~ Typo maafkan ~
Saat semua nya masih gelap seorang gadis terbangun dari tidurnya tidak lain karena di luar kamar nya ada benda yang jatuh dan pecah atau mungkin bisa di katakan 'di lempar' dengan sengaja. Selalu terus menerus suara itu datang saat mereka datang pada malam hari dan bertatap muka satu sama lain.
'Dasar orang-orang bodoh jika mereka selalu bertengkar kenapa masih tetap bersama?! Cih!' Batinnya mengeluh.
Melangkahkan kaki nya keluar gadis itu lalu berteriak.
"BISAKAH KALIAN BERHENTI BERDEBAT DAN BERHENTI MELEMPARKAN SEMUA BARANG ITU?! INI TENGAH MALAM KALIAN BISA MEMBANGUNKAN SELURUH KOMPLEK KARENA KEBISINGAN YANG KALIAN LAKUKAN!."
.
.
.
.Setelah mengeluarkan kata katanya itu sang gadis akhirnya kembali bersuara dengan menurunkan nadanya.
"Kalian bisa bertengkar selain tengah malam bukan?." Katanya sambil bertanya dengan nada yg sangat dingin dan datar.
"Lihatlah didikan dirimu, dia jadi menyuruh orang yang lebih tua darinya tanpa menyadari orang yang dia teriaki adalah orang tua nya sendiri!" Seorang pria paruh baya akhir nya bersuara dengan nada menyindir.
"Sudahlah. Terserah apa yg ingin kau katakan" Seorang wanita yang tak lain adalah ibunya yang akhirnya bersuara sambil mendekati gadis yang tak lain adalah anak nya. Membawa gadis itu dalam pelukan hangat nya.
Tangis gadis itu seketika pecah saat wanita itu memeluknya.
Meninggalkan pria paruh baya yang masih menetap di tempat nya mereka pergi meninggalkan nya menuju ke kamar gadis itu.
"Sudah lah jangan menangis lagi" wanita itu berkata dengan sangat lembut kepada anak nya.
"Pergilah dan lanjutkan membuat pesta dengan laki laki itu sambil melemparkan barang yang masih tersisa" gadis itu berhenti menangis dan melontarkan kata kata yang sinis dengan nada sangat dingin
Plakk
Pipi kiri gadis itu akhirnya memerah. Tanpa menjatuhkan air matanya gadis itu menyeringai tipis di wajah nya.
"Akhirnya kau melakukan nya. Hahhahha terimakasih sekarang benci ku terhadap mu dan dia kembali bertambah, sekarang aku mohon dengan sangat pergi dari kamar ku sekarang dan tenang saja aku tak akan menangis karena kalian lagi" ucap gadis itu dengan penuh tekanan pada setiap kata dengan sinis dan nada yang sangat dingin.
Tanpa mengatakan apapun lagi wanita itu pergi dari kamar gadis itu dengan wajah merasa bersalah.
"Akhirnya mereka diam." Dia bergumam setelah wanita itu menutup pintu kamar nya.
Gadis itu akhirnya berdiri dan menghempaskan dirinya di atas kasur king size miliknya. Menatap langit-langit atap kamarnya akhirnya mata nya menutup dan tertidur.
Kringgg
Kringgg
Kringgg
KringggAkhirnya mata sang gadis terbuka dan mematikan alarm milik nya. Menuju kamar mandi dan segera memakai seragam setelah selesai mandi. Melangkah kan kakinya keluar kamar dengan penampilan sudah siap berangkat sekolah. Menuju tempat makan dan memakan sarapan nya tanpa ditemani orang tua nya. Makanan itu sudah tersedia karena pembantu nya sudah menyiapkan sarapan dan sedang membersihkan ruang keluarga yang seperti kapal pecah karena orang tua nya kemarin malam.
Setelah selesai sarapan akhirnya dia pergi dari rumah menuju sekolah meskipun masih terlalu pagi untuk nya berangkat tetapi apa yang akan dia lakukan juga jika dia masih di rumah? Tidak ada yang bisa dia lakukan di tempat yang di bencinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kegelapan
Teen Fictionkegelapan tak berujung membuat ku semakin masuk ke dalam nya dan sekarang kegelapan adalah bagian yang tak pernah pergi dari diriku karena dia pergi.