“Aku yang BERBEDA”
Cast:
-Lee Donghyuck (NCT)
-Hwang Hyunjin (StrayKids)
-Huang Renjun (NCT)
-Han Jisung (Straykids)
-Kim Seungmin (Straykids)
-Choi Siwon (Super Junior)
-Choi Sooyoung (SNSD)D O N G H Y U C K
Haloo, Namaku Donghyuck. Aku anak yang tidak sempurna tetapi aku selalu bersyukur kepada Tuhan yang masih memberiku hidup sampai detik ini.
Aku mempunyai kaki yang cacat, tetapi masih kuat untuk dibuat berjalan walaupun terkadang harus terpincang-pincang karena kaki kananku tulangnya sedikit bengkok. Kata Ayah sih sudah sejak lahir aku begini, tetapi aku tetap bersyukur.
Aku selalu bertanya kepada Ayah, "Mengapa aku cacat?" dan Ayah selalu menjawab "Karena kamu berbeda, kamu berbeda dari yang lain. Kamu adalah Mataharinya Ayah"
Karena jawaban itulah aku semangat menjalani hidup ini sampai sekarang.
Aku mempunyai Ayah yang sangat tampan, mirip sekali dengan personil Super Junior boyband Kpop. Ayahku bernama Choi Siwon, akrab nya di panggil Siwon. Dia tampan, berpostur tinggi, putih, pintar. Berbeda denganku.
Aku hanyalah seorang Donghyuck, yang hitam, pendek, cacat pula. Apa yang aku banggakan dari diriku?
Ayahku seorang laki-laki yang pekerja keras, tak pernah kenal kata 'Lelah'. Dia yang merawatku dari aku kecil, yang selalu menyayangiku dengan apa adanya. Yang selalu membelaku mati-matian jika ada yang menghinaku cacat.
Dia bekerja sebagai pemulung rongsokan, walau pekerjaannya sepele dan gajinya tak seberapa hanya bisa dibuat untuk beli 2 nasi bungkus tetapi aku sangat bersyukur karena Ayahku bekerja dengan halal.
Kalian pasti menanyakan profil ibuku kan?
Dari aku kecil sampai sebesar ini, aku tidak pernah tau siapa itu ibu, orang yang telah membuangku karena kecacatanku? Orang yang tidak pernah mengunjungiku selama 19 tahun? Orang yang tidak pernah menanyai kabar anaknya yang cacat ini?
Aku tidak perduli dengan wanita sialan itu, mau dia mati ataupun hidup juga aku tidak perduli. Bagiku dia sudah tidak ada semenjak aku lahir.
Pagi ini seperti biasanya aku datang ke Sekolahan didekat gubukku, bukan untuk Sekolah. Aku tidak mampu untuk membayar biayanya, makan saja sehari sekali boro-boro mau Sekolah.
Lantas mengapa aku disini?
Aku akan mengintip dari luar jendela, dan mendengarkan guru yang ada dikelas itu menjelaskan suatu pelajaran yang harus aku catat dibuku kosong yang sudah robek dibagian sampulnya. Aku tidak mampu membayar biaya Sekolah bukanlah aku tidak mau Sekolah kan?
Aku sangat ingin sekali Sekolah seperti siswa-siswa yang lain, tetapi karena hidupku serba kekurangan ini membuatku hanya dapat mengintip dari luar jendela saja.
Setelah menulis penjelasan sebuah mata pelajaran yang aku ketahui namanya Fisika, aku buru-buru turun dari bangku kayu yang aku buat berdiri tadi.
Suara bel istirahat berbunyi, aku berusaha mempercepat langkahku. Tidak mau sampai anak-anak itu menghinaku lagi.
"Woi pincang!" teriakan dari arah belakang membuat langkahku terhenti, aku mengenal suara itu. Suara orang yang selalu membullyku ketika aku ada dijalanan mencari rongsokan untuk membantu Ayah, dan suara orang yang menghinaku akhir-akhir ini.