Kami sedang melakukan sebuah penelitian antropolinguistik ke sebuah kota kecil yang terletak di Jawa Barat yang terkenal dengan wisata setunya (danau kecil).
Saat itu kami pergi satu angkatan, kami menyewa dua rumah dimana satu rumah diisi oleh mahasiswa cowok dan yang satunya lagi mahasiswa cewek.
Rumah yang ditempati cowok, kamar mandinya berada di dalam rumah. Sementara rumah yang ditempati para cewek, kamar mandinya terpisah dari rumah.
Rumah yang ditempati mahasiswa cewek bentuknya masih asliーasli model jadoel. ubinnya masih dari batu, dindingnya separuh tembok separuh bilik anyaman dan lampu penerangan hanya bohlam yang juga dari jaman jadoel. Jadi kalo malem itu rasanya suram remang-remang gimana gitu lah. Kamar mandinya ada dua dan bersebelahan, kedua kamar mandi cukup luas. Baknya dibuat untuk kedua kamar mandi, jadi dinding pemisah kamar mandi hanya sebatas bak mandinya sajaーjadi kalau menunduk kita bisa melihat ke kamar mandi sebelah walaupun gak gitu jelas sih.
Dirumah ceweklah semua itu terjadiーsaat dimana hujan gerimis turun di malam jumat.
Dengan kondisi rumah yang demikian, tentulah tidak ada mahasiswa perempuan yang berani untuk ke kamar mandi sendirian baik itu siang, maupun malam.
Jam sudah menunjukkan jam 9 malam dan kondisi saat ini sedang mati lampu.
“Nin, anter gue ke kamar mandiii...” Nana merengek pada sahabatnya Nina. “Ih, males ahーgelap gitu, pke petromak juga kalo tiba-tiba mati gimana?" Nina ngomong gitu sebenernya karena takut juga. "ya terus gimana dong, gue dah kebelet banget iniiii" Nana memelas.
"Gimana kalo pake kamar mandi cowok aja?" Nina memberi usul dan langsung ditolak mentah-mentah oleh Nana. “Ga mau, di situ horornya yang laen!" protes Nana.
Sebenernya beberapa mahasiswa cowok juga tidur di rumah cewek tapi untuk jadi satpam tentunya. Tapi ya kaliーminta tolong anak cowok nganter ke kamar mandi.
"Iya udah deh, hayu" Nina memberanikan diri.
"Eh, gue ikut juga dong! Kebelet juga nih!" sahut seorang cewek yang ternyata Rara.jarak antara rumah dan kamar mandi sekitar 10m. Angin malam meniup tengkuk ketiga cewek itu hingga merinding disco.
Sesampainya di depan kamar mandi, mereka bertiga masuk bersama-sama di satu kamar mandi dan mengosongkan kamar mandi yang satunya.
Mereka melakukan BAK secara bergantian. Saat giliran Rara, tiba-tiba terdengar suara tangisan pilu seorang perempuan dari kamar mandi sebelah yang gelap gulita.
"Nan, suara apaan itu?" tanya Nina sambil mencengkram lengan sahabatnya ketakutan.
"Anjir suaranya kaya jauh gitu, berarti dia deket, 'kan!" Nana bersuara pelan tapi ada nada kepanikan.
"Bodo amat! Gue ga mau di sini lebih lama Nan!" Nina lari keluar kamar mandi dengan panik di susul Nana.
"Anjir, gue belom selesai!!" Rara berteriak. Saking ketakutannya, Rara lupa untuk membasuh dan buru-buru keluar sambil mencoba merapikan celananya tapi tidak berhasil karena disekeliling kamar mandi adalah tanah merah basah yang becekーRara terpeleset dan jatuh dengan celana yang tak terpasang dengan sempurna.
Kemudian seseorang atau sesuatu berbaju putih? Keluar dari kamar mandi sebelah.
Serta merta Rara berteriak. "Gob**k, Anj**, b@b1, @$&(*^54347&!!!!" dan makian2 lainnya. Walau marah, tapi Rara masih menangis karena rasa takutnya barusan.
"Bang@%#, loe Sat!!! Loe kira lucu apa?!" Nina dan Nana ikut memaki sambil membantu Rara yang terjatuh.
Ternyata hantu kuntinya adalah teman mereka Satria, cowok yang emang terkenal dengan keusilannyaーyang di maki cuma bisa minta maaf sambil nyengir kuda.Garing yee... ya tp ini cukup horor buat mereka bertiga pada saat kejadian lho, sampe-sampe si Satria harus memohon belas kasih ama mereka bertiga buat diampuni XP
For next story i'll try to make it more scaaaaryyy...kiikkk...kiiikk... kiiikk...
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Kisah Seram
HorrorIni cerita-cerita seram yang pernah dialami penulis dan teman-teman penulis selama ini. bentuknya oneshot, satu bagian satu cerita. Beberapa cukup kocak dan beberapa cukup bikin trauma sampai sekarang. Dijamin bacanya bakal bikin kalian merinding d...