Tiga Nasihat Buat Yang Gelisah (14) Dikutip dari buku ; “Bunga Rampai Pernikahan”.
Suatu ketika Ibnu Mas'ud ra kedatangan seseorang yang dari raut dan sorot matanya sedang dirundung duka.
''Wahai Ibnu Mas'ud, berilah satu nasihat yang dapat kujadikan obat bagi jiwaku yang sedang gelisah,'' katanya. ''Beberapa hari ini perasaanku tidak tenteram, jiwaku gelisah dan pikiranku kusut, makan tak enak, tidur pun tak nyenyak.''
Mendengar itu Ibnu Mas'ud berkata, ''Jikalau itu penyakit yang menimpa jiwamu, bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat:
Tempat orang membaca Alquran; engkau membacanya atau dengarkan baik-baik orang membacanya.
Atau majelis pengajian yang mengingatkan (zikir) hatimu kepada Allah.
Atau carilah tempat atau waktu untuk secara khusyu' beribadah kepada-Nya.
Kisah di atas menginformasikan tiga macam nasihat yang bisa dilakukan, bila kita mengalami dan ditimpa gejala-gejala penyakit jiwa semacam bingung, gelisah, hilang harapan, tidak tenteram, pikiran kusut, stres, dan depresi.
Penyakit yang timbul karena kompetisi, persaingan hidup dan problem kehidupan, lemahnya pengelolaan aspek materi dan rohani, karena kita jauh dari sentuhan spritual.
Penyakit yang saat ini banyak dialami manusia di zaman modern. Maka bila gejala-gejala itu kita rasakan, tiga terapi di atas bisa kita lakukan.
Pertama, membaca Alquran atau sekadar mendengarkan dengan khusyu' bacaannya.
Alquran bukan sekadar kitab pedoman hidup, juga bukan sekadar bacaan biasa, melainkan firman Allah.
Tuhan pencipta hati. Ia adalah wahyu Allah yang menguasai hati manusia (muqollibalqulûb). Mem-bacanya secara baik dan khusyu' dapat menenteramkan kegelisahan hati, jiwa yang sedang galau dapat tenang.Allah, Dzat yang Maha lembut (al-halim) ini berjanji dengan tegas dalam firman-Nya untuk kesembuhan itu. Dan Kami turunkan dari Al-quran sesuatu yang menyembuhkan (syifa'un) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman (QS 15:82). Juga, Dan apabila dibacakan Alquran, maka dengar kanlah dan perhatikanlah dengan tenang, agar kamu mendapat rahmat (QS 7:204).
Kedua, kegelisahan, ketegangan, tidak tenteram, stress, dan depresi adalah suasana jiwa (hati).
Suasana yang muncul karena hati kita sedang tidak sehat (sakit). Karena itu, bawalah hati kita ke majelis di atas, dan Insya Allah proses penyembuhan otomatis berlangsung.Permohonan ampun (istighfar), mensucikan Allah (tasbih), kesyukuran (tahmid), kebesaran (takbir), dan pentauhidan (tahlil) menyelimuti hati dan jiwa kita yang sedang tidak sehat.
Dengan bacaan kalimat aththoyyibah di atas, proses penyucian dan ketenangan akan terjadi.Ketiga, Islam mengajarkan kita mencari waktu dan tempat untuk beribadah secara khusyu'. Kaitannya dengan jiwa dan hati kita yang sedang sakit, kita bisa memilih saat kesunyian malam untuk shalat tahajjud (QS 15:79-80).
Di dalamnya kita meminta dan memohon kepada Allah ketenangan, ketenteraman, dan kejernihan jiwa dan hati kita.
Kita bermunajat, agar Allah --penguasa hati manusia-- mencurahkan kesembuhan atas kegelisahan, kekusutan pikiran, dan kekalutan jiwa kita.
Dan Allah telah menjamin kesembuhan semua penyakit jiwa tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Kisah Islami
EspiritualNasehat untuk diri sendiri yang saya bagi teruntuk readers yang saya sayangi✨