Chapter I

17 2 2
                                    


Jam beker berdering tepat pukul 6 pagi, tapi tak kunjung dimatikan oleh si pemilik.Si pemilik yang bernama Stella itu hanya menatap gambar karakter kartun dalam jamnya.Ia suka sekali mendengar jam itu menjadi berisik dan berbangtar.

"Stella, matikan jammu!Apa kamu masih bermimpi?"Teriakan itu hanya membuat Stella tersenyum, ia segera mematikan jamnya. Gadis berambut pendek itu lalu keluar dari kamarnya.

"Apa yang kamu mimpikan?Jammu berdering selama 10 menit!"Wanita yang sibuk menyiapkan sarapan itu hanya bisa bersabar menghadapi anaknya yang aneh itu. Stella hanya tersenyum samar. 'Jam beker memang digunakan untuk berdering dengan keraskan?itu namanya melanggar hak asasi jam beker jika saat bordering lalu di matikan'.

Stella memang sering berpikir aYah, tapi dia suka berpikir berbeda.Meski orang lebih sering menyebut pemikiran berbedanya itu sebagai suatu keanehan.()

Jun menyiapkan peralatan kuliahnya dengan cermat.Dia tidak suka jika dia melupakan sesuatu karena itu sangat mengganggu harinya.Tapi dia harus bergegas juga karena Mathew sudah menunggunya.

"Hai!"Jun muncul dengan senyum manisnya.Mathew sampai harus bernafas berat melihat sahabatnya yang rajin itu.

"Apa aku salah menjemput orang? Kamu ini mahasiswa kedokteran ya? Tampilanmu lebih mirip mereka daripada mahasiswa tekhnik" Mathew tersenyum ketika Jun menertawai dirinya sendiri.Mereka lalu pergi berangkat ke kampus.

()

Stella menatap layar ponselnya malas, ia tidak tahu hal apa lagi yang menarik dari ponselnya itu.Ia lalu memilih menyusul teman-temannya yang sedang asyik mengobrol.

"Anna,aku benci wanita ini!"Stella memperlihatkan video pada salah satu temannnya itu. Anna mengerutkan dahinya tidak menbangrti karena video itu memperlihatkan wanita yang menari dengan baik

"Kenapa?" Tanya Anna

"Lihat, dia menari dengan tidak sopan!"

"What? Ayolah Stella, dia biasa saja.Ini tidak erotis, memang sih bajunya agak terbuka"

"Kamu ini selalu berlebihan. Memikirkan sesuatu yang tidak penting. Dewasalah sedikit"timpal Caca.

"Kapan kamu bias jadi dewasa?"tambah Yuri

"Kapan ya?"Stella tersenyum palsu

"Conan conan"Lisa menggeleng melihat Stella. Stella lalu menyingkir dari teman-temannya. Dia memilih ke kamar mandi, ia tiba-tiba menangis.Ia juga ingin terlihat dewasa, tapi entah ada apa dengan dirinya yang menolak berperilaku seperti orang dewasa.

*Stella POV*

Dan lagi,aku bersama kesendirian.Bergulat dengan diriku sendiri,berperang menata jiwa.Aku anak kecil?Aku juga ingin jadi orang dewasa. Mudah bagi kalian mengatakan jika aku yang membuat diriku sendiri menjadi begini, tanpa kalian tahu aku berusaha menjadi dewasa. Kalian hanya menjudbang tanpa memberikan solusi, kalian hanya bialng aku yang tahu jawabannya. Tapi sudah ku bilang jika aku tidak tahu , aku menyerah karena kalian menyerah padaku.

*Author POV*

Jun duduk didepan kampusnya, ia tersenyum melihat chat dari teman-temannya.Ia menbangdarkan pandangannya mencari Mathew, ia jadi berpikir Mathew lupa jika mereka akan pulang bersama.Tapi dia jadi tertarik pada 2 murid SMA yang berada tak jauh darinya.Ia kenal salah satu dari mereka.Dino, pemuda itu adalah tetangga dekatnya.

"Jadi kamu sudah tahu ya?" Tanya Stella tanpa melihat Dino, ia hanya menatap rumput disamping kakinya.

"Jadi itu benar atau tidak?"Tanya Dino.

CONAN IN MATURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang