'Mampus adek gua udah pulang lagi' Gumam Egal yang langsung mematikan game di ponselnya.Sementara itu...
"M-mmakasih udah mau nganterin pulang. Gg-ua duluan ya" Pamit Rere gugup ke Farel sebelum Farel menancapkan gasnya kembali.
"Iya sama sama" Jawab Farel setengah melaju.
Rere masuk kedalam rumah dengan wajah mengintimidasi seseorang yang sedang ia cari. Rere melepas kauskakinya dan menghampiri sang Bunda yang berada di dapur.
"Bun, Abang mana?" Tanya Rere sambil mencari gelas.
"Di atas Re. Oh iya kamu pulang sama siapa?" Tanya Bunda balik.
"Sama temen. Ini gara-gara Abang ngga jemput aku, jadinya Rere sama temen" Jawab Rere ketus.
"Oh iya ya. Bunda juga ngga sadar kalo Abang belum jemput kamu. Yaudah itung-itung biar kamu akrab sama temen baru" Balas Bunda.
"Ish Bunda mah! Udah tau Rere masih malu. Bunda sama Abang sama aja" Jawab Rere setengah jengkel.
Rere segera mengambil tasnya yang ia taruh di sofa dan langsung menaiki tangga menghampiri kamar sang Abang. Intinya Rere akan memarahi sampai amarahnya tuntas.
"BRRAK" Suara tendangan pintu dari manusia yang kini telah memuncak emosinya.
Egal ketakutan. Ia akan tau apa yang terjadi setelah ini. Mata nya terus terpejam menandakan bahwa ia tertidur dan menjadi alasan mengapa ia tidak menjemput sang Adik.
"Banggg!" Panggil Rere dengan nada tinggi.
"..." Egal ketakutan.
"Bang bangun ga?" Ucap Rere penuh ancaman.
Siapapun yang sekarang melihat kondisi Egal akan terbahak-bahak bagaimana ia berkeringat dan gelisah hebat di dalam bantal sana.
"Bang Rere hitung sampe 3 kalo ngga bangun juga, Rere bakal bilang kalo Abang lupa jemput Rere gara-gara nonton bokep!" Ancam Rere asal.
JEDDER
'BOKEP?'
'Gila anak ini'
'Gua dibilang nonton bokep?'
'Udah HATAM coy!' Batin Egal ngga karuan.Egal langsung duduk tegak dikasur dengan keringat yang sedikit bercucuran karena ketakutannya. Ia juga langsung berhadapan dengan sang Adik dengan raut wajah yang sudah tidak terkontrol lagi.
"Kemana aja?" Tanya Rere sinis.
"Ketiduran Re" Jawab Egal dengan nada ciri khas orang bangun tidur.
"Ngga mungkin" Balas Rere tak percaya.
"Tanya sama Bunda sana. Dari tadi Abang dikamar, tidur" Jawab Egal bohong.
"Tuhan yang tau Abang bohong apa ngga. Tapi Rere kesel sama Abang" Balas Rere lagi dengan raut wajah yang benar-benar kusut dan kembali kekamarnya sambil menyeret tasnya kasar.
Egal hanya mengamuk dalam hati. Ia sebenarnya tidak tega melihat Adiknya pulang dengan orang yang baru dikenal. Egal juga tau jika Rere itu sangat pemalu. Tapi apa buat jika ini sudah terjadi? Egal juga hanya bisa meminta maaf.
"Maafin Abang ya Re" Guman Egal dengan raut wajah sedikit bersalah.
?¿?
Sekarang pukul 19.45 WIB. Rere sedang asyik memilih-milih pakaian yang sudah lama tak dipakai. Istilahnya yang sudah bekas dan sudah kecil. Rere juga sudah mengerjakan tugas sekolah nya sebelum ini, jadi dia bisa tenang sedikit. Kalau ditanya Rere masih marah atau tidak jawabannya masih. Buktinya saat makan malam tadi Rere tidak turun ke bawah, melainkan ia hanya membawa makanannya dari bawah lalu ke atas.
