Epilogue

10.3K 1.1K 213
                                    

2 tahun kemudian.





"Hmm okeee. Kalo gitu aku tutup dulu ya telponnya.. Iya.. Bye papa,"

Wanita bersurai sebahu itu memutuskan sambungan telepon, memasukkan hpnya kedalam tas lalu kembali celingukan, ngecek apakah ada taksi yang lewat atau enggak.

Ah belum ada.

Jadi ia kembali duduk di kursi halte, memasang earphone ke telinganya dan mulai menyalakan musik dari hpnya.

Kwon Ahra.

Sudah hampir setengah tahun ini Ahra melakukan rutinitas seperti ini. Bekerja di kantor pelayanan publik dan pulang larut malam karena harus menyelesaikan banyak pekerjaannya dulu.

Mata kecil Ahra natap lampu-lampu yang menghiasi deretan gedung didepannya. Dan senyum mulai menghiasi bibirnya.

Seenggaknya walaupun lelah dan tubuhnya sakit semua karena Ahra harus pulang malam dan kembali ke kantor pagi-pagi, lampu-lampu kota ini yang suka memanjakan mata Ahra dan menemani perjalanan pulang Ahra ke rumah.

Walaupun sebenarnya ini belum cukup karena Ahra rindu pelukan seseorang, tapi seenggaknya lampu-lampu ini yang selalu ngehibur Ahra tiap malamnya.

Sebenernya juga Papa Kwon udah nyuruh Ahra buat berhenti dari pekerjaan berat ini dan kerja di kantor Papa aja. Tapi yang namanya Kwon Ahra, sifat keras kepalanya selalu menang.

Gak ada yang bisa mengatur Ahra saat ini. Karena Ahra cuman ingin hidup sederhana dan mulai dari nol seperti keinginannya.

"Kak,"

Ahra tersentak dari lamunannya setelah seorang anak lelaki berdiri didepannya dan mengulurkan dua batang cokelat kepada Ahra.

Alis Ahra mengkerut.

Ahra ngelepas earphone di telinganya, nerima cokelat itu, lalu kembali merhatiin anak kecil didepannya.

"Buat aku lagi? Dari siapa sih emang?"

Anak kecil itu malah ketawa kecil, lalu berlari pergi tanpa ngejawab pertanyaan Ahra. Bikin Ahra beratus-ratus kali makin penasaran karena akhir-akhir ini anak itu suka datang dan ngasih sesuatu seperti ini.

"Siapa sih iseng banget," keluh Ahra.

Ahra ngebuka pembungkus cokelat itu, lalu menemukan sebuah sticky notes dibelakang pembungkus cokelatnya.


'You are doing great, sweety.'



"Thankyouu," gumam Ahra lalu mulai makan cokelat yang di tangannya tanpa pikir panjang terlebih dahulu.

Bahkan Ahra juga gak curiga apa cokelat ini dikasih racun atau enggak, apa perut Ahra bakal mules atau enggak. Semua Ahra makan.

Dan seketika, mood Ahra langsung menaik. Ahra baru inget kalo cokelat kan cocok disaat stress kaya gini.


































Dan keesokan malamnya, lagi-lagi anak lelaki itu menghampiri Ahra di halte.

Anak kecil itu kali ini ngasih Ahra sebuah kantong plastik berisi dua kotak bekal yang lagi-lagi ada sticky notes menempel diatasnya.

"Tunggu,"

Ahra nahan tangan anak kecil itu, lalu senyum.

"Siapapun yang ngasih ini, bilang kalo aku berterimakasih banget, ya? Trus bilang juga kalo jangan nitip-nitipin lagi kaya gini ke kamu. Suruh kasihin sendiri ke aku kalo dia berani,"

[일] NXT 2 U • Bangchan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang