"Hani..." Panggil Shely, teman satu kantor Hani yang bekerja sebagai supervisor di perusahaan tempat Hani bekerja.
"Udah jam makan siang, ke kafe sebelah yuk!" Katanya saat Hani menoleh.
Namanya Hani Pramudita, wanita cantik dengan rambut hitam panjang yang bekerja di sebuah kantor sebagai costumer service. Hani tipe orang yang lemah lembut, tegar, namun cerdas. Kelebihan fisik dan otaknya itu yang selalu memikat orang lain untuk menjatuhkan hatinya pada Hani.
"Kamu duluan aja, Shel. Aku masih ngerjain ini, sebentar lagi juga selesai." Sahut Hani yang masih tetap fokus pada koputernya.
Shely mengangguk paham, "Ya sudah aku duluan. Jangan lupa nyusul oke?"
Jari-jari tangan Hani yang lentik menari-nari diatas keyboard komputer di mejanya. Setelah menekan tombol enter, Hani menyandarkan punggungnya ke kursi kesayangan yang ia duduki sekarang ini. Terdengar helaan nafas lega darinya, matanya memandangi langit-langit kantor yang warnanya putih bersih.
"Jam makan siang aku berkurang deh," Keluhnya sambil merapikan beberapa berkas di mejanya.
Hani menyelempangkan tasnya lalu berjalan meninggalkan tempat yang setiap hari menyita waktunya. Ia berencana akan menyusul sahabatnya, Shely yang menunggunya di kafe Ramona yang tepat berada di sebelah kantornya.
Gadis itu berniat masuk ke kafe Ramona, namun tiba-tiba seseorang menabraknya dari belakang hingga ia tersungkur. Belum sempat ia melihat dan mengomel, orang yang menabraknya tadi menyeret Hani dari tempat itu sambil membekap mulut Hani agar tak bersuara.
Hani dan seseorang yang tak diketahuinya itu bersembunyi di samping kafe, entah apa maksud orang ini, Hani tidak tahu."Rafly ..." Sayup-sayup Hani mendengar suara wanita memanggil-manggil Nama Rafly dengan suara manja.
Hani meronta-ronta agar di lepas dari orang yang membekapnya. Di pukul-Pukulnya orang itu, namun tak kunjung di lepaskan. Hani yang mulai kesal menginjak kaki orang itu dengan sepatu heels yang dikenakannya.
"Auwwww! Aduhh..." Orang itu refleks melepaskan Hani sambil meringis kesakitan.
"Kamu mau culik saya? Saya laporkan ya kamu ke kantor polisi!" Ancam Hani sambil menatap sebal ke arah laki-laki yang membekap mulutnya tadi.
"Siapa juga yang mau nyulik cewek kayak lo! Gue bawa lo kesini karena gue nggak mau lo ngomong macam-macam ke orang gila yang ngejar gue." Cowok itu menepuk-nepuk jasnya yang berwarna abu-abu muda.
Siapa juga yang mau ngomong macam-macam? Kenal aja nggak, pikirnya
"Kamu hutang maaf ya sama saya. Udah nabrak saya sampai jatuh, diseret kesini, terus dibekep lagi! Lihat lutut saya jadi berdarah," Omel Hani pada pria di depannya itu.
Laki-laki itu mengeluarkan dompetnya. Ia mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribu dan sebuah kartu nama lalu diberikan kepada Hani.
"Take this." Setelah memberi, pria itu berlalu meninggalkan Hani sendirian.
Hani kaget melihat apa yang pria itu lakukan. Ia hanya ingin pria itu meminta maaf, bukannya memberikan uang yang tak dibutuhkannya seperti ini
"Nggak semuanya bisa dibayar dengan uang!" Teriak Hani kesal.
Ia melihat kartu nama yang di berikan orang tadi. Mata Hani melebar melihat pekerjaan cowok ngeselin yang sudah merendahkannya itu.
Cowok ngeselin kayak dia--CEO Keisar Holding? unbelievable, batin Hani tak percaya.
"Rafly.." gumam Hani pelan.
****
"Ihhhhh.... Hani gimana sih ah. Aku tunggu-tunggu dari tadi nggak datang-datang," rajuk Shely saat melihat Hani yang sedang menyantap popmie di meja kerjanya.
"Maaf Shely, tadi ada problem dikit, jadi aku males banget ke kafe." Jelas Hani sambil nyengir kaku.
Shely duduk di sebelah Hani. "Masalah apa? Bos manggil kamu ke ruangannya lagi?"
"Enggak bukan itu."
"Terus apa dong? Kan si Bos suka banget manggilin kamu ke ruangannya." Kata Shely sambil memperbaiki posisi duduknya.
Hani menceritakan kejadian sial yang menimpanya tadi dengan menggebu-gebu. Sampai-sampai mie yang dibuatnya tadi terlupakan.
"Masa dia kasih aku uang sama kartu nama ini. Sumpah, aku ngerasa terhina banget." Hani mengakhiri ceritanya kemudian menunjukkan uang dan kartu nama yang diterimanya pada Shely.
"Siapa sih? Kepo ni aku jadinya," Shely mengambil kartu nama dari tangan Hani.
Matanya seketika membelalak dan mulutnya terbuka, "Pak Rafly?!"
Holaaa! Welcome to my second work guys! Semoga sukaa💗