Bunda sekarang sedang melayani tamu. Tapi Rere tidak tau siapa tamunya. Rere juga tidak berminat mengetahuinya. Intinya malam ini Rere akan memilah bajunya sampai tuntas. Ia tidak mau tertunda-tunda lagi sampai esok. Dan besok baju-bajunya akan di pak-pak lalu Bunda yang akan mengatur. Rere hanya tinggal memilah saja.
"Selesai" Gumam Rere puas.
Lelah sekali 1jam setengah ia harus memilah-milah bajunya. Tapi, kenapa tamu bunda belum pulang juga. Apa sepenting itu urusannya? Rere tidak peduli.
"Tok tok tok" Suara ketukan dari luar pintu kamar Rere.
Rere hanya mengernyit. Bundanya kan tidak pernah mengetuk pintu sebelum masuk, apalagi abangnya.
Rere mencoba membuka pintu itu dan terkejut."Re, plis gua minjem toilet kamar lu sebentarrr aja" Ucap lelaki itu dengan raut wajah memohon.
Rere masih terkejut terhadap orang yang di depannya ini. Bagaimana bisa ia tau kamar Rere. Mengapa ia mau meminjam toiletnya?
"Re. Boleh ya? Gua mohon banget sama lu" Ucap mohonnya sekali lagi.
Tidak berpikir panjang, Rere segera memperbolehkannya masuk dan menutup pintu kembali.
"Waras ga ya dia?" Gumam Rere kecil.
10 menit kemudian sang pria keluar dari kamar mandi Rere. Dengan wajah lega plus malu ia tak lupa mengucapkan terimakasih pada pemilik kamar."Mm-akkasih ya" Ucap Farel gugup.
Rere hanya menahan tawa dengan gaya so cool. Sebenarnya Rere ingin sekali terbahak-bahak sekencang mungkin, tapi itu tidak bisa, yang ada malah menyakiti hati si peminjam. HAHAHA.
"Iya sama-sama" Jawab Rere santai. "Btw lu lagi ngapain di rumah gua?" Tanya Rere penasaran.
"Nemenin nyokap kesini" Jawab Farel.
"Oh Bu Evi?" Tanya Rere memastikan.
"Iya. Dan makasih banyak udah mau minjemin toiletnya" Balas Farel plus berterimakasih."Santai aja kali. Cuma, kenapa lu pake kamar mandi gua?" Rere juga masih bingung kenapa harus kamar mandinya yang jadi sasaran.
"Euuum. Ittuu kamar mandi di bawah di pake nyokap lo, dan kamar mandi abang lo lagi dipake sama dia. Dan kamar mandi yang kosong cuma ini" Jelas Farel sedikit malu. "Please jangan kasih tau anak sekolahan" Mohonnya.
Hah? Apa hubungannya jika anak sekolahan tau? Oh Rere paham. Dia kan seperti primadona di sekolah. Pasti image nya bakalan gokil kalo ketauan pernah numpang wc di kamar cewe.
"Gak bisa janji ya gue" Ucap Rere polos.
"Ee-eeh jangan dong. Please banget lo harus tutup mulut" Panik Farel.
"Why? Its not bad to me" Ejek Rere.
"Bruh, its ok to you, but so bad to me!" Gertak Farel.
Rere kaget. Farel bukan orang yang humoris. 'Please cepet keluar dari kamar gue' -Batin Rere.
Dia keluar kamar setelah menggertak Rere? Gila.
"DASAR JADI ORANG GA TAU TERIMAKASIH!" Teriak Rere dari dalam kamar.
Yang mendengar hanya tersenyum licik saja dan pergi dengan lupa menutup resleting.
"Bodo" Sinis Farel.
#syabillaplv
KAMU SEDANG MEMBACA
REFAREL
Teen FictionCinta Farel yang lebih buruk dibanding Rere. Cinta Rere yang lebih kusut dibanding Farel. Lalu Arfa?