12 December, Amsterdam
Sebuah kebiasaan buat Junghwan berkeliling di tengah kota yang megah itu, dengan pakaian khas bangsawan yang menawan.
Dan juga selalu dia melihat gadis dengan rambut blonde pendeknya, dengan kulit putih pucat.
"Sedang apa? Aku melihatmu duduk di situ seharian."
:::
"Namaku Jiheon, Baek Jiheon...aku masih lima belas tahun."
Ada nada tidak nyaman dari Jiheon saat memperkenalkan dirinya, asing sekali rasanya.
Junghwan sih ga begitu ambil pusing dengan perasaan Jiheon, dia dengan baik menyediakan coklat hangat.
"Lanjutkan ceritanya."
Awalnya Jiheon ragu, tapi saat sorot matanya dan Junghwan bertemu perasaan ragu itu hilang, "Aku...tinggal bersama paman dan bibiku, aku tak ingin pulang ke gubuk mereka."
"Aku ingin tinggal di rumah megah, memakai gaun yang indah dan berwarna warni, minum teh saat sore dan bersenang senang..."
"Aku tak ingin mati menderita! Hidupku begini begini saja!" Suara jiheon mulai meninggi dan air matanya keluar.
"Tapi aku tak tau harus bagaimana..."
"Aku bisa mengabulkan keinginanmu."
Junghwan ngeletakin gelasnya, dia narik kursi di sebelah Jiheon. Sambil tersenyum dia bertanya.
"Kamu percaya sihir?"
"Maksudnya?" Tanya jiheon.
Junghwan mengulurkan tanganya, "mari buat perjanjian, saat semua keinginanmu terkabul aku akan meminta bayaran."
Jiheon diam mendengar perkataan junghwan.
Bayaran?
"Di dunia ini—"
"Tidak! Asalkan keinginanku terkabul akan kulakukan semuanya."
"Kalau hidupku tetap seperti ini sama saja tinggal dineraka!" Bentaknya.
Junghwan terkejut mendengar perkataan gadis itu, namun tak lama ia tersenyum.
"Aku Junghwan. Peganglah tanganku." Kenudia junghwan mengulurkan tanganya tepat kedepan wajah jiheon.
Gadis itu pun tanpa keraguan langsung menerima uluran tangannya.
Sriiingg~
KAMU SEDANG MEMBACA
Blanche|| So Junghwan [✔️]
Fantasy˚₊· ➳ Schlecht₊˚.▹ Series's ◜ "Aku terpikat oleh matanya, dan mengabdi pada kecantikan." ◝ [Base on: Chocolate Magic]