
"Pe--penyakitnya kambuh,emang penyakitnya apa dok?"tanya Vian tak percaya.
"loh,anda sahabatnya kok,tidak tahu?"tanya dokter penasaran.
"Saya tidak tahu dok,memang apa penyakit yang diderita Tania?"ucap Vian geram karena dokter tak kunjung memberitahu.
"Tania mengidap penyakit kanker hati stadium 2 hampir naik stadium 3"
"Kan--ker ha---ti?"ucap Vian tak percaya,bahwa Tania yang ceria mengidap penyakit mematikan.
"Iya,dan sekarang Tania sedang Kritis,iya harus dirawat disini kurang lebih 1 minggu,dan iya harus istirahat total,karena jika beraktivitas akan mengganggu fungsi hati"
"Baiik dok"
"Yasudah saya permisi"
Vian mengangguk dan iya segera masuk keruang ICU dan melihat keadaan Tania.
Vian melihat Tania terkapar lemas dengan alat medis menempel diseluruh tubuh Tania,hatinya terasa terisis melihat Tania terkapar tak berdaya.
Vian segera duduk di dekat bankar Tania tertidur,Vian menggenggam tangan Tania erat,meskipun baru kenal,Vian takut kehilangan Tania,ia merasa sudah Jatuh Cinta pada Tania.
******
"Tan,kenapa lo gak cerita lo punya penyakit kayak gini,apa kita baru kenal lo gak percaya ya sama orang baru,tapi gue bisa jaga mulut kok,gue sebenarnya udah jatuh cinta sama lo,gue janji bisa buat lo bahagia,lo harus sembuh ya"
Ucap Vian sambil menangis seisakan
Sebenarnya ia tak pernah sesedih iniEntah keajaiban dari tuhan apa bukan,tangan Tania bergerak sedikit berdaya,Vian merasakan ada yang bergerak,dan itu tangan Tania,Vian dapat merasakan karena tangan Tania masih digenggaman tangannya.
"Tan,Tania lo udah sadar?"
Yaudah lah bego,tangannya aja udah gerak gerak-author
ye ya gak usah ngegas fergusoh-Vian
Eh.Maaf malah debat pilpres.
"Vi---an aku di---ma--na?"tanya Tania terbata bata.
"Kamu ada di rumah sakit,tadi pagi kamu pingsan dan badan kamu panas sekali"
"Ma--kasih ya kam--mu ud-ah nolong--in aku"
"Iya sama sama Tania"
*****