Ku kira hubungan kita telah lama usai. Dengan kau memutuskan untuk tak mau lagi menjalin komunikasi hanya untuk sekedar bertanya kabar. Nyatanya tak semudah itu pemikiranku. Kau kembali lagi, tetapi kini hatimu sudah terisi dengan wanita lagi. Ya, lagi untuk kesekian kalinya.
Bukankah kau pernah berpikir mengapa aku masih sama seperti yang dulu? Jawabannya adalah karena aku bodoh. Atau memang aku terlalu malas untuk bertemu dengan hati yang baru.
Untuk kesekian kalinya aku kembali jatuh, setelah mengetahui hatimu sudah terisi kembali. Entah ini hanya permainanmu atau memang sudah kenyataannya seperti ini. Kau memang pandai dalam bermain peran, dan hingga pada akhirnya hanya rasa kasihan yang ada ketika melihat wanita itu.
Untuk kesekian kalinya aku tak marah dan hanya memendam sebongkah kekecewaan. Mendengarkan elegi, membaca buku tentang luka dan menulis tentang sebongkah kekecewaan adalah kegiatan yang kembali aku rutinkan saat ini.
Waktu terus berganti, haripun turut berganti beringan dengan waktu. Bulan dan tahun pun tak mau kalah dan terus mengalami pergantian. Namun, ada 1 yang samapi saat ini belum bisa tergantikan, yaitu dirimu.
Jika nantinya dia menyakitimu, kembalilah padaku. ya, aku yang masih terus menyayangimu.