1. Tiga Sejoli

109 32 28
                                    

Rintik kerinduan di pagi ini seiring melambai dengan hangatnya kopi yang iya seduhh dengan penuh kehati hatiann lembut menuju buana aksara  yang membuatku terbang dan tersenyum. "hehhehe'' Kau tertipu pembaca iya di sana adalah sahabatku  yang sedari pagi membangunkan ku dengan aroma khas yang dia buaykan ke hidungku hingga aku tak kuasa lagi untuk tidak mebukakan mata

" Stopp geh kita bukan mau membahas dia lohh! "

Di sisi bait ketika banyak agenda yang menerjang sehingga karam ajab kali  disudutkan oleh sebuah rasa kelelahan , namun sosok kuat tetaplah berjalan mengarungi jalan setapak tak banyak cabang namun sesekali cabangnya menghantarkan ke jurang yang terjang sehingga kalau saja salah bisa sajah terjerumus kedalam nya atau sesekali cabangnya menghantarkan nya ke sebuah sungai deras yang bisa membawanya ke arus yang tak dia inginkan.

Aku tau sebenarnya harus sudah kembali ke agendaku seperti biasa namun ahh kenapa kerinduan ini terus saja menyudutkanku bahwa aku masih ada disampingnya masih bercanda denganya bahkan dengan orang tuanya. Begitu gemulai menggelayuti setiap syaraf otaku menghancurkan fonem-fonem kebebasan yang ku milki, wajar saja irama berkata seperti itu wong beberapa tahun diatak bertemu dengan nya.
Kita berada dalam ruang kisah dua sejoli Juned dan Jubaedah.
Memulai dengan rajutan cinta yang mereka bangun sejak lama penuh dengan rasa cinta mereka tak memandang kasta sama-sama merajut cita dengan kesederhanaan yang mereka  punya, pada akhirnya mereka berdua berpisah...... "upsss"  bukan berpisah cintanya yah... 'tapi' berpisah jiwa-jiwanya June pergi ke kota tua dan Jubaedah pergi ke kota industri untuk sama-sama  mereka mengais rezeki, utuk sama-sama menabung rindu kemudian menuai kepuasan merindu, agar mereka habiskan sisa bahagia di hari tua mereka berdua.

Perjalanan kisah mereka perharinya di hiasi dengan rangkaian kata-kata dibalik media kaca yang mereka genggam, sesekali bertegur sapa dengan suara bias yang lahir di media tersebut. ''ahhhh malangnya" mungkin saja kalau tak ada media itu aku tak yakin bahwa Juned dan Jubaedah bisa saling berirama. Bukan tidak mungkin mereka,   sesekali mungkin bisa memakai media lama,' hhhheee' .. tapi pliiss deh ini dunia milenial masa iya Juned dan Jubaedah harus memakai media itu kan konyol bukan heheheh,,

Dan akhirnya waktu berjalan terus berlalu begitu cepat tak sadar juned dan jubaedah sudah 5 tahun lohh bersama merajut lembar demi lebar kisah cintanya.  Seperti dunia hayalan memang ketika sesosok Jubaedah menanti untuk bisa bertemu dengan Juned pacar yang nyata, tapi tak yakin bahwa itu nyata wong setiap hari mereka pacaran menggunakan media genggam,  (iya semacam pacar Media maya untung saja bukan LUNA MAYA,) "heheheh'' namun kepiawain menaruh rasa sayang menghantarkan kebuayan asyik, merka mampu menjalaninya  mereka piawai dalam memainkan ritme-ritme perjalanan cintanya walaupun sesekali terkadang mereka diterjang oleh ketidak yakinan satu sama lain yang membuat mereka bertengkar dasyat tapi tak lama karna kekuatan cinta yang mereka tanam lebih mengakar dbandingkan akar yang orang orang tanam. Makanya bisa kuat seperti itu mau ada tsunami, badai, longsor ataupun yang lainya pohon cinta mereka tetap kokoh berdiri. "hahah"

kisah juned jubaedah mulai lebay 
Kita bercerita dulu juned yah..

Juned adalah seorang pemuda ......
" jeng jeng"
Iya lah pemuda kalo pemudi cewe dong ....

Dia sosok yang tampan tak jarang begitu banyak wanita yang mengaguminya bahkan yang mengejarnya pun banyak entahlah, namun juned sangat piawai dalam memainkan kata membuat orang bingung terhadapnya bahkan wanita mana yang tak tergila-gila padanya apalagi jika mendengar lantunan bait bait manjanya yang begitu menyayat hati. Benarkah dia di kejar kejar wanita karna ketampananya, atau juned yang banyak utang ....."heeeehheee"

Satu sosok wanita cantik pun acapkali  mengajaknya jalan-jalan,
"yah  juned sih mau mau aja pikirnya bisa makan dan jalan gratis selagi melepas kepenatan nya,''
eh taunya ada maksud lain yang di rencanakan wanita itu ,,

Pada satu titik sebut saja wanita itu namanya Parwati. Malam minggu itu Parwati mengajak Juned jalan-jalan di sudut (Kota Tua)  Parwati tau betul kesukaan Juned apa tempat yang di senanginya, apa makanya, "Parwati itu terkesan romantis lah"

mereka berduaan layaknya 2 sejoli yang sedang merangkai rumah untuk mereka singgahi.
"namun ini hanya satu kisah dari beberapa kisah Juned Dan Parwati ''

Juned memang laki-laki yang datar-datar saja bodo amat apa kata orng, dia menganggap kebersamaanya dengan Parwati ini adalah suatu hal yang wajar antara hubungan persahabatan,

beranjak dari lelah berjalan Parwati mengajak juned ke suatu tempat, nampaknya di tempat itu telah tersedia minuman dan makanan yang sangat di sukai juned (kopi hitam , rokok dan mie ayam bakso telah tersaji dan begitu tertata rapi) 

Mungkin agak kebingungan juga Juned,, dalam hatinya kapan iya memesan?
Parwati memulai celoteh pertama "itu untukmu juned" aku sengaja menyiapkannya.
"wah nampaknya ini enak'' 'Juned'
Tanpa basa-basi lagi Juned yang sedari pagi belom makan langsung melahapnya hingga habis tak tersisa  "benar-benar kelaparan juned, wkwkwkw tabanyak bertanya karna sedari awalpun Juned makan Parwati dengan cerocosannya terus saja ngomong kalo anak muda bilang dia curhat sih panjang lebar si Juned fokus saja makan ,, hehehehe Juned memang gitu tapi dia denger kok walau terkesan jahat yahh, selepas menyantap bakso tadi perbincangan pun di lanjutkan.

Kala sore mulai menghampiri dua insan yang sedang menepikan tempurung menikmati secangkir kopi dan menghisap sigaret putih kesukaanya Juned di hadapkan dengan posisi Parwati yang mulai mendekat dan memandanginya penuh harapan, "entahlah penulis kurang tau maksud parwati heheh" perlahan parwati menata katanya dengan indah
"lagi-lagi penulis tak bisa melukiskan seberapa indahnya 'heheheh"

'' Juned '' tanya Parwati dengan lembut penuh rasa yang teramat dalam.
''apa ti'' kebali dengan polos nya juned enjawab. memang  Juned  kalo manggil orang suka akhirnya saja
''ko kamu gak peka peka si Juned'' nada sedikit syahdu.
''ada apa ti kamu terlalu bertele-tele'' ujar Juned datar.....
Parwati menghela nafas ''aku suka kamu juned kamu ko gak nyadar sihh'' 
Juned tertawa  terbahakk ''hahahahhahah '' apa ti? .... Dengan datar berkata"
Kita ini beda loh ti Juned hanya anak petani yang tak punya apa-apa, rumah saja tak punya itu lelucon, kamu cari saja yang se kasta denganmu  ti ,,  lagi pula ati juga tau kan Juned udah punya pacar.

Parwati memandang juned dengan indahnya. Beberapa kali parwati meyakinkan Juned namun ia tetap teguhh.
"tau lah siapa yang tak mau pacaran sama parwati dia cantik, kaya,  baik dan adik dari TNI pula tinggal nya saja di asrama yonzifur bodoh jika  tak ada yang mau dengannya, entah lah Juned ini yang bodoh atau pura pura bodoh dia masih dengan santainya tak hiraukann apa yang terjadi barusan.
Sedang tidak menyadari apa yang iya katakan membuat Parwati menangis di pangkuan Juned. malam itu pun mencekam terkesan dramatis dua sejoli yang tak sealur mencoba untuk saling memadu namun tak mampu mencoba berlabuh namun tak tumbuh..

Entah TAMAT atau BERSAMBUNG
Trimakasih pembaca

JANGAN LUPA FOLLOW IG @Sajak_penatelanjang,,  vote, komen Dan share yahh....
💌🛫🌇

Konspirasi Hati Anak AdamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang