Happy New Year

498 34 0
                                    

Langit Seoul terlihat begitu cerah malam ini, meski pun warna putih salju masih mendominasi di lingkungan sekitar.

Seorang pria manis tengah duduk di balkon apartemen milik kekasihnya, bibirnya mengerucut sebal sambil sesekali menyesap kopi pahit di tangannya.

Pasalnya, ini sudah hampir pukul dua belas malam dan kekasih sialannya belum juga pulang.

"Dasar sok sibuk." Gerutunya.

Oh ayolah, dia sudah menunggu selama dua jam.
Penerbangan dari Beijing ke Seoul memakan waktu yang lumayan lama dan dia tetap melakukannya demi untuk menghabiskan malam pergantian tahun bersama kekasih keparat -yang sialnya- tampan. Dan yang terjadi adalah dia malah berdiri seperti orang idiot yang menyedihkan di balkon apartemen. Sendirian.
Benar-benar kompilasi yang sempurna.

Ia mengetikkan sesuatu di ponsel canggihnya.

'Cepat pulang, atau aku akan lompat dari balkon apartemen mu.'

Kemudian, ia menekan tombol kirim.

Selang beberapa detik, ponselnya bergetar. Sebuah pesan teks masuk.

'Oh ayolah, aku tahu kau takkan melakukannya, sayang.'

Ia mendengus sebal,

'10 menit dari sekarang. Aku serius.'

Ia kemudian memasukkan ponselnya ke saku coatsnya.
Kembali menyesap kopi dan menikmati hembusan angin malam.

Ia sedikit tersentak kaget ketika sebuah lengan melingkar di pinggangnya.

Ia pun menoleh, mendapati kekasihnya tengah tersenyum tanpa dosa yang sialnya menawan.

Oh Sehun benar-benar dosa yang tak bisa dihindari.

"Kapan kau datang?" Tanyanya ketus, padahal hatinya tengah meletup-letup.

"Baru saja." Jawabnya singkat sambil menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Luhan.

"Aku tidak mendengar pintu terbuka."

"Apa itu penting?"

"Tidak, tentu saja."

Sehun membalik tubuh Luhan, menggenggam tangannya kemudian ia kecup.

"Mianhae, babe.." ucapnya perlahan.

"Kau selalu membuatku menunggu, Sehun."

"Maaf."

Rasa kesal Luhan menguap begitu saja, tatapan dan ucapan Sehun benar-benar berbahaya.

Luhan menghela nafas sejenak,

"Aku berniat menggantungmu di depan pintu apartemen jika kau terlambat satu menit saja."

"Wow. Itu sebuah kriminalitas, sayang."

"Bukan sebuah kriminalitas jika yang kugantung adalah seseorang yang sangat menyebalkan."

Sehun terkekeh geli, mencuri sebuah kecupan dari bibir mungil kekasihnya yang membuat Luhan melotot menggemaskan.

"Bukankah tadi kau bilang akan lompat dari balkon?"

"Aku masih menyayangi nyawaku."

"Jadi, kau tidak menyayangiku?"

"Tentu saja aku menyayangimu, bodoh."

Our Own Fairytale StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang