EPISODE 2

83 7 0
                                    

Matahari mulai menunjukkan dirinya,  aku masih tertidur pulas. Dan kemudian dari balik pintu ada sosok Ibu yang mendekati ku, dan langsung mengelus-elus ku supaya Aku terbangun.
"Hani bangun"
"Iya Bu" Aku menjawab.
"Ayo siap-siap jam 10 kita pergi ke rumah sakit untuk mengambil hasil rongsenan kamu" ujar Ibu.
Aku pun segera bersiap-siap di bantu oleh Ibu. Waktu menunjukkan pukul 9 pagi.
Aku dan Ibu segera menaiki motor kali ini aku hanya berdua, karena Ayah sedang kerja.
Kami berdua pun berangkat, kira-kira kita menempuh waktu 20 menit. Karena hanya menuju puskesmas.
Akhirnya kita pun sampai.
"Assalamualaikum" Ibu mengetuk pintu ruangan Doktor dan sambil mengucap salam.
"Wa'alaikumussalam" Dokter pun menjawab salam.
"Ibu silahkan duduk, saya akan segera mengambil hasil rongsenan nya"
"Baik Dok"
Aku melihat sekeliling dengan tatapan yang polos.
"Bu ini rongsenan sudah keluar, mari kita lihat hasilnya. Hasilnya ternyata anak ibu".
"Kenapa Dok?" Ibu dengan muka cemas.
"Anak Ibu mengidap penyakit jantung, klep jantungnya bocor"
Ibu masih bingung dan sangat sedih sekali mengetahui yang terjadi pada diriku. Pasti jika Ayah disini juga ia pasti akan sedih sekali.
Pada saat itu aku belum mengerti apapun dengan apa yang terjadi pada diri ku. Jelas Aku masih sangat polos.
"Lalu Dok anak saya apa bisa sembuh?" Ibu bertanya memastikan.
"Bisa Bu. Tidak ada yang tidak mungkin jika Allah berkehendak. Anak ibu harus segera di operasi, itu jalan satu-satunya yang paling menjamin kesembuhan Anak Ibu".
"Tapi Dok biayanya pasti sangat mahal"
"Tidak apa-apa jika Ibu belum ada biaya, saya tidak memaksa".
"Memang Dok tidak ada cara lain untuk menyembuhkan anak saya?"
"Ada Bu, tapi tidak menjamin anak ibu sembuh total, karena penyakitnya ada di bagian dalam. Itu sangat susah sekali sembuh jika hanya meminum obat-obatan"
"Penyakit ini hanya bisa sembuh langsung jika akar permasalahan nya langsung yang di obati"
"Baik Dok saya akan bicarakan ini dengan suami saya"
"Yasudah ini Bu saya tulis resep obat yang semoga bisa membantu kesembuhan anak ibu"
"Terimakasih Dok, permisi"

Aku dan Ibu sampai rumah akhirnya.
Ibu langsung menidurkan ku. Dan aku tertidur.
Ibu langsung menemui ayah yang sedang duduk di bangku belakang rumah.
"Yah"
"Iya Bu, bagaimana hasil rongsenan nya?"
"Han, Han, Hani" ujar Ibu sambil bergetar dan meneteskan air mata.
"Hani kenapa?"
"Hani ternyata mengidap penyakit jantung yah"
"Ayah pun terdiam membisu, dia hanya menarik nafas dan tersenyum, mah tidak usah sedih kita punya Allah, kita bakal cari cara buat Hani sembuh ya" Di balik senyum palsu Ayah pasti entah tidak tergambar betapa terpukulnya Ayah, tapi Ayah harus memasang topeng nya untuk menguatkan Ibu.
"Tapi dia hanya bisa sembuh dengan jalan operasi yah, biaya nya kan mahal"
"Operasi!? Ayah tidak punya biaya sebanyak itu untuk operasi, pasti Operasi butuh biaya yang sangat mahal. Baiklah kita coba cari jalan alternatif yang lain saja untuk menyembuhkan Hani, sambil mengumpulkan uang untuk biaya operasi" Betapa merasa tidak berguna nya Ayah sebagai sosok penunggu jawab keluarga, dan dia harus lebih keras membanting tulang. Di tambah biaya sekolah kakak ku.
"Yasudah yah" ujar Ibu.
Huaaaaaa Aku menggeliat sambil menutup mulut ku yang tadi menguap. Aku melihat sekeliling tidak ada Ibu.
"Assalamualaikum" tok tok tok ujar kakak ku yang baru saja pulang.
"Siapa itu, mungkin kakak" dengan polosnya tanpa menjawab salam Aku beranjak bangun dan membuka pintu.
"Eh Hani tumben kamu yang buka pintu, Ibu dan Ayah mana ?"
"Gatau kak, Aku baru bangun tidur"
"Oh yaudah ayo kita masuk"
Aku pun melangkah masuk di lanjutkan oleh kakak.
Ibu berjalan menuju ke ruang TV dan disana Ibu melihat kakak yang baru saja datang.
"Eh Komala kamu sudah pulang"
"Iya Bu, hari ini guru sedang rapat jadi pulang cepat"
"Ya sudah segera ganti baju, dan lanjut makan ya"
"Baik Bu" ujar kakak ku.
Ibu berjalan menuju diri ku...
"Hani ayo makan dulu ini sudah sore, nanti abis makan Hani harus minum obat"
"Aku kan tidak sakit Bu, kenapa harus minum obat ?"
"Ini obat vitamin nak" Ujar ibu berbohong pada ku

Begitulah kehidupan aku selama 12 tahun tak lepas dari obat.
Dan setelah umur ku menginjak 6 tahun Aku di beritahu Ibu yang sebenarnya. Di umur itu Aku sudah mengerti. Bahkan tubuh ku sudah membiru keseluruhan kuku-kuku ku pun berbeda dengan manusia manusia lain yang normal.

The Magic In My Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang