Chapter 2

4 0 0
                                    

• Mahar Samudra Al-Jingga.
Si Bad boy dingin tapi sebenarnya hangat. Dia sudah 2 kali berpacaran. Dan gagal diawal hubungan. Aslinya memang agak kaku dan menolak adanya cinta(karena Trauma😓)

Vote and Komen guys!
Enjoyy..✌
💮💮💮

Navina mengetuk meja sangking bosannya. Sementara guru fisika yang agak tuli itu tidak mendengarnya. Seorang lelaki cupu dari belakang samping kirinya mencolek bahu Navina.

Dengan malas, dia bangkit dan mengangkat tangannya.

"Pak! Saya izin ketoilet ya pak!"

Guru fisika itu menoleh kebelakang dan melihat sang pemilik suara. Beberapa siswa melirik Navina. Merasa bersyukur karena akhirnya gadis itu keluar juga karena mengganggu pelajaran.

Setelah Bapak berambut pitak itu kembali menulis dipapan, dia melempar secarik kertas ke arah Andita. Teman Ibamat nya.

'gue mau tidur diperpus. Ntar kalo ditanyain, lu jemput gue aja. Takutnya gue ga bangun ntar, '

Andita memutar bola matanya malas. Lalu mengacungkan jari tengahnya kepada Navina yang tengah menunggu jawaban nya.

Navina tertawa. Lalu melangkah santai ke arah perpustakaan. Kebetulan, Mahar keluar dari pintu perpustakaan sambil membawa beberapa buku. Navina tersenyum manis. Sok kenal dengan Mahar. Sementara Mahar, melengos tak peduli walau bibirnya ingin bergerak membalas senyuman itu.

'Kelas nya masih belajar, tapi kok dia malah ke perpus?'
Batin Mahar bingung. Dia menuju kelasnya dan menaruh buku di meja guru.

"Bu, izin ketoilet ya,"

Bu Ningsih mengangguk malas. Mahar segera berjalan menuju perpustakaan karena penasaran dengan gadis itu.

"Pak, anak kelas 10 yang tadi rambutnya dikuncir, masih ada didalam, Pak?"

Tanya Mahar kepada seorang guru piket didepan pintu perpustakaan. Bapak itu mengangguk. Dengan cekatan, dia masuk dan mengelilingi perpustakaan yang cukup besar itu.

Ada beberapa anak yang duduk dimeja baca. Matanya mendelik. Mencoba memperhatikan, dimana gadis itu berada. Kakinya melangkah menuju kawasan lesehan. Biasanya, tempat ini untuk menaruh buku-buku yang rusak. Tempatnya cukup gelap karena berada disudut ruangan.

Kakinya melangkah pelan menuju sebuah sudut. Dan terkejut saat melihat sebuah kaki yang berkaus biru, menjulur kebawah rak.

"Anjir, kaget gue."

Rutuknya sambil berjalan mendekati sang empunya kaki. Matanya melotot sempurna, saat gadis sok berani itu sedang tertidur pulas dengan tatakan beberapa buku.

Mahar menggeleng tak percaya. Bisa-bisanya dia berbuat seperti ini bahkan belum lewat 2 bulan dia bersekolah disini?

Ide jahil terlintas dibenak Mahar. Dia mengambil handphone nya, dan menekan tombol hidup pada kameranya. Dia sibuk merekam kegiatan tidur Navina. Sehingga tak sadar, seekor kecoa masuk kebawah celananya.

"WHAAA! Anjir, ada kecoa!"

Mahar berteriak kencang sehingga teriakannya membuat Navina terbangun. Gadis itu melotot saat melihat seekor kecoa besar tengah menempel dicelana Mahar.

Mahar (Fast Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang