Part Of Me - 1

56 12 0
                                    

Sakit.
Satu kata berjuta makna
Satu kata berjuta rasa

-unknown -

---------------------------

Sesampainya di sekolah adhara langsung disambut dengan ketiga teman smp nya yang kebetulan masuk SMA yang sama dengan adhara mereka Rayna, Amira, Velicia.
Rayna, teman adhara yang paling gak bisa diem orangnya cerewet gitu rempong sih kayak emak emak arisan.
Amira, si biang gosip. Gosip apapun amiralah yang paling update, apalagi soal cogan percaya tidak percaya amira sudah mengstalk semua daftar cogan yang ada di SMA barunya ini.
Velicia, teman adhara yang paling bijak. Ketika teman nya ribut akan suatu hal, velicia lah yang akan melerainya. Sama halnya seperti adhara, velicia juga tidak begitu tertarik jika sudah membahas tentang cowo itu menyebalkan baginya.

"Lama banget si lo ra, udah telat nih ayo ke lapangan" ajak rayna

"Tau nih lumutan tau kita nungguin lo. gue udah gak sabar pengen liat abang abang cogan nih, kabarnya yang jadi panitia ospek itu abang abang ganteng" cerosos amira

"Iya iya maaf ayo ke lapangan deh"

Keempat nya langsung bergegas menuju lapangan. Ntah karena kebetulan atau apa adhara, rayna, amira, dan velicia bisa satu kelompok jadi ya jangan salahkan mereka jika mereka menjadi sedikit gaduh.
Saat semua sedang sibuk dengan urusannya masing masing, sekumpulan panitia ospek datang termasuk ketua ospek yang tak lain adalah avan kakak adhara

"Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh"sapa avan

"waalaikumusalam warohmatullahi wabarokatuh " sahut semua peserta ospek

"Selamat pagi semuanya, selamat datang di SMA GARUDA. Selama 3 hari ini kita akan mengadakan ospek, jadi saya harap kalian bisa mengikuti arahan dari panitia. Untuk hari pertama ini silahkan kalian cari tanda tangan seluruh kakak panitia ospek guna bisa saling mengenal satu sama lain oke selamat berjuang"

Sambutan dari ketua ospek itu sontak membuat kericuhan semua peserta ospek. Bukan hanya karena instruksinya yang membuat peserta ospek melainkan karena ketampanan dari sang ketua ospek

"woi itu ketua ospek nya ganteng banget gila"

"hayati leleh bang"

"bang bagi id line nya dong"

"masa depan gue astaga"

"BUNDAAAAA GA KUATT DEDE LIAT ABANGNYA"

"abang pacaran sama gue aja yok "

" ganteng banget si cool gitu"

"iya gila berwibawa banget"

Dan masih banyak lagi pujian pujian dadi peserta ospek.

Gila abang gue banyak juga fans nya. Batin adhara

Kini saatnya bagi para peserta ospek untuk meminta tanda tangan kakak panita ospek tersebut. Saat semua orang tengah sibuk meminta tanda tangan tiba tiba adhara menabrak seorang lelaki yang memakai seragam putih abu abu, yang artinya dia menabrak kakak kelasnya

"Mm...maaf kak" ucap adhara gugup. Ketika adhara mendongak, betapa terkejut nya adhara saat dia mengetahui jika yang ditabraknya itu adalah Alviano, abangnya.

"Bang alvian? Untung adhara nabraknya abang bukan kakak kelas yang lain bisa abis adhara kan gawat. Oiya abang kok....... " belum sempat adhara menyelesaikan kalimatnya alvian mendorong tubuh adhara hingga adhara terjatuh. Oