3. MPyMDaSSPSM93dKdPMMPi

460 63 17
                                    

3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

3. Mencari Perempuan yang Menyebut Dirinya adalah Salah Satu Pasukan Semut Merah 93 dan Kabar dari Perkamen Modern Milik Perempuan itu.

°°°

Yuki Harirainy. Gambar kristal salju, angka tujuh, dan gambar tetesan air hujan di halaman awal buku milik perempuan itu. Dan sebuah tempat bernama Griya Dongengikuy.

Ketiga hal itu tiba-tiba melekat dan terpikirkan terus oleh Rio, dari sejak makan siang, pulang kantor, hingga sekarang sudah berada di rumah minimalis miliknya yang belum lunas cicilannya. Pikiran Rio menerka-nerka, dia merasa bahwa ketiga hal itu adalah petunjuk. Dan dia juga sesekali kesal dengan dirinya sendiri yang melupakan salah satu hal terpenting dari yang namanya berkenalan, selain nama, tentu saja di zaman sekarang harus meminta nomor ponsel.

Saat ini, dengan badannya yang ia sandarkan di kepala ranjang, dan selimut yang sudah menyelimuti setengah dari kakinya, juga sebuah buku kumpulan puisi di tangannya yang bersampul warna abu-abu, dengan ilustrasi ranting-ranting pohon tanpa daun yang dihinggapi seekor burung, dan sebuah bulan nampak bersinar berwarna putih dan bulat, tentu saja buku itu karya penyair favoritnya, jika bukan Joko Pinurbo, siapa lagi? Mungkin ada, karena Rio juga membaca segala jenis buku atau istilah bagi penggemar buku menamainya dengan omnivoread. Tapi setiap malam, menjelang tidur, hanya karya-karya Joko Pinurbo yang selalu Rio baca. Karena lewat setiap kata yang diracik sang penyair seakan membuat ketenangan tersendiri baginya.
Dan malam ini, di dalam setiap halaman-halaman karya sang penyair yang kali ini berjudul "Baju Bulan", Rio tadi mengambilnya secara acak dari rak buku yang ada di kamarnya.

Dengan keadaan alam di luar rumahnya yang sedang merung-raung. Pertanda masa tuarang yang sudah berakhir, karena sekarang memang sudah di penghujung Oktober.

Ya ampun, ternyata seperti ini yang namanya jatuh cinta di dunia nyata. Memang benar bisa mengakibatkan insomnia. Kalau insomnia malam kemarin Rio masih tersenyum-senyum seperti orang tidak waras, karena ketika akan tidur ia selalu membayangkan wajah perempuan itu dan membayangkan perkenalan mereka yang absurd sekali. Tapi malam ini, insomnianya dilanda kekhawatiran jika ia nanti tidak bisa bertemu lagi dengan perempuan berponi dan pemilik senyum yang menggemaskan itu.

Kalau dengan mencari akun media sosial Yuki langsung ketemu, mungkin malam ini Rio sudah memulai strateginya. Tapi masalahnya, dari semua sosial media dari yang penggunanya mayoritas hingga minoritas pun, ia mencari nama Yuki Harirainy itu tidak menemukan satu pun. Rio sangsi, tidak mungkin perempuan itu tidak memiliki akun sosial media. Karena kalau datang ke meet and greet minggu siang kemarin itu infonya hanya di-share di akun sosial media milik penerbit.

Di luar, suara rintik-rintik hujan seakan menjadi soundtrack keadaan kegundahan hatinya malam ini. Buku di tangannya hanya ia pegang, dan belum ia buka sama sekali sejak ia mengambilnya. Tentu saja itu semua gara-gara pikirannya hanya tertuju pada perempuan bernama Yuki Harirainy. Hah, bahkan nama lengkap perempuan cantik itu saja terselip kata yang mengartikan hujan.

22:02Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang