Part 2

8 3 0
                                    

Sepulang sekolah, Eka berpisah dengan sahabat-sahabatnya. Dia berjalan di koridor sekolah sambil memainkan handphonenya.

Batinnya, karena sudah sepi jadi nggak papa. Tanpa dia sadari, ada seseorang yang sedang berjalan membawa tumpukan buku kearahnya. Dann...

Brukkk..

"Eh sorry sorry!", Maaf orang tersebut. "Gue juga nggak liat jalan, malah main handphone", jawab Eka.

Saat orang tersebut mendongak keatas untuk melihat siapa yang ditabraknya, ia terperangah kedua kalinya.

"Eh Lo Ek, sorry ya gue nggak sengaja. Banyak banget soalnya buku yang gue bawa.", Kata Fadil, iya.. orang itu adalah Fadil. "Eh Lo lagi kak, iya gue juga nggak liat, gue kira nggak ada orang soalnya udah sepi.", Jawab Eka.

"Eh iya kak, dua kali kita ketemu Lo bawa buku terus, mana banyak banget lagi. Sini gue bantuin!", "Eh eh, Nggak usah Ek, ini gue disuruh sama petugas perpus", "Nggak papa kali kak, sini!", Sambil mengambil tiga buku tebal ditangan Fadil.

"Oh iya, Lo kok belum pulang sih?", Tanya Fadil. "Males pulang dulu, hehe.", "Pulang nanti sama siapa?", Tanya Fadil.

"Sendiri", "Gue anter aja gimana?", "Yah, nggak bisa kak", "kenapa?", "Mobil gue entar dikemanain?".

"Lo bawa mobil?", "Iya, soalnya kakak gue kuliah, jadi gue bawa sendiri aja". Fadil pun hanya manggut-manggut.

Tidak lama kemudian, sampailah mereka di perpustakaan. "Udah sampai kak!", "Yaudah, ayo masuk!". Eka pun hanya menurut.

"Pak, ini bukunya!", "Oh iya, terimakasih ya Fadil dannn.. Ini pasti Eka ya?", Tanya pak perpus pada Eka. "Iya pak", jawab Eka sambil tersenyum.

"Wah. Orang-orang nggak nyebar hoax berarti!", "Kenapa pak?ada yang salah?", Tanya Eka. "Enggak ada. Itu kamu beneran cantik, apalagi kalo dari deket, hehe."kata pak perpus sambil cengar-cengir.

"Bisa aja pak.", "Yaudah pak, kami pulang dulu. Sudah sore." Sela Fadil yang sudah merasa risih akan sikap pak perpus itu.

"Yaudah iya. Hati-hati kalian!", "Iya pak".

Jangan ditanya kenapa pak perpus tadi genit dengan Eka. Dia jarang sekali keluar perpustakaan dan umurnya saja masih 22 tahun. Makanya pak perpus gitu...

Merekapun berjalan beriringan menuju parkiran.

"Mana mobil Lo, Ek?","itu", tunjuk mobil putih modifikasi itu.

"Yaudah, gue duluan ya kak!", Pamit Eka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yaudah, gue duluan ya kak!", Pamit Eka. "Iya, Lo hati-hati ya. Jangan ngebut, takut kenapa-napa.", nasehat Fadil dengan senyuman manisnya.

Sumpah gue deg-degan banget anjir, batin Fadil.

Didalam mobil, Eka memikirkan kata-kata yang barusan Fadil ucapkan.
Hati-hati ya. Jangan ngebut, takut kenapa-napa.
Dengan cepat Eka menggeleng. "Ih apaan sih. Biasa aja kali. Orang cuma dinasehatin doang, masak udah baper".

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Only youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang