• Bag.2

6 1 0
                                    

Bandung, Desember 2012

"Alinn!" seseorang memanggil dari kejauhan lalu berlari menghampiri orang yang terpanggil.

"Apa?" jawab si gadis berambut panjang itu.

"Ikh, tungguin dong. Belum juga sempat bayar udah ditinggal. Sebel." keluhnya ketika sudah sampai di depan Alina.

"Lebay!" seru Alina lalu beranjak meninggalkan Ria, gadis yang memanggilnya.

"Ehh, tuhh kannn! ditinggal lagi! sebel dd" serunya kali ini dengan suara yang keras sehingga di kejauhan Alina masih bisa mendengarnya, lalu ia menutup telinganya seolah tidak ingin mendengar apapun.
Semakin menjauh, Alina semakin dikejar Ria.

Alina dan Ria merupakan teman sekelas di salah satu SMA ternama. Mereka tentunya memiliki dua sifat yang berbeda. Alina, seorang gadis yang cuek, dingin, sedikit peduli, tapi sebenarnya dia ini mempunyai daya ingat yang kuat. Sedangkan, Ria seorang gadis yang ceria, ramah, dan ia mempunyai pendengaran yang hebat.

Begitu memasuki kelas, Alina dan Ria disambut oleh keadaan penghuni kelas yang seperti sudah siap untuk di ajak tawuran, ya semrawut.

Ketua kelas mereka-Daniel-bukannya mengatur kelas, malah ikut-ikutan dengan penghuni yang lain.

Alina yang notabenenya dingin dan ga peduli, ia terus saja melangkah menuju bangku nya yang terletak di kedua dari depan.

"Ihh, berisik banget! ga takut ada guru apa?" seperti biasa itulah Ria yang mengomel

"Hee, orang hari ini gurunya pada rapat," Sharon membalas

"Hah, serius rapat? terus gaakan ada pelajaran dong? tugas gitu?" kali ini Eno, si ambis yang menyaut. Ia sedari tadi sibuk mengerjakan soal-soal latihan fisika.

"Ga." satu kelas menjawab pertanyaan Eno yang satu ini.

Eno hanya mendengus lalu kembali ke buku-buku soalnya.

"EH EH GUYS!" teriak si selin tiba-tiba ketika ia baru membuka pintu kelas.

Semuanya sontak menoleh ke sumber suara yang benar-benar nyaring kaya toa.

"GINI LO GINI LO, KALIAN TAU GA THE BLACK TEAM?"

"Apaan?" Daniel, si ketua kelas menyaut.

"Oh!Ooh.. ya pasti yang itu.." Sharon menimpali dengan suara yang awalnya kencang menjadi pelan.

"Hah apaan? dih kasih tau gitu"

"Ih masa ketua kelas gatau apa-apa sama yang 'satu' ini?"

"Ya mana gue tau elah. Ga ngurusin yang gituan juga."

"SUDAH GUYS SUDAH! HMM, JADI.. apa benar katanya 'itu' mau ngerekrut orang-orang baru?" kata Selin dengan suara berubah menjadi pelan.

"Kata siapa?"

"Nah nah, kan sebelum guru-guru pada rapat, gue tuh sempat ke ruang guru buat nemu pak Galih dan disaat itu juga para guru lagi ngomongin Black Team yang katanya mau rekrut anggota baru.. "

"Terus setelah dari ruang guru, gue kan ke toilet dulu tuh. Eh, gue ngedenger pembicaraan dua orang tentang Black Team lagi. Tapi, ya gue ga akan ngasih tau isi percakapannya sih.."

Seisi kelas terkejut, bertanya-tanya siapa yang akan menjadi anggota selanjutnya. Selin memang cocok menjadi lambe turahnya sekolah. Pasti aja informasi yang dia dapat selalu cepat dan akurat. Wahaha, tapi sayang, kalau curhat jangan ke Selin, takutnya malah dijadiin gosip sekolah.

Ngomong-ngomong soal Black Team, biasanya, setiap kelas akan perwakilan min 2 orang untuk menjadi anggota. Tapi, itu juga tergantung undangan dari organisasinya.

DekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang