Chapter 20

38 8 12
                                    

“Aku pulang!”

Nao melirik ke arah pintu, disana sudah ada Dazai yang tengah melepas sepatunya. “Tumben lama. Susah nyari tonkatsunya yah?” Nao bangun dari sofa dan jalan ke arah suaminya. “Enggak kok, Cuma lama aja ngantrinya. Ada restoran tonkatsu baru di sekitar daerah rumah Kunikida-kun.” Senyum Dazai sambil menaruh bungkusan makanan itu di atas lemari kayu kecil. “nunggunya lama yah?” Tanya Dazai sambil memeluk Nao. “Enggak juga sih.” Nao dengan lembut mendorong Dazai, melepas jas abu-abunya.

“Kamu mandi dulu, abis itu kita makan.” Katanya sambil menggantung jas Dazai. Ia mengangguk dan naik ke lantai 2. Lalu, hp Dazai berdering di jasnya. “Loh… hpnya disini?” Gumam Nao sambil mengambil hpnya dan melihat siapa yang memanggilnya.

‘syg’

Seketika, jantungnya seakan-akan berhenti sesaat. ‘a-apa…?’ batin Nao. Nao mengambil napas dan menjawab panggilannya. “Halo, Dazai? Kau ini bodoh ya? Powerbankmu ketinggalan di rumahku!” Loh… ini kan suara Kunikida??? “K-Kunikida-kun?” “Hm? Loh… Nao? Mana Dazai? Powerbanknya ketinggalan!”

Seketika, Nao sedikit lebih lega, tapi dia masih curiga… Kenapa nama kontak Kunikida diganti dengan ‘syg’??? itu kan… singkatan dari kata sayang?????

“Ah, biar besok ku ambil di tempatmu pagi-pagi sebelum aku ke agensi. Mungkin dia cuma lupa.” Kata Nao. “Pagi? Sepertinya tidak bisa… malam ini aku harus lembur, jadi mungkin besok aku tidak akan bisa bangun pagi-pagi sekali… Mungkin siang saja. Kita ketemuan untuk sekalian makan siang bersama. Bagaimana?”

“… ini bukan modus murahanmu kan?”

“Apa?! Jelas bukan! Tidak tertulis di idealku untuk mencuri istri orang! Lagian aku masih punya harga diri, Nao.” Geram Kunikida.

“ahaha! Ya sudah, besok siang. Akan ku hubungi kau lagi besok.” Nao mematikan teleponnya. “… gak mungkin kan, Dazai selingkuh…?” Gumam Nao, memandang hp Dazai. Ia menghela napas dan mengambil bungkusan makanan yang ada di atas lemari kayu dan segera menyiapkan makan malam mereka.

Setelah beberapa puluh menit, Dazai turun dari lantai atas, memakai baju simpel dan rambut yang masih basah. “Dazai, tadi Kunikida nelpon kalau powerbankmu ketinggalan di rumahnya.” Kata Nao, sudah duduk di kursi makan. “Ah, iya kah?? Pantesan tasku kok enteng…”

“dan kenapa nama kontak Kunikida kayak gini?” Tanya Nao sambil menunjukkan kontak Kunikida. Dazai mengambil hpnya dan tertawa. “ini hanya candaan, Nao! Kebetulan Kunikida harus pergi sebentar dan ku ganti nama kontaknya untuk menjahili penggemarku. Ku lupa untuk menggantinya.” Jelas Dazai, tak mau Nao untuk menyalah nyangka.

“Kenapa kau tidak menelponku saja?”

“Ku gak mau mengganggu kerjamu, sayang… ku janji, aku tak akan selingkuh denganmu.” Dazai memegang tangannya. Ia menarik tangannya dan menghela napas. “Malam ini kau tidur di sofa.” Nao dengan cepat mengambil piringnya dan membawanya ke lantai 2.

“H-Hah?!”

Dazai hanya terdiam melihat Nao membanting tutup pintu kamar mereka. Dazai menghela napas dan duduk di sofa, nafsu makannya hilang sepenuhnya. “Aku ini kesambet apa ya, sampai mau gitu, nikah sama dia.” Dazai memandang cincin emas pernikahannya, terukir tanggal pernikahan mereka. Dazai mengutak-ngatik hpnya dan menelpon seseorang. “Iya, ini aku, Dazai… istriku marahan denganku, bisakah kita ketemu nanti?... Di rumahmu? Oke… Jangan pakai parfum ya, haha…”

-NAO’S POV- YEY

Ku taruh piring makanku di meja dekat kasur setelah ku kunci kamarnya, ku benar-benar tidak mau Dazai diam-diam masuk ke kamar tengah malam. Benar-benar kesal apa yang terjadi barusan. Memang, kontak itu si Kunikida, tapi… alasan itu sama sekali tak masuk akal bagiku… ku mengambil hpku yang ada diatas bantal dan menelpon mbak Koyou. Kami sedang mengharapkan anak lagi, jadi ku tidak boleh terlalu stress…

Kusut Segitiga (Chuuya x OC x Dazai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang