Bagian 1

802 69 34
                                    

Bungou stray dogs punyanya Kafka Asagiri dan Sango Harukawa

Alice in wonderland punyanya Linda Woolverton dan Lewis Carroll

Soukoku in wonderland punya saia
Cover juga karya saia

Beberapa kalimat dalam percakapan dikutip langsung dari film Alice In Wonderland

BOYSLOVE








--happy reading--










Rinai hujan tak menghalangi pemuda brunette itu untuk melancarkan aksinya. Langkah yang nampak bersungut-sungut karena kesal, terhenti di tepi tebing yang mengarah langsung pada laut Yokohama. Akan terlihat laut biru yang indah bila saja cahaya rembulan tak tertutup awan hujan seperti sekarang.

"Hujan ini hanya menambah buruk moodku." Memejamkan mata, Dazai merentangkan tangannya dan menjatuhkan diri ke dalam laut.

Seperti yang kalian tau, hal semacam ini bukanlah hal yang asing lagi bagi Osamu Dazai, sang maniak bunuh diri. Gravitasi menariknya tenggelam semakin dalam. Hanya gelap yang dapat ia tatap dan dingin yang dapat ia rasa.

Apa percobaan bunuh dirinya akan berhasil kali ini?

Sepertinya tidak, karena perlahan kesadarannya yang tadi sempat hilang kini telah kembali. Netra Dazai berusaha beradaptasi dengan bias cahaya yang menerpa.

'Apa aku selamat lagi?'

Dazai sepenuhnya terbangun dan mencoba berdiri. Mendapati dirinya yang tidak basah sama sekali. Sekarang otaknya dipenuhi oleh bermacam spekulasi.

Bukankah tadi ia berhasil menenggelamkan diri? Tapi kenapa semua yang melekat pada dirinya tetap kering? Dan kemana perginya mantel yang ia kenakan? Kenapa kemejanya berubah warna jadi biru?

Selesai memperhatikan penampilannya sendiri, Dazai pun mengedarkan pandangan ke sekeliling. Berusaha menemukan petunjuk tentang tempat keberadaannya.

"Hutan hujan tropis?"

Manusia pemboros perban itu makin dibuat bingung dengan situasi yang ada di sekitarnya. Perlahan ia berjalan menyusuri jalan setapak yang dikelilingi tumbuhan hijau berbagai ukuran. Sepertinya pemandangan ini sedikit tidak asing baginya.

"Dazai!/-san!"

"Kunikida-kun? Tanizaki-kun? Kenapa kalian memakai telinga hewan seperti itu? Sangat tidak pantas terutama untukmu Kunikida-kun."

"Apa kau bilang?!"

"Aku tidak mengerti dengan apa yang kau bicarakan, Dazai-san."

'Kalau dilihat-lihat pakaian mereka juga aneh, mengingatkanku pada... Alice in Wonderland! Apa ini karena aku dan yang lain tadi menonton film itu di kantor detektif bersenjata?'

"Dazai, kau harus ikut kami ke istana putih untuk membicarakan ramalan hari Frabjous."

"Kau jadi The Dormous huh? Dan Tanizaki-kun, The White Rabbit? Menarik."

"Bicara apa kau? Cepat ikut kami sebelum Higu--"

DUAARRR!!!

'Bom? Aku tidak ingat di film itu membahas tentang bom.' Inner Dazai saat mendengar suara ledakan keras tidak jauh dari lokasi mereka berada.

"Sial! Itu Kajii Motojirou!!"

"Dia pasti datang bersama Higuchi dan pasukannya, Dazai-san kau harus lari!"

'Kenapa aku harus lari dari mereka? Oh, apa Higuchi yang jadi The Knave of Heart? Aku jadi penasaran siapa Red Queen nya.' Batin dazai mengabaikan teriakan dari Tanizaki.

Karena Dazai hanya diam berdiri dengan wajah bingungnya, Kunikida pun menariknya untuk segera kabur dari sana. Namun, sayangnya Tanizaki berhasil ditangkap oleh pasukan merah.

"Dasar para pemberontak itu... aku hanya berhasil menangkap satu. Tunggu, apa ini? Oraculum?"

Higuchi mengambil setumpuk kertas yang tadi dijatuhkan Kunikida. Berisi ramalan atau yang sebenarnya adalah deduksi tentang hari Frabjous. Ia pun segera menarik pasukan kembali ke kerajaan merah.

--

"Akutagawa-sama!"

"Apa yang kau dapatkan?"

"Saya menemukam Oraculum ramalan hari Frabjous, dan Dazai telah kembali."

"APAA?! Bagaimana bisa dia-- Jika dia ada disini maka ramalannya benar akan terjadi. Cari dan penggal kepalanya!!"

"Baik, Akutagawa-sama." Sepeninggalnya dari ruangan Akutagawa, ia membawa Kyouka dan beberapa pasukan merah untuk memburu Dazai.

Di sisi lain,

"Apa-apaan dengan neko mimi itu Yosano-san?"

"Apa maksudmu?"

"Dia memang agak anek sejak tadi aku menemukannya."

"Ok, abaikan hal itu. Kalian ikut aku."

"Kemana?"

Mereka berjalan menerobos hutan yang ditumbuhi organisme unik negri khayalan.

"Membawamu menemui seseorang."

"Sia-- pa?"

Netra Dazai membola, tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Di hadapannya, berdiri sosok yang selalu menghantui pikiran dan sudah sejak lama bersemayam di hatinya. Ia adalah segalanya bagi Dazai. Walaupun Dazai sendiri tidak pernah mengatakan hal ini secara langsung kepada orang yang bersangkutan. Namun itulah yang menjadi penyesalan terbesar dalam hidupnya.

"Chuuya?"

--
Tbc

Soukoku In WonderlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang