• Bag 3

11 1 0
                                    

Pukul 06.05 WIB untuk pukul segini, sekolah terbilang sudah ramai dengan lalu lalang para siswa yang baru berdatangan.

Alina sendiri pun sudah ada disekolah semenit yang lalu. Begitu ia duduk, ia membuka tasnya untuk mengambil novel. Namun, seingatnya novel yang ia baca ditaruh dibawah meja, lalu ia memeriksa bawah meja untuk mengambil novelnya dan ternyata memang ada.

Tapi, di dalam novel itu terselip suatu benda berwarna hitam. Mungkin lebih mirip amplop yang berwarna hitam dengan lambang yang terasa asing baginya.

Ia membuka dan membaca surat dari amplop itu dengan diam-diam sembari menunduk.

From : Black Team
To : New recruit member

Halo, selamat Anda beruntung mendapatkan amplop hitam yang berarti Anda terpilih menjadi anggota baru Black Team! Tanpa perlu penjelasan, pasti Anda sudah tahu dengan organisasi ini.

Setelah mendapat surat ini dan pastikan Anda membacanya secara diam-diam, Anda harus ke pergi ke belakang sekolah setelah bel pulang nanti sendirian.

Terima kasih.

"Apaan nih, nyuruh seenaknya. Males banget." Alina yang tidak percaya dengan Black Team menutup surat dan menaruhnya kembali di bawah meja.

Tak lama, bel masuk pun berbunyi.

Derap langkah khas ini membuat seisi kelas menegak dan diam.

"Ya anak-anak, hari ini kita belajar Kimia. Tapi, kalian tidak akan belajar dengan ibu karena ibu akan berpindah mengajar kelas 12. Jadi, kalian akan di gantikan oleh guru baru yang masih muda. Silahkan pak.." Bu Hani atau panggilan akrab dari murid sekolah adalah Buhan mempersilahkan masuk guru baru itu.

Guru itu masuk dan melangkah menuju tengah kelas. Keperawakannya memang masih muda. Di tambah ia tampan, gagah, dan senyumnya mempesona. Sontak ciwi ciwi kelas tersenyum senang dengan kedatangan bapak ganteng ini.

"Halo selamat pagi semua. Nama saya Risdan. Umur saya baru 25 tahun. Saya yang akan menggantikan bu Hani untuk mengajar kalian selama kelas 10 ini."

"Halo bapak..." seru ciwi-ciwi kelas, kecuali Alina.

Alina tak sengaja melihat ke bangku Ria, disana Ria tampak melamun seperti orang yang habis terkejut melihat sesuatu. Biasanya, Ria akan senang seperti ciwi ciwi lainnya, tapi kali ini ia hanya diam.

"Haduh kalian ini. Sudah sudah, silahkan pak mulai saja mengajarnya. Kalau-kalau mereka susah diatur, lapor saya saja pak, biar saya yang urus mereka." ujar bu Hani sembari menepuk lengan Pak Risdan lalu pergi meninggalkan kelas.

Pak Risdan menyimpan tasnya di bangku guru, ia melihat Ria sedari tadi. Mungkin ia juga merasakan hal yang sama denganku. Pak Risdan menghampiri Ria

"Hey, jangan ngelamun. Kamu kenapa?" Pak Risdan menepuk bahu Ria.

Untungnya, Ria segera sadar lalu melihat pak Risdan.

"Siapa?"

Seisi kelas tertawa dengan pertanyaan yang meluncur dari mulut Ria. Memang benar sedari tadi ia tidak memperhatikan.

"Hm, saya guru baru disini. Kamu kalau ngelamun terus dipelajaran saya, terpaksa kamu harus keluar dari kelas. Berlaku juga untuk yang lainnya ya," pak Risdan berjalan kembali ke depan papan tulis untuk menyiapkan pelajaran.

"Baik ketua kelas, bantu saya disini."

----
Bel istirahat telah berbunyi 2 menit lalu. Biasanya, Ria akan semangat untuk mengajak Alina ke kantin. Tapi, hari ini entah kenapa ada yang berbeda dengan Ria. Ia menjadi lebih pendiam dari biasanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang