Hadir kembali..
Penuh sandiwara
Apa harus sandiwara?
Bukankah harusnya aku menunjukan semuanya?
Oh tidak, aku tidak mau menunjukan rasa pedih ku pada orang lain, aku terlalu takut untuk mengatakan itu semua.
Aku tidak ingin
Maaf aku tidak bisa cerita pada mu Rei..
Maaf aku memang terlalu lemah
Sekali lagi maaf...-Perempuan Hujan
Di Kantin Auris berjalan dengan tatapan nanar pada semua orang, entah apa yang membuat ia menjadi seperti itu. Auris seperti orang yang terlihat menyeramkan, banyak mata yang melihat Auris takut, sepertinya Auris kini memang sedang tidak mau di ganggu. Auris kini tengah duduk dengan membawa semangkuk Mie ayam. Ia makan seperti orang tak berselera. Masih dengan tatapan nanar, Reiki berjalan kearah Auris. Sejak awal kemunculan Auris didepan matanya, Reiki tidak akan segan untuk mengganggu Auris, dan Auris pun sangat risih bila diganggu dengan Reiki. Ya begitulah Auris sejak ia mengenal Reiki, sedikit ada perubahan, dari yang sedikit berbicara kini ia bisa memarahi Reiki yang terus mengganggunya.
Auris masih setia dengan mie ayamnya, menyantapnya bak orang tak mau makan."Ris, disini lo ternyata" Ucap Reiki duduk di hadapan Auris.
"Hm" Auris berdehem, sebagai tanda jawaban untuk Reiki.
"Pulang sekolah main yuk, temenin gue" Rei berusaha menawarkan Auris agar mau bermain dengan nya. Karena Reiki tahu, jiwa Auris sekarang bukan lah jiwanya. Auris pasti mempunyai jiwa baiknya, atau sisi terang yang dimiliki Auris. Rei pasti tahu, Auris menyimpan beribu-ribu masalah yang ia tanggung sekarang. Oleh karena itu, Reiki mencoba untuk mencari tahu semua tentang Auris.
"Gak" Auris menolak ajakan dari Reiki.
"Ayolah, sekali aja Ris temenin gue"
Reiki kembali bujuk Auris agar mau menerima tawarannya."Gue sibuk"
Auris kembali menolak, dan Reiki tidak akan menyerah untuk tetap mengajak Auris pergi bersamanya."Gue traktir deh, lo mau apa? gue beliin serius deh, tapi kali ini aja lo terima yaa gue ajak pergi?"
Brakkk!
Auris menggebrak meja nya tanda dia sudah kesal dengan Reiki. Sehingga membuat orang terkejut melihat Auris berbuat seperti tadi."Kalo gue bilang enggak ya enggak! Lo ngerti gak sih?!" Ucap Auris meninggalkan Reiki dengan penuh emosi.
Reiki mengejar Auris yang meninggalkan nya. Auris berlari ke taman belakang sekolah, hingga air mata yang ia tahan di pelupuk matanya tadi, kini keluar begitu saja.
Reiki yang berusaha mengerjar Auris kini berhasil menemukan Auris yang sedang menangis di taman.
Ada apa dengan dia? Ucap batin Reiki
Gadis itu tetap menangis tersedu-sedu.
Reiki perlahan duduk disebelah Auris.
Auris masih terisak dalam tangisnya.
"hikss..hi..k..s.. g..uee..miinntaaa.. m.m.a.a.fff.. u..d..dd..ah nge..bent..aakk l..o" Auris menyesal telah membentak Reiki, sebenarnya Auris tidak ingin seperti itu. Hanya saja ia sedang dalam keadaan mood yang buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perempuan Hujan
Teen FictionHujan, suatu hal yang disukai oleh perempuan sendu dalam suatu kehidupan yang terlalu menyakitkan baginya. Gadis berusia 16 tahun dengan kehidupan neraka membuat ia tertutup pada orang lain. Jiwa nya seakan hilang tak menahu tentang kehidupan sebena...