pelangi-part 2

6 1 0
                                    

Yang menyakitkan dari pertemuan ialah akan datangnya perpisahan pada akhirnya.

****

Waktu pulang sekolah pun telah tiba, aku pun bergegas pergi ke kelas 10 untuk menjemput adikku dan pulang bersama-sama.
Sampai aku dikelasnya,

"Dek, ayo pulang. Udah waktu nya pulang".

" maaf nih kak gabisa pulang bareng soal nya cantika masih ngerjain tugas, tadi pas waktu nya ulangan ehh cantika remidi". Ujar cantika padaku,

" ahh elu dek kapan pinter nya sih remidi mulu dari dulu. Yaudah kakak pulang dulu ya".

"Okay kak hati- hati ya. Tolong bilangan sama mama ya kak takut nya mama nyariin. Mau telfon mama hp nya cantika ketinggalan hehehe". Jawab cantika dengan muka yang penuh rayuan kepadaku,

"Iya bawel iya, yaudah kakak pergi dulu. Bye!".

" okee hati-hati kak".

Setelah itu aku keluar dari kelas cantika dan bergegas pulang. Sesampainya dipagar sekolah ku raih telfon genggam di saku celana ku yang sempit itu. Lalu, aku menelfon pak rusdi supir mobil pribadi ku di rumah.

Tutt,tutt,tutt...

"Halo pak rusdi, pak jemput ryan ya".

" maaf tuan ini saya lagi nganter barang yang disuruh sama papa nya tuan ryan". Jawab pak rusdi padaku di telfon dengan nada yang sangat halus.

"Oh iya udah pak rusdi ryan jalan kaki aja".

"Yaudah tuan sekali lagi maaf tuan".

" iya pak rusdi gapapa".

Akhirnya aku mengambil keputusan untuk berjalan kaki. Sebenarnya jarak rumahku dan sekolah tidak terlalu jauh, tapi papa selalu menyuruhku untuk naik mobil, biar gak diculik katanya (udah gede kali paa-,-).

Pada saat lagi asyik-asyiknya jalan sambil dengerin lagu lewat headphone gue yang berwarna ungu, tiba-tiba gue terpancing untuk berkunjung ke toko roti yang ada di depan gue barangkali ada roti yang bisa masuk ke mulut gue dengan rasa yang fantastis.

Clintinggg....
Bunyi bel saat membuka pintu toko roti itu membuat seorang wanita muda berkulit putih, memakai kaos warna merah muda yang sama dengan warna celana nya.

"Permisi, apa ada yang bisa saya bantu?".
Gue hanya bisa melihatnya dengan dua pasang mataku ini, tanpa berkedip sekali pun.

Ya tuhan, mimpi apa gue semalem ketemu bidadari di toko kue. Mungkin jodoh gue kali yak. Sadar yan sadar! Batin gue bergumam,

" Hallo, mas nya nyari apa ya?". Tanya dia sekali lagi padaku dan membuatku tergugah dari lamunanku itu."

"Ohh, iya mbak maaf, maaf".
Dia pun tersenyum tipis kepada ku. Wagelaseh, meleleh gue.

"Oh ya mbak saya kesini mau beli kue-e kue-e...".

Batin gue,
Gue mau beli kue apaan ya, huftt bikin malu aja nih gue

Dia pun memotong gumaman gue,

" kue pelangi?".

"Yaa!! Gue nyari kue pelangi!".

" berapa potong?"

"3 potong aja mbak".

"Oke tunggu sebentar ya mas".

Dia pun pergi meninggalkan ku tampa pamit (alay banget sih gue).

10 menit durasi gue nunggu kue pelangi yang akhirnya dateng juga. Dengan dibungkus rapih di dalam kotak yang berlogokan gambar kue pelangi yang manis dan bertuliskan " kucake".

"Ini mas kue nya".

" oh ,i-iya mbak. Jadinya berapa?"

"50 ribu mas".

Aku pun meraih uang di dalam dompet ku yang berwarna biru tua di dalam saku ku.

" ini mbak terima kasih ya".

"Iya mas sama-sama, jangan lupa kembali lagi ya:v".

Hah? Kembali lagi? Ya jelas lah. Gue setiap waktu kembali buat elu yang gue sampek sekarang gak tau namanya.

" okay, sure".
Gue pun pergi ninggalin toko kue tersebut. tiba-tiba,

"Masnyaa!"

Dia manggil gue?? Sumpah??


Hallo gaes, ini update an aku yang kedua dengan cerita yang gak jelas ini yala, wkwkwk. Jngan bosen" ya, jngan lupa vote gaes
Terima kasih.



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Karena Kue PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang