Chapter 1

22 1 0
                                    

Ketika Masa-masa Kejayaan Belanda Ingin Tumbang, Belanda Merasa Geram Karena Pasukannya Berhasil Ditaklukkan Oleh Pejuang Indonesia, Dan Lebih Geramnya Lagi, Pasukan Belanda Ditaklukkan Hanya Dengan Sebuah Bambu Runcing, Panah, Tombak, Dan Sebilah Pedang, Sungguh Tidak Logis Bagi Belanda, Padahal Secara Logika, Belanda Lebih Hebat Dalam Persenjataannya Dibanding Dengan Pasukan Indonesia, Ada Tank, Senapan, Pistol, Meriam, Dll.

Perang Yang Terjadi Di Daerah Desa Joyonegoro, Jawa Timur ini Yang Dipimpin Oleh Jend. Frankz De Austin, membuat pasukannya semakin kebingungan bagaimana cara menaklukan rakyat indonesia,

"Sial! Gagal Lagi Untuk Menghabisi Rakyat Indonesia, Kita Butuh Strategi Lebih Bagus Untuk menaklukan rakyat indonesia, Tapi Bagaimana Caranya Ya?"

Lalu Ada Wakilnya Bernama Mayor Vrijk van Mdinheer memberi jawabannya kepada Jend. Frankz,

"Saya Tahu Pak, Tapi Ini Membutuhkan Sedikit Pengorbanan yang agak sulit."

"Apa itu Mayor Vrijk?" kata Jend. Frankz

"Caranya Ialah Kita Tembakkan Saja Meriam dari Pesawat, Dengan Begitu, Warga Setempat Akan Hangus Seperti Debu." Kata Mayor Vrijk

"Apa Kau Gila, Mayor Vrijk? Itu sangat merepotkan, kita harus menghubungi divisi pusat untuk mengirim pesawat bombardir dulu, belum waktunya yang lama, warga Joyonegoro Pasti akan merebut kembali tempat asalnya dalam 5 hari."

"Sekarang, Pikiran Jend. Frankz, Pasukan Divisi Kita Adalah Pasukan Divisi Terburuk Diantara Pasukan Divisi Lainnya di Jawa Timur, karena kita tidak berhasil mentaklukan desa itu sekalipun, minim kita bisa mengusirnya, tidak menempatkan desa itu, Jika Kita Tidak Berhasil Mengambil Warga Joyonegoro, Pasti Kita Akan Dipermalukan oleh Divisi lainnya dan kita akan diturunkan jabatan kita, kita harus membuat perubahan di divisi kita." kata Mayor Vrijk sambil meyakinkan Jend. Frankz

Sambung, "Lagipula, Kita belum melakukan penyerangan dari udara."

"Betul Juga Katamu!" Kata Jendral Frankz

"Baiklah Kalau Begitu, Kita Akan mengirim pesan telegram ke divisi pusat untuk mengirim pesan pesawat untuk membumihanguskan desa Joyonegoro."

Lalu, Jend. Frankz Memanggil Let. Austin van Wilheerm untuk mengirim pesan telegram ke divisi pusat.

"Letnan Austin, Sampaikan kepada divisi pusat." kata Jend. Frankz

"Pesan Apa Yang Kau Ingin Sampaikan?"

"Kirimkan Pesawat Tempur Ke Joyonegoro, kau cari titik koordinatnya, Austin!"

"Baik, Jendral!"

Setelah mengirim pesan telegram, Pasukan Belanda Bersiap - siap menyusun rencana untuk menghancurkan desa Joyonegoro,

Di sisi lain, Warga desa Joyonegoro nampak siaga untuk melawan pasukan Belanda, Tapi Mereka Luput Pengawasannya Di Udara,

Salah Seorang Pemuda Bernama Abdoel Fikri berkata Kepada Kepala Desa :

"Bagaimana Kondisi nya pak?"

"Selama ini belum ada pasukan belanda Yang Datang Kembali Sejak 2 Hari Yang lalu."

"Oh, ya Fikri" sambung kata kades, "Tolong Sampaikan Pada Warga Agar Selalu Siaga Dan Waspada Terhadap Sekitar, Jaga-jaga jika ada pasukan Belanda datang."

"Baik!" kata Fikri

Fikri langsung menyampaikan pesan Kepala Desa Ke Warga Joyonegoro

Setelah menyampaikan pesan dari Kepala Desa, Fikri Mendengar Suara Mesin, Dalam Lubuk Hatinya ia berkata :

"Tunggu, Sepertinya Ini Suara Mesin, Tapi Mengapa Suaranya Terdengar Dari atas?"

Lalu ia menghadap ke atas,

"Oh, itu Burung Tho."
Tapi, Fikri Berfikir Sejenak,

"Tunggu, Itu Kan Burung? Kenapa Burung Bisa Mengeluarkan Mesin Seperti Tank Yang Dipakai Belanda?"

Lalu Fikri Melihat Ada Benda Jatuh Dari Burung Itu, Fikri pun menghampiri benda yang akan jatuh itu,

"Salah Satu Warga Joyonegoro Terdeteksi." Kata Salah Satu Pilot Belanda

"Lakukan Penembakan Sekarang!" kata Jendral Frankz

"Aye, Sir!"

Dan ia menjatuhkan Satu Bom dari pesawat, jatuh ke bawah, lokasi Fikri berada,

Setelah Ia Mendekat, Ia Melihat Benda Itu terdapat Bendera Belanda, Dan Terdapat Tulisan "Missil Bom" Di benda itu

"Itu Bom!" Kata Fikri

Lalu Fikri Langsung Lari Dengan Cepat sekali,

Tapi tidak memungkinkan, jarak antara fikri dan bom itu 90 Meter, Bom Itu Langsung Menghantam Tanah, dan....

"DUUUAAAAAAAAARRRRR..."

Bom itu Seketika Meledak dengan Radius Yang Lumayan Luas

Fikri Pun Terhempas Dan Terpental Dengan Jarak 10m Dari Lokasi Ledakan, tapi untungnya Fikri tidak meninggal dan tidak pingsan,

"Ternyata Itu Bukan Burung, Itu Kapal Terbang Milik Belanda!, Aku harus menyampaikan kepada seluruh warga dan kepala desa."

Lalu, Fikri lari dengan cepat, dan segera ingin menyampaikan informasi itu,

"Pak Kepala Desa!!!"

"Ada Apa Fikri?, Kenapa Kamu Kok Badanmu Hangus Seperti Tertembak Meriam Dari Pasukan Belanda?"

"Memang Yang Menembak Saya Pasukan Belanda, Tapi Mereka Menembaknya Dari Atas Langit, Kita Harus Kabur Segera pak!"

Semua warga desa menghampiri Pak Kades Dan Fikri, dan bertanya-tanya,

"Tapi Dimana Benda itu nak?" tanya salah satu warga

"Itu Dia, Diatas!" Kata Fikri

Lalu Semua Orang Melihat Keatas, dan melihat ada pesawat Tempur Datang Yang Siap Untuk Menghujani Desa Joyonegoro Dengan Puluhan Tembakan Bom

"Lapor Jendral, Kami Menemukan Warga Desa Joyoboyo Yang Sedang Berkumpul, Dan Melihat Pesawat Kita"

"Berapa Jumlah Dari Warga Itu?"

"Menurut Prediksi saya, ada Puluhan Orang Disana." kata Pilot Belanda

"Hujani Mereka Dengan Tembakan Meriam Kaliber !!!"

"Baik, Jendral!"

Lalu Awak Pesawat Dari Pihak Belanda Langsung Menurunkan Puluhan Bom Misil, dengan target warga desa Joyonegoro

Semua Warga Melihat Bom Jatuh dari Pesawat itu

"Lari Semua!!!" Kata Fikri

Semua Warga Berhamburan Pergi Untuk Menyelamatkan Diri Mereka Sendiri,

Tapi Sudah Terlambat karena jaraknya sudah dekat,

Langsung Bom Itu Jatuh Ke Permukaan, dan jadilah Desa Joyonegoro Menjadi Lautan Api

(Bersambung.......)
- Tunggu Chapter Berikutnya...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Indonesia - NetherlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang