"Pengen, sih, makan siang berdua sama si doi, tapi, ya,
percuma juga kalau dianya ga nganggep kita ada."♡♥♡
Nada membesarkan volume media handphone-nya yang tengah memutar lagu olivia O'Brien berjudul "Complicated". Memang sedikit sakit ketika suara yang bergitu kencang menimpa gendang telingamu, tapi ini lebih dari cukup untuk tidak mendengar ocehan Diandra yang tiada hentinya.
Ya. Diandra Villya. Gadis berambut lebat sebahu dengan lekukan diujungnya yang di notabene sebagai sahabatnya yang terkenal paling heboh, alay, lebay, cerewet – oke komplit deh – tiba-tiba saja saat istirahat dimulai tadi langsung berceramah di depan Nada – tepat setelah Jordan melenggang pergi begitu saja meninggalkan Nada dengan sejuta perasaannya yang tak karuan bersama Oliv yang tengah mengobrol dengan sang Pacar; Dharta.
"Nada!?!? Lo dengerin gue gak, sih? Itu apa namanya tadi si 'X' sebangku sama lo, terus itu juga apa namanya pake acara ngerapiin rambut lo tadi, huh? Lo mau ninggalin gue sendirian jomblo merana gitu?" Celoteh Diandra sambil memegang dadanya dengan ekspresi yang dramatis – ia bahkan belum sadar bahwa Nada menyumpal telinganya menggunakan earphone.
"Dah!" ujar Oliv saat sang kekasih pamit untuk segera ke kantin menyusul teman-temannya. Gadis itu segera menoleh ke arah Diandra yang masih setia dengan ceramah panjang lebarnya sedangkan Nada asyik dengan novel di dalam handphone-nya.
"Ngaku aja lo jomblo syirik!" sindir Oliv.
"Nyamber mulu!"
"Jomblo happy emang pilihan hati~"
"Makan noh tik tok sama cicak sekalian sono! Orang ngga ngom...imph!?!? Gilang!!"Diandra menatap seorang cowok yang toba-tiba saja datang dengan wajah jahil – yang terkadang bisa berubah datar – lalu memasukan jajalan plastik ke dalam mulutnya.
"Enek gue dengerin lo ngoceh ga guna, padahal baru aja gue masuk kelas," ujar cowok bernama lengkap Gemilang Radipta itu sembari berjalan menuju mejanya tepat bersebrangan dengan meja Oliv dan Dharta. Ia mengambil botol minumnya, lalu meneguk air itu hingga tersisa separuh.
Nada tertawa saat mellihat aja kusut Diandra makin jelas, pun Oliv yang melihat kejadian itu tepat di depan matanya.
"Kantin, kuy?" tawar Gilang yang hendak meninggalkan kelas kembali.
"Ikut, Lang!" Nada yang mendengar ajakan itu langsung melepas earphone yang hanya menyumpal sebelah lubang telinga, dan segera berlari mendekati Gilang sebelum pidato negara kembali berdengung di telinganya.
"Nada!"
***
Akhirnya setelah tujuh menit yang terasa seperti duapuluh menit kedua insan itu akirnya tiba di cafetaria yang berada di samping gedung kelasnya – yang lainnya ada di seberang gedung yang artinya jika ingin ke sana harus melewati dua lapangan olahraga, atau pilihan lainnya berjalan memutar.
Selama perjalanan tadi Nada dan Gilang sibuk berdebat berkepanjangan hanya karena saat mereka melewati kelas sebelas tak sengaja mendengar adik tingkat mengatakan mati lampu, lalu berubah menjadi lampu mati.
"Apa bedanya, Gilang? Mati lampu sama lampu mati itu sama. Cuma kalimatnya doang yang dibalikkin, kaya kalimat 'Lo udah gila!' dan, 'Udah gila lo!' gitu!" Ujar Nada saat mereka harus menuruni datu lantai lagi.
"Santuy, dong! Kaga usah ngatain kali!" Gilang memasang senyum masamnya karena merasa telah dikatai oleh gdis dismpingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JoNaThan.
Teen FictionKetika nama kita selalu beriringan. . . . "Awalnya semuanya udah aku rencanakan sampain akhirnya itu hanya sebuah wacana." ~Jo . "Silahkan kamu cintai aku, asalkan ga kamu bagiin cinta kamu itu sama yang lain aja." ~Na . "Aku ga suka, ya, kalau disa...