#1

14 1 0
                                    

Seperti biasa, setiap hari mall selalu di datangi oleh orang-orang. Baik dari kalangan muda maupun tua. Pandanganku tertuju oleh segerombolan murid SMA yang sedang asik ngombrol sambil makan makanan yang enak. Sedangkan diriku hanya berdiri di kasir tua yang berharap panjang aku bisa seperti mereka. Kalau dipikir dipikir lagi kayaknya nggak bisa deh!  Kalau pun ia itu peluang hanya satu banding satu juta.

"Menung itu nggak baik, loh! "

"Huh?!  Kak Kevin? Tumben Kak Kevin jam segini di cafe? "

"Tadi, dosennya nggak ada. Maka Kakak ke sini. Sambil menunggu gebetaann." Kak Kevin memalingkan wajahnya ke pintu. Terdapat seorang gadis bermata bulat dengan pipi bagaikan buah delima.

"Tu orangnya datang." Lirik Kak Kevin ke diriku. Menurutku pandangannya kayak psikopat.

"Biarku tebak! Ini pastikan pastikan orang ke-10!" Kevin mengangguk dengan pelan.
"Biarku tebak lagi!  Ini pasti kan FAIL!"

"Whaatt!! "

"Kevin!" sapa gadis itu dari kejauhan.

"Pokok doakan saja yang terbaik!", dengan cepat ia hampiri gadis tu.
Mereka duduk di meja no. 6 yang posisinya dekat jendela.

Tak lama kemudian, datang seorang pria mapan. Ia lihat lihat sekitar cafe. Kemudian gadis yang bersama Kak Kevin sambil melambaikan tangannya. Pria itu langsung menghampiri mereka. Terlihat pria mengasih sesuatu pada gadis itu. Singkatnya Kak Kevin terlihat sedih dan Kak Kevin meninggalkan mereka berdua.

"Pffftt! Lihat wajahnya! Begitu bagus untuk dilihat!"

Ia pun datang menghampiriku. Aku yakin yang dibawanya itu pastikan laporan.

"Tik! Kamu benar aku Fail..."

"Iya Kakak, sih! Baru kenalan udah langsung ngajak orang ke sini dan ternyata si doi udah ada yang punya. "
Sindirku sambil meminum jus strawberry.

"Ya...  Bagaimana lagi... Kakak diteror sama orangtua kakak...." Kevin masih melihat gadis itu yang sedang menyuapi pasangannya.

"Teror??"

" Iya, Tik. Kakakkan bentar lagi mau wisuda. Kalau misalnya Kakak nggak punya tunangan, Kakak nantik dijodohkan..." ujar Kak Kevin.

"Oohh...  Yah, Kakak sih baru kenal langsung diembat. Terus kalau misalnya ketemu, Kakak pacaran gitu? "

"Nggak lah!  Pacaran tu kan nggak ada  di islam! Lagi pula..., aku pinginnya Ta'aruf..." Kevin  memandang seorang yang ada di  depan pintu cafe.

"Hhmm, kalau itu aku dukung Kak! Tapi, kalau aku saranin. Coba dulu sama orang yang dekat sama Kakak!"
Sruutt(bunyi suara pipet) .Ternyata jus strawberry enak juga. Ada asam manisnya gituu. Maaf Kak Ningsih, ku habiskan jus muu.

"Teruss...  Kamu mau gitu tuh?? "

Pprrtt!!!  Astagfirullah, aku menyemprotkan jus ke Kak Kevin. Gimana nih?? Mukanya udah merah lagi. Ditambah lagi semua orang tertuju ke padaku. Maluu...

"A-anu...,  maaf Kak Kevin. Aku tak sengaja melakukan hal ini..." secara spontan ku ambil serbet dan langsung   mengelap bajunya. Namun ia tiba tiba mengelak.

" Tidak usah. Kakak bisa sendiri", dia ambil serbet dari ku. " Kau tau? Baju ini tidak sebanding dengan gajimu... "

Mampuslah aku...

"Maaf, Kak. Saya nggak sengaja melakukan itu...  Lagi pula...,  Kak Kevin nanyak seperti ituu. Siapa ngga kaget coba... " , tentu saja! setiap wanita ditanya seperti itu akan kaget! 

"Teruss, apa gantinya nih! Potong gaji gitu?" sambil menunjuk bajunya.

Pliss, jangan deh Kak Kevin. Aku jajan di kampus pakai apa? Pakai daun?

"Gini aja,  Kak! Aku akan bantu Kakak cari cewek untuk Ta'arufan sama Kakak. Gimana?"

Dia hanya melihatku saja tanpa respon.

"Jadi, Kakak nggak perlu repot deh untuk mencari tunangan... He...He... ",apa aku kata tadi salah ya?

"Baiklah!  Saya setuju dengan kamu!"
Kak Kevin setuju! Aku nggak nyangka itu! "

"Terus kamu pakai biro jodoh gitu? " 

"Biro jodoh? ", tiba tiba datang seseorang pegawai datang menghampiri kami. Kak Rian. Dia selalu datang terlambat. Padahal dia itu di shift sore.

"Pak Manager, eh salah! Bang Kevin mau nikah?" Tanyanya sambil mengasihkan sebuah brosur untuk Kevin.

"Bagus ya terlambat..." Kak Kevin melipat tangannya kemudian memiringkan kepalanya.

"Kamu...  Mau saya potong gajinya... Rian? "

"Ja-janganlah Pak Manager... Tadi saya lihat ada seorang nenek nenek tersesat....  Terus saya bantu.... Dia ternyata lupa dengan rumahnya... Terus... Bla bla bla "

Dasar Kak Rian, ada saja alasannya. Ku biarkan sajalah mereka. Tapi, melihat mereka, rasanya aku pernah melihat kejadian ini deh...  Tapi dimana?  Kok de javu?

Ting! Ting!

"Oh!  Hpku berbunyi." Ku lihat ternyata sms tapi nomor tak dikenal. Jangan bilang kalau ini cuma promosi...

"Buka aja deh! "
Pesan itu tertulis, ' Sayang..., kamu dimana sekarang? '

"What? Sayang!? Siapa ini?"
Siapa ini sebenarnya? Dia ucap sayang lagi?  Ibuku? Nggak mungkin!  Dia manggil aku aja pakai nama! Pacar? Pacarpun aku nggak mau! Atau jangan jangan Stalker!

Bersambung...

                                ****
Terimakasih atas perhatiannya 😊







Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Looking for YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang