LDR 2

29 3 0
                                    

Perasaan devan mulai kabut.  Ia memikirkan siapa yang ada dalam snap kekasihya itu,  ingin rasanya ia bertanya. Namu ego dan gengsi tetap saja ada.  Dia tidak mau di bilangan  sebagai kekasih posesif.  Ingat itu!

Saat guru masuk.  Tiba tiba ponsel devan berbunyi menandakan ada pesan masuk.  Ya,  pesan yang di tunggu tunggu dia.  Siapa lagi kalau bukan Nadira.

                             Nadira
Bagus kalau gitu.
Semangat sekolah! 07.25
      
                                    Semangat sekolah juga!
                                   Kamu lagi apa? 07.26
Hehe:)
Aku lagi kumpul nih sama temen
Lagi jamkos.  Kamu sendiri?  07.27
                          
                               Oh iyaa.  Aku ada guru nih
                                Bye sayang❤
                                aku sekolah dulu.     07.28

Ah iya,  Maaf 
Iya sayang! 07.29

Seberapa kesalnya Devan terhadap Nadira. Sekalipun ia tidak pernah meunjukan itu kepada nadira.  Ia sungguh menyayangi kekasihnya itu,  ya walau mereka belum bertemu.

Kadang ia merasa bersalah karena terkadang ia bermain dan bercanda dengan teman perempuanya  di sini,  padahal nadira disana sedang menunggu pesanya. 
Kalian tau?  Bahwa pesan satu kata pun bagi seseorang yang LDR itu sangat berarti.  Kadang walaupun hanya di balas dengan kata 'hehe'  'wkwk' atau lainya dia bisa merasa tenang.  Karena walau hanya kata tidak penting tapi dia ada niatan membalas. 

Sudah cukup lama aku dekat dengan nadira.  Semua yang ada pada diriku sudah dia ketahui,  nadira adalah seorang stalker handal.  Dalam kurung waktu sebulan saja dia bisa mengetahui semua anggota keluarga ku.  Bahkan,  dia dekat dengan salah satu kakaku. Setiap ada apa apa pasti kakakku akan melaporkan pada Nadira.

Nadira adalah gadis yang baik.  Dia orang yang gampang tertawa walaupun hanya dengan candaan garing.  Tapi tak apa, aku suka menggodanya.  Maaf kan aku nadira hehe:")

Tak sadar sudah lama aku merenungkan nadira,  hingga guruku menyadari jika aku melamun. 

"Devan, sedang apa kamu diam.  Kamu tidak mengerjakan tugas yang saya berikan? " ucap guru itu lantang.

"Ah iya bu saya baru saja mau mengerjakan hehe" aduhh.  Saking lamanya aku melamun sampai aku tidak tau harus mengerjakan apa.

" hei,  memang kita di suruh mengerjakan apa?  " tanya devan kepada teman sebangkunya. 

" kerjaan kau melamun saja huh! Mikirin nadira?  Hahaha. "

" Ditanya apa jawab apa.  Kita di suruh mengerjakan apa?!  " tanya devan sekali lagi pada teman sebangkunya.

" kita di suruh mengerjakan buku paket halaman 150, kerjakan semampunya,  kalau tidak selesai  buat  PR di rumah "

" Kalau gitu mah aku kerjakan di rumah saja"

" Omongan mu kerjakan di rumah.  Nanti pas di rumah kerjaanya hanya telfon dan chatan saja sama nadira, dasar devan"

" kalaupun aku tidak mengerjakan kan ada kau yang siap memberi contekan kepadaku haha"

" Males ya! Satu nomer 50 ribu gimana? "

" Bisa habis uang bulanan aku! "

" Makanya kerjakan! "

" iya iya,  nanti bakal ku kerjakan bersama nadira hehe"

***
di lain tempat,  Nadira sedang bersenang senang bersama kakak kelasnya yang merupakan anggota osis.  Dia adalah Reva.
Tidak tau mengapa nadira suka becanda dengan reva.  Bawaanya yang humoris membuat nadira nyaman dengannya. 
Tadi saat sedang bercanda.  Nadira meminta foto bersama dengan reva,  dan ia jadikan snap wa nya.  Tanpa sadar hal itu melukai hati seseorang.

" Kak reva,  liat snap wa aku.  Disana ada foto kakak sama aku loh"  ucap ira dengan antusias.

"Kok dijadiin snap wa sih.  Nanti pacar kakak liat gimana? " jawab revan dengan nada sok dramatis.

" Kan aku nggak punya nomor kontak pacar kakak haha" tawa ira mengema menandakan ia sangat bahagia.

" Alhamdulillah  kalau gitu haha" timpal reva sambil tertawa. 

Ini adalah waktu pelajaran,  namun seluruh kelas tidak ada kegiatan belajar karena sedang diadakan rapat para guru.   mereka menghabiskan waktu jamkos di taman sekolah,  sebenarnya tadi mereka tidak sengaja bertemu di sini. Reva yang pertama kali datang ke taman dan duduk di bangku taman,  tak lama melihat Nadira berjalan di depanya dan memintanya untuk bergabung duduk bersama. Hingga kini rapat para guru selesai.

" kak reva aku ke kelas dulu ya,  jangan kangen! " canda Nadira

"Mana ada kangen sama kamu, yang ada kamu yang rindu sama aku"

" kangen sama rindu sama kok kak.  Beda huruf saja, ya sudah byee kak"

" Sudah sana cepat ke kelas "

Nadira pergi ke kelasnya, sepeninggal nadira tiba tiba ada yang menepuk bahu reva.  Ketika ia menoleh ternyata kekasihnya. Revan pun terkejut.

" Aku mendengar semua obrolan kalian.  Bagaimana? menyenangkan? "

****
Bersambung....

Hehe maafkan cerita aku yang gaje ini ya! Tunggu konfliknya!

Senyum! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang