2. Malam Dipenjuru Kota

27 5 2
                                    

Malam Dipenjuru Kota
Kala malam ini mulai sunyi lantunan suci yang terngiang di sanubari indah nan membahana merebah kelinci percobaan yang seraya mati. Malam  ini ataupun hari ini masih sama dengan hari-hari biasanya “entahlah” seakan tak ada rasa mungkin mati akibat 2015 silam yang menimpa dan merubah seluruh  dunia, namun sebetulnya bodoh karena dunia masih seperti biasanya tak ada yang berubah namun semangat yang mulai menipis.

Sebuah memo memainkan ritmenya tuk kembali mengingat masa itu dimana hari yang harusnya menjadi momen bahagia ternyata berujung luka,, namun harus kembali bangkit sebab luka tak harusnya di sesali mari mulai mengilhami akan takdir tuhan yang indah ini.

Disela kegiatan padat sosoknya yang selalu menjadi penyemangat di kala penat sebut saja dia Miftah penyebab Juned ada di pesantren ini. Emmm kalian bingung yah..!!! sebut saja Juned namanya dia adalah sosok yang sedang bersembunyi di dosa-dosa kelam yang sedang dia tutupi, dia mencoba memperbaiki diri di pesantren meski pendidikan sebenarnya terletak pada keinginanya dalam membenahi diri. Kisahnya bermula pada titik dimana iya mulai terpuruk dalam kebimbangan.

*****

Bandung terminal VVJ terkesan sunyi sekali  malam itu nampaknya merenggut jiwa yang lelah sepulang menonton konser di salah satu kota, tempat itu selalu saja menjadi tempat ternyaman 'tempat iya mengistirahatkan penat' tentu saja degan sebatang lisong dan sebotol minuman "tak lazim" yang menemaninya.

Larut sekali malam itu namun nampaknya tidur adalah momen terindah yang harus di selami. Sedari bayang tak nyata munculah dalam lorong tanpa raga yang nampak nyata, sosok anak kecil begitu tampan yang menepuk dan berbincang bersamanya terkesan nyata Juned pun sedari awal sangat memperhatikanya seksama. Sosok anak kecil tetrsebut bertanya pada Juned!!!
+++
Anak kecil “kak kamu adalah sosok hebat loh” Sapanya !!!!!!

Juned “memangnya aku kenpa’’

Anak kecil “hanya kaka yang tau”

Juned “siapa kamu de?”

Anak kecil “Kaka tau siapa saya!!!!

“Juned kikuk sedikit kebingungan dengan apa yang menjadi jawaban anak itu”

Kembali anak itu bertanya sembari pergi entah kemana “apakah kaka akan hidup seperti itu terus” sontak  kebingungan membumbung di benak JUNED sembari tak sadar dia terbangun dari mimpinya seraya bingung apa yang  menjadi perbincangn nya tadi seperti nyata. Iyapun bingung sontak menemukan titik balik dimana dia harus mulai bebenah.

****

Spertiga malam terlewat dengan benak yang masih diambang kebingungan, namun;
Tak sadar iya mulai melaju scooter bututnya menuju tempat pavorit keduanya dimana iya melabuhkan letih meski jarak terpaut jauh dari kota Bandung menuju Kota pesisian Garut “pagi sekali”  sebab iya beranjak di tempat sebelumnya sekitar  jam 4 pagi namun entah apa yang dirasa perjalnan yang sedari iya bayangkan akan banyak menghambat ternyata  sangat landai iya lalui sangat cepat. Hingga pada akhirnya diapun sampai pada tempat yang iya tuju ‘’Limbangan’’ tepatnya Alun-alun Limbangan, tempat yang menjadi saksi dimana iya mulai memantapkan jiwanya untuk membenahi diri.

Juned menepi di sebuah pohon rindang di Alun-alun Limbangan iya mulai penat bingung akan apa yang harus iya perbuat terlebih dahulu, secara tak sadar kakinya menuntunya ke sebuah warung BATAGOR""" 😁 tentunya Juned lapar sebab sedari pulang dari menonton konser iya belum mengisi perut kerempengnya dengan makanan atau sebatas pengganjal usus pun tak iya lakukan.

Beberapa saat kemudian iya  tak mampuh menahan jiwa rakusnya akan sosok lapar pada hasrat duniawi ternyata kali ini bukan pada makanan yang sudah dihidangkan oleh penjaga warung "penyaji bumbu kacang" dari tadi, namun pada sosok perempuan cantik menawan bak permaisuri calon penghuni surga. Seakan tak mampuh berkata dengan jiwa bringasnya Juned menyapa namun kali ini anehnya jiwa nyelenehnya tidak muncul halayak dia adalah seorang Rama yang lembut bertanya pada Sinta  begitu sopan nya dia bertaanya pada perempuan itu.

Juned ‘’Selamat pagi neng”
Perempuan Itu hanya senyum

Juneed ‘’neng itu jajannya biar saya bayarin’’
Perempuan itu kali ini ‘’menjawab” !!! masa iya mau bayarin kami belinya banyaak loh,
gak papa sih kalo mau di bayarin 7 bungkus pak “seru teman si perempuan itu”
Si permpuan itu bersama seorang temanya yang benar sekali keduanya selain dari parasnya yang cantik ternyata di topang dengan penampilan yang sopan dan anggun berbalut hijab dan kain sarung sebagai rok yang menambah kesan ayu pada diri mereka.
Sedari perbincangan tadi Juned menjawab ‘’ monggo biar saya saja yang bayar,, Kembali sautnya bertanya lagi seakan ada yang mengarahkan iya bertanya lidahnya mengucapkan “apakah di daerah sini ada pesantren”
tak sedikitpun ragu melihat penampilan Juned yang amat berantakan,,,,,
Perempuan Itu menjawab dengan lembut “Banyak kak mari saya antar ke pesantren kami barangkali kaka tertarik untuk menimba ilmu disana”
seakan terbius aroma apa Juned tak mampuh menahan ajakan nya, setelah usai batagor di bungkus dan diserahkan pedagang. Mereka bertiga beranjak dari warung itu dan  menuju persantren disinilah tempat dimana dia menemukan tempat yang sejuk yang pernah iya singgahi,, perjalanan sosok kerdil mencari tempat untuk menepi pun telah usai maka harinya pun mulai berubah perlahan.

BERSAMBUNG
Bandung 15:30

Jangan kaget dan cemas ini masih sealur kok sama cerita pertama,, namun trip bagian ceritanya  ajj yang di acakk
Selamat berjalan-jalan....!!!!!!!!!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Konspirasi Hati Anak AdamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang