Shaila's Other Side

37 2 0
                                    

Pagi ini Shaila berangkat bersama dengan ketiga temannya. Ketika Ferrari merah muda Shaila memasuki pekarangan sekolah, hampir dari setengah yang ada di sana memberikan akses jalan. Shaila mau tak mau berdecak takjub.

"Segitunya pengaruh gue" ucapnya seraya menggeleng tak percaya. Ketiga temannya pun mengangguk menyetujui.

"Lo liat deh ke arah sana Sha! Kalau gak salah gue tu bocah pernah nembak lo deh" Megan menunjuk laki-laki berhoodie hitam yang baru saja turun dari motor ninja miliknya. Shaila yang merespon cepat segera mengarahkan pandangannya ke arah telunjuk gadis itu.

Shaila mengangguk membenarkan, "dia junior kita tau! Gue sampe denger isunya kalau dia playboy gitu dari dulu"

Carissa mengerutkan keningnya tak percaya, "ah masa? Bukannya dia memang dari dulu ngejar-ngejar lo terus ya? Tapi lo tolak mentah-mentah. Makanya dia jadi playboy gitu Sha"

Shaila mengangkat bahunya tak ambil pusing. "Biarin deh, siapa suruh nembak kakel kek gue. Masih banyak tuh yang mau jadi cewek dia kalau mau serius"

Aura menanggapinya dengan sinis, "ya siapa juga nyuruh muka lo boros gitu kan dia jadi pengen embat lo"

"Wah sialan lo Ra!" Mereka bertiga kecuali Shaila tertawa mendengar nada sinis yang kentara dari mulut Aura.

"Ya udah turun deh. Gue udah pengap nih di mobil aja"

"Iya-iya bawel lo"

Mereka turun secara bersamaan di empat pintu yang berbeda. Hal tersebut bagai gerakan slow motion di pandangan warga sekolah mendapati keempat orang berpengaruh di sekolah mereka berangkat bersama. Belum lagi outfit yang mereka gunakan membuat semua berdecak kagum. Shaila yang menggunakan kacamata hitam bermerk Gucci di matanya, Megan yang tampak memakai jam bermerk Bulgari yang melingkar indah di pergelangan tangannya, serta Aura dan Key yang sama-sama memakai cardigan yang di beli di Aussie. Tentu saja semua mata memandang ke arah mereka dengan berbagai ekpresi. Ada yang terkagum dan ada pula yang membenci karena iri.

"Lo sadar gak sih dari tadi kita diliatin" Aura berujar sembari menatap sekeliling. Megan yang merasa lengan kirinya di senggol seketika mengangguk, "gue sih sadar. Tapi gue gak peduli. Palingan cari muka" jawabnya mendengus.

Bagai karpet merah, mereka seperti berada di undangan besar yang berjalan anggun bak putri kerajaan. Namun tak ada yang berani mendekat untuk sekedar mengagumi kecantikan dan kemewahan yang mereka pancarkan. Namun, seorang laki-laki yang tak asing mendekati salah satu dari mereka. Shaila mendecih ketika langkahnya terhenti oleh hadangan dari Alvaro. Ya sosok itu adalah Alvaro, laki-laki yang terkenal dengan segudang prestasi di sekolahnya.

Shaila mau tak mau menghentikan langkahnya. Decakan kesal seketika keluar dari mulut manisnya.
Ia tak ingin menghancurkan paginya dengan mengurus hal yang tidak penting. Salah satunya menghadapi laki-laki di hadapannya.

Mereka-kecuali Shaila tetap diam di posisinya. Sambil memperhatikan, mereka juga mengabadikan moment ini di layar hp mereka masing-masing. Beberapa siswa yang berlalu lalang pun tak kalah penasarannya. Pertanyaan demi pertanyaan terlontar dari mulut ke mulut. Mengenai hubungan Shaila dengan Alvaro, lalu apakah Alvaro tak sadar diri? Shaila sudah memiliki kekasih. Apa ia mau manjadi pebinor alias perebut bini orang?! Pertanyaan-pertanyaan itu keluar satu per satu dari mulut mereka.

Shaila mendengar bisikian-bisikan itu. Lalu ia tersenyum sinis. "Sebelum lo digunjigin sebaiknya lo minggat dari hadapan gue" ia berucap dingin.

Namun tampaknya Alvaro tidak merasa gentar. Laki-laki itu bahkan menaikkan sebelah alisnya sedikit merasa tersinggung. "Gue gak peduli. Urusan gue bukan soal mendengar omongan orang" balasnya tak kalah dingin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Barbar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang