*Maaf lama update🙏 happy reading🌹
Dia duduk disamping Felix, yaa ku akui dia terlihat cantik dengan rambut sebahu dan sedikit poni di dahinya. Dia terus berbicara dengan Felix, dan Felix juga terlihat senang meladeninya, ah apa yang sedang ku pikirkan.
Aku terus memperhatikan dari kejauhan, sampai Felix melambaikan tangannya padaku. Aku kembali ke meja, aku duduk dengan canggung. Gadis itu terus menatapku seolah tak suka denganku.
"Reina, kenalin ini Lusi. Dia temen kecil aku" kata Felix.Lusi mengulurkan tangannya.
Aku tersenyum sambil menjabat tangannya, "Reina".
Tak lama makanan yang kami pesan datang. Aku langsung saja melahapnya tanpa menghiraukan dua manusia yang sedang mengobrol di depanku.
Sesekali Felix menanyaiku dan aku menjawab sekedarnya sambil terus menghabiskan makananku.
"Fel, kamu inget ga si waktu kita kejebak di gudang rumah kamu?" Tanya Lusi.
"Oh hahaha iya aku inget"
"Padahal kita cuma mau ngambil sepeda kenapa pintunya tiba-tiba ketutup hahaha, untung aja papa kamu denger suara kita yang teriak dari dalem"
Mereka berdua terus saja tertawa mengingat momen-momen lucu mereka dulu. Sangat berisik.
Yahh ku rasa mereka cocok, Felix juga terlihat sangat bahagia. Aku jadi penasaran, apa mereka bener-bener temen kecil? Tak pernahkah mereka memutuskan untuk melanjutkan pertemanan mereka ke status yang lebih atas? Karena yang ku dengar, konon jika pertemanan antara lawan jenis pasti salah satunya punya rasa diluar pertemanan.
Apa yang sedang ku lakukan? Memang apa peduliku? Ini kan bukan urusanku, kenapa aku yang repot-repot memikirkannya.
"Naa? Reinaa" suara Felix membuyarkan lamunanku.
"Oh Felix, kenapa?"
"Balik ke kelas yuk?" Ajak Felix
Bangku di samping Felix kosong. "Lusi mana?"
"Kan Lusi udah balik daritadi, yee ngelamun aja si" Felix meledekku.Aku hanya tersenyum
"Kamu belum bayar makanan ini kan?" Tanya Felix.
"Iya belum, aku bayar dulu ya"Ketika aku hendak mengeluarkan uang, Felix mencegahku.
"Udah biar aku aja yang bayar karena kamu adalah teman pertamaku di sekolah ini oke?"
Belum sempat aku berbicara dia udah nyambung lagi.
"Aku ga terima penolakan, titik".Aku hanya mengangguk pasrah.
Sesudah Felix membayar makanan kami kembali ke kelas. Suasananya sangat canggung, jadi aku memutuskan untuk memulai duluan.
"Aku sempet ngira dia pacar kamu"
Felix mengangkat sebelah alisnya, "siapa? Lusi?"
"Menurutmu siapa lagi?"
Kemudian Felix tertawa.
"Hahahaha ya ampun na, kamu kira dia pacar aku? Ya engga lah"
"Kali aja kan"
"Atau kamu cemburu ya sama Lusi?"
"What the... amit amit ihhh" aku membantah.
"Aku becanda doang kok ga usah di anggep serius"
"Serah" jawabku ketus.
"Wahh kamu beneran cemburu nii?"
Aku memukul punggungnya, "Ihhhh apaan sii nyebeliiiinnn".
"Aduduhh iya iya maaf"
Sepulang sekolah aku menunggu angkot di halte bus depan sekolah. Biasanya aku akan dijemput sopir tapi mama mendadak pergi ke rumah sakit karena temannya dirawat disana jadi aku memutuskan menggunakan angkot.
20 menit kemudian...
Sekolah sudah sepi, angkot ga ada yang lewat. Aku ingin menggunakan gojek tapi aku lupa membawa hp, lengkap sudahh. Aku hanya menatap pasrah jalanan di depan ku berharap ada seseorang yang kasihan dan mengantarku pulang. Benar saja, seseorang berjaket hitam berhenti di depanku. Itu Felix!!
"Na, kamu nunggu angkot?"
"Yah seperti yang kamu liat, tapi sampe sekarang satu pun ga ada yang lewat" aku memanyunkan bibirku.
"Kamu mau aku anter pulang?"
"Beneran ni? Ntar kamu pulangnya telat gimana? Nanti kalo dicariin ortu kamu gimana?"
"Santai aja, aku kan cowok. Yang harus aku tanyain kayak gitu itu kamu, ini udah jam segini, daripada nunggu angkot yang ga jelas kapan datengnya lebih baik kamu aku anter"
Aku berpikir sejenak. Kalo Felix bawa aku kabur gimana? Terus kalo Felix macem-macem gimana? Aku kan ga bawa hp. Terus nanti kalo Felix ngajak aku kawin lari gimana? Mamaaaaa aku belom siap nikahhh.
"Kamu ga mau nih? Yaudah aku pulang" kata Felix
"Ehh iya iya aku mau" aku meng-iyakan.
Aku segera naik ke motornya. Selama perjalanan aku cuma diam menikmati matahari yang sebentar lagi tumbang, sangat indah.
Dannn untungnya aku sampai rumah dengan selamat, pikiran jelekku tentang Felix ternyata salah, aku terlalu berburuk sangka, maafin aku ya Felix hehe.
"Kamu ga mau masuk dulu Fel?"
Felix menatap rumahku, sepi.
"Gausah deh, rumah kamu sepi kan? Ga enak kalo ga ada ortu kamu nanti aku dikira macem-macem lagi, lain kali aja ya". Felix menolak ajakanku.
"Oh oke. Tapi makasi ya udah anter aku pulang, aku jadi ga enak"
Felix tersenyum, "Gapapa kali, lain kali kalo kamu ga ada tumpangan minta aku anter aja ya?"
Aku mengangguk sambil balas tersenyum, "Ya udah aku masuk dulu ya, bye"
"Bye"
Aku segera masuk ke dalam rumah, aku melihat Felix melambaikan tangannya, aku segera menutup pintu dan menuju kamar, ku taruh sepatu dan tas di sembarang tempat dan langsung menghempaskan tubuhku ke atas ranjang. Aku menutup mataku sejenak, banyak sekali yang terjadi hari ini. Beberapa menit kemudian turun hujan, semakin lama semakin deras. Kok bisa tiba-tiba ujan si? Padahal tadi ga mendung. Ku harap Felix sudah sampai rumah, kalo dia kehujanan maka aku akan merasa bersalah karena sudah menerima tawarannya untuk mengantarku pulang.
Sesudah mandi aku langsung turun ke bawah. Lapar. Aku membuka kulkas, untung saja ada makanan ringan. Aku mengambil beberapa bungkus snack dan kembali ke kamar. Seperti biasa aku akan mengecek isi whatsApp ku.
Tingggg+6285345876789 5 pesan
Reinaa?
Naaa?
Ini aku Felix
Heyyy tayoo
Ternyata pesan dari Felix. Eh wait, DIA DAPET NOMER AKU DARIMANAAA? Tanpa pikir panjang aku langsung membalasnya
Felix? Lohh dapet nomer aku darimanaa?Dari hatimuu
Serius ihh😬
Kepo dehh wkwk
Okeoke bodoamat.
Eh btw tadi pas ujan kamu masih dijalan? Apa kamu udah pulang?Jadi ceritanya kamu khawatirr nihh sama akuu?😋
Dihhh kepedeannn😝
Wkwk iya dehh
Pasti tadi kamu kehujanan kan?
Engga kokk
Ah boong, hujannya kan deres bgt tadi
Kehujanan sih tapi cuma dikit doangg kokkk, udah deket sama rumah terus ujan.
Andai kamu ga nganterin aku pasti kamu ga kehujanan:(
Nahhkann malah nyalahin diri sendiri, gapapaa aku juga suka hujan kok😁
Beneran gapapa nii?:( Nanti kalo kamu sakit gimana?
Santai aja ih kok kamu yang repot
Hmmm ya udah deh
Aku off dulu yaoke:))
Hmmm batre hp ku udah abis, ya udah deh di charger dulu.
Aku memandang ke luar jendela, masih hujan. Mama belum pulang. Ahh bosen banget, mending lanjutin baca novel. Aku mengambil novel dari dalam tas. For your information, aku pencinta novel. Bahkan dikamar aku punya satu rak tinggi yang isinya novel semua dan genrenya macem-macem mulai dari drama, teenfiction, romance, horor dan sekawanan lainnya. Yang tebelnya mulai dari 100 lembaran sampe 600 lebih, yang harganya dari 50k sampe 150k. Bisa kebayang kan udah berapa banyak tabungan yang aku comotin cuma buat beli novel inceran. Mama sampe heran kenapa anaknya bisa segila itu sama novel, tapi mama iya iya aja sih daripada aku kejebak pergaulan bebas diluar sana kan?
Bersambung...Jangan lupa komen & vote🌹
Ikutin cerita HdS terus yaaa😍
Salam manis dari author paling manis wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Dan Senja
Teen FictionMasa SMA yang ku kira membosankan ternyata menjadi menyenangkan semenjak dia datang. Bagai senja yang ditemani pelangi setelah hujan. Aku tau pelangi itu akan hilang, begitu pula dengan senja. Dan pada akhirnya mereka sama-sama menghilang, tapi siap...