🔰4🔰

15 3 1
                                    

Malam yang begitu membosankan. Tidak cukup hanya tertidur,tertidur,dan tertidur. Bahkan mata ini tak mampu aku tutup lagi.entah apa penyebabnya.

Lalu ku bangkit dari tidurku dan meraih jaket tebal yang bersender dikursi.

"Lebih baik aku keluar untuk menghirup udara segar dan menjernihkan pikiranku."

Lalu kubuka pintu dan berjalan melalui koridor rumah sakit. Suasananya sangat sepi.mungkin semua orang sudah tertidur dengan pulasnya, kecuali diriku yang masih berkeluyuran selarut ini.

Ketika aku berjalan,dari arah samping aku mendengar ada seseorang yang memanggil namaku."DaeHae"

Aku menghentikan langkahku dan menoleh ke sumber suara tersebut. Rupanya jian seorang uisa yang tampan itu. ia melambai-lambaikan tangannya dan berlari kearahku. Saat ia berlari entah disengaja atau tidak disengaja ia menabrak ranjang yang didorong oleh perawat lainnya"Awasss" teriakku dari sebrang. (dokter)

"Aduhh.." jian mengelus-elus pinggulnya. "Ya! Ini sakit Kenapa kau mau menabrakku,huh–"

"Mianhae.. Saya tidak sengaja,tadi lantainya licin sehingga ranjangnya sulit dikendalikan." sembari membungkukkan badannya.

"Ne.. Ne.. Ne.. Gwaenchana, Lain kali kau harus hati-hati jangan sampai kau menabrak perawat lainnya bahkan pasien." ucap jian dengan ramah tanpa memperlihatkan ke kesalannya. (iya.. iya.. iya.. tidak apa-apa)

"Iya.. Saya akan lebih hati-hati lagi. Maaf sudah menabrak anda, sunbae." (senior)

"Gwaenchana" Sembari menepuk pundaknya. (Tidak apa-apa)

"Sunbae.. Saya permisi dulu, annyeong"

"Annyeong"

Keduanya membungkukkan badan dan saling melempar senyuman yang manis. Bahkan kalian tidak bisa membayangkan senyuman yang mengambang dikedua bibir tipisnya.

Sebuah jentikan jari menyadarkan ku dari lamunan.

"Ya! Kau kenapa melamun?" tanya jian

Aku terkejut saat jian uisa sudah berada dihadapanku.

"Kau kenapa?"

Tangan kiriku mengusap bagian belakang leher "Aishh.. Aku hanya terkejut, tiba-tiba uisa sudah ada dihadapanku."

"Ohh.. Mianhae aku sudah membuat kau terkejut."

"Gwaenchana, uisa"  (tidak apa-apa,dokter)

"cam.. Aku hanya ingin memberitahumu bahwa besok ada seseorang yang akan bertemu denganmu. Aku mohon kau jangan pergi dari ruanganmu" (oh ya)

Aku menaikkan kedua alisku "Siapa orang itu? Begitu pentingkah bagi saya?" lagi-lagi seseorang membuatku penasaran.

"Kau akan tahu sendiri besok."

"Baiklah." ucapku tak bersemangat.

"DaeHae.. kau mau pergi kemana? Ini sudah malam, Diluar salju mulai turun dan kondisimu sekarang belum cukup normal bisa-bisa kau tambah sakit."

"Semoga saja tidak.. Aku hanya ingin mengirup udara segar." ucapku singkat.

Jian menawarkan dirinya untuk menemaniku. "Bagaimana kalau aku menemanimu"

"Terima kasih atas tawaranmu, tapi maaf aku ingin sendirian lagi pula kau masih banyak pekerjaankan? Pasienmu lebih membutuhkanmu daripada aku,aku masih bisa menjaga diriku sendiri." ucapku ramah agar tidak menyakiti perasaannya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 Seoul Love Story  [BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang