Epiphania

308 32 10
                                    

"Padahal aku yang hanya tidur tiga jam selama tiga hari berturut-turut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Padahal aku yang hanya tidur tiga jam selama tiga hari berturut-turut. Tetapi kenapa malah wajahmu yang lebih terlihat seperti hantu, Ji?"

Masih dengan kesibukan yang sama juga berulang selama 2 tahun terakhir, Kim Taehyung dikejar waktu untuk segera menuntaskan pekerjaan yang tidak pernah ada habisnya. Sambil sesekali mengunyah kentang goreng yang pemuda Kim itu beli saat menuju apartemen Song Jian selagi menunggu dokumen tersimpan secara otomatis, Taehyung menggeleng tidak habis pikir pada Jian yang tengah fokus menatap langit-langit ruang tamu dengan kaki yang diangkat tinggi-tinggi dan disandarkan pada punggung sofa.

"Bercermin, Tae. Katakan lagi padaku setelahnya." Jian menyahut tidak peduli. Dia sedang bermeditasi. Tarik napas-buang, tarik napas-buang. Satu-satunya kegiatan yang setidaknya dapat mengurangi beban berat di pundak. Menatap langit-langit. Mengosongkan pikiran. Bertanya-tanya tentang hal ini. Bertanya-tanya tentang hal itu.

"Kau tahu? Tadi siang, aku hampir dipancung atasanku karena lupa menaruh berkas-berkas penting guna keperluan rapat." Taehyung mengambil topik pembicaraan baru. "Dan apa kau mau tahu lagi? Aku mencarinya seperti orang kesetanan kesana-kemari. Di sepanjang lorong hotel, di lobi, di mobilmu. Lalu setelah kuingat-ingat, ternyata aku menaruhnya di kamarmu, tepat di samping mesin pencetak kertas."

"Memangnya kapan seorang Kim Taehyung tidak membuat kekacauan?" Jian bangkit dari posisinya. Kini memilih menyandarkan punggung. Memukul-mukul ringan pundaknya yang pegal seraya menatap Taehyung yang terpusat pada layar laptop dengan jemari sibuk menari di atas papan ketik.

Jika Taehyung hanya tidur selama 3 jam 3 hari berturut-turut, itu berarti sudah selama 3 hari berturut-turut pula Jian secara tidak langsung mengurus Taehyung. Memastikan tubuh Taehyung menerima asupan gizi, membuatkannya segelas kopi hitam, memaksanya pergi tidur saat dirasa sudah terlalu larut, menyiapkan pakaian yang akan Taehyung gunakan, meminjamkannya mobil untuk pertemuan di beberapa tempat yang berbeda, serta memberitahu sandi apartemennya karena takut sewaktu-waktu pertemuan Taehyung telah usai namun Jian sedang tidak berada di kediamannya.

Jian yakin perusahaan tempat Taehyung bekerja tidak sepelit itu untuk memberikan fasilitas pada para pegawainya yang melakukan tugas di luar kota. Tetapi entah apa pasalnya Taehyung lebih memilih menginap di apartemen Jian dan merepotkannya. Yah, rasakan saja. Jian belum cukup kaya untuk menyewa unit apartemen dengan dua kamar di dalamnya. Jadi Taehyung harus cukup bersyukur dapat tidur di sofa dan menggelatakkan koper juga isinya secara asal.

"Jian?"

"Apa?"

"Kau tidak mau mengangkat panggilan di ponselmu?"

Menghentikan tangannya yang tengah memukul-mukul pundak kemudian memutar kepala sebanyak 2 kali ke belakang, Jian lantas meraih ponsel yang berkedip-kedip di atas meja.

Melihat Jian yang sudah seperti gadis malnutrisi lengkap dengan kening yang sering dikerutkan kendati perempuan itu nyatanya lebih banyak memiliki waktu luang ketimbang Taehyung, inginnya Taehyung abai saja. Namun mengingat ini sudah hampir tengah malam dan seseorang berusaha menghubungi Jian terus-menerus, Taehyung akhirnya memberitahu kalau ponsel Jian sudah bergetar beberapa kali sedari tadi.

Epiphania ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang