***
2 bulan kemudian ...
"Menyebalkan! Kenapa aku harus melakukan hal seperti ini?" aku terus saja menggumam saat menaruh beberapa kotak coklat dalam ranjang belanjaan. Sekarang aku sedang membeli beberapa kotak coklat untuk bulan ke-3 perjanjianku dengan Jeff. Aku benar-benar diperas, bahkan aku sudah seperti karyawan yang baru saja kena PHK. Uang sakuku benar-bener lenyap tak tersisa. Bagaimana ini? Lusa Justin mengajakku pergi. Aku tidak mungkin membiarkannya membayar makananku lagi. Aku ingat, Justin sampai tidak memesan makanan hanya karena membayar makanan yang sudah terlanjur aku pesan.
Aku taruh ranjang belanjaanku saat mencoba mencari beberapa uang receh dalam saku mantelku. "Ayolah! satu dollar saja. Setidaknya aku punya alasan untuk membeli escreamku sendiri" aku terus menggumam gelisah mencari satu keping uang dollar yang bahkan belum tentu ada dalam saku mantelku. Hanya keberuntungan saja yang bisa membuatnya ada. Aku harap aku pernah lupa menaruh uang, walaupun hanya satu dollar.
"Ah!" aku berseru girang saat bisa menemukan keping uang logam itu di dalam saku mantelku. Bahkan aku merasa mataku seperti berbinar-binar mengalahkan kilauannya. Hah! ini benar-benar ekspresi yang menggelikan. Aku seperti lupa pernah menggenggam uang yang jauh lebih bernilai dari pada hanya sekoin satu dollar!
"Awas! di belakangmu!" aku dengar seseorang berseru. Aku menoleh kikuk.
Brug!
"Satu dollar ku!" aku terpekik saat uang keping dollar itu melompat dan terjatuh menggelinding kebawah rak barang supermarket ini. Sial! uang itu ada di bawah sana. Aku berlutut kemudian menaruh kepalaku di atas lantai untuk lebih mudah mencari dimana uang itu berada. Dapat! aku lihat uangnya!
Aku masukan tanganku perlahan, ku genggam uang itu kuat-kuat. Aku kembali berlutut membersihkan debu-debu yang menempel pada uang satu dollarku itu. "Kau selamat sayang" kataku lega-masih menggenggam uang itu.
"Vio? sedang apa disini?" sapa seseorang yang begitu aku kenali. Aku menoleh mencoba memastikan siapa yang baru saja memanggilku.
"Ju-ju-justin?" aku terkejut saat mendapati sosok itu sedang memakai seragam karyawan dan memandangiku seperti orang aneh yang rela tiarap hanya untuk mengambil satu keping uang dollar? Aku segera menaruh logam menggelikan itu dalam saku mantelku.
"Aku, aku, emm-sedang mencari antingku, ya antingku" jawabku sekenanya.
"Antingmu? apa hilang dua-duanya?" dia menatapku aneh. Tentu saja dia curiga, aku tidak pernah pakai anting sebelum ini dan jikapun aku pakai, kecerobohan apa yang bisa membuat dua-duanya hilang hanya dalam satu waktu? Bodohnya aku.
"Emm-" aku menggaruk-garuk tengkukku yang sama sekali tidak terasa gatal. Aku benar-benar tidak tahu harus menjawab apa. Apa aku mengaku saja? Tapi itu memalukan.
"Baiklah, aku akan membantumu. Mungkin benda itu terjatuh saat tadi aku menabrakmu" dia mencoba membungkuk dan mencari anting yang sebenarnya tidak ada. Aku tersenyum canggung, bagaimana cara menghentikan Justin mencari benda yang sebenarnya tidak benar-benar hilang?
"Tidak usah Justin. Itu hanya imitasi, aku punya banyak dirumah" aku pegang bahunya untuk mencegah Justin menunduk lebih intens.
"Benar tidak apa-apa?" dia menatapku khawatir. Aku tersenyum dan menggeleng cepat.
***
"Kau bekerja disini? Sejak kapan?" tanyaku antusias. Sekarang kami sedang menikmati segelas kopi hangat di bangku depan supermarket. Kami sedikit berbincang-bincang. Sudah satu minggu kami tidak bertemu.
"Sebulan yang lalu. Seminggu setelah kau mengatakan-iya-untukku" Justin menoleh dan tersenyum jahil. Kami memang sudah berpacaran sejak sebulan yang lalu. Aku benar-benar tidak percaya jika Justin milikku sekarang. Rasanya seperti mimpi jika mengingat bagaimana Justin memintaku untuk jadi kekasihnya. Sebenarnya tidak seromatis seperti mengajak dinner di restaurant mewah, hanya di mobil bak sederhana yang dihiasi dashboard kusam tak terurus. Tapi itu lebih mengesankan daripada harus berdansa di tengah kerlip lampu-lampu restaurant. Aku suka Justin yang apa-adanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/1975192-288-k990576.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
He's My Angel (Justin Bieber)
FanfictionCopyright © 2013 by Nendy Surisma. Hak Cipta Terlindungi © 2013 oleh Nendy Surisma. *** Seperti ketika kalian kembali ke masa lalu. Kemasa dimana kalian hanya bisa berharap dan tak pernah ingin mengerti atau belum bisa mengerti. Saat kalian menginga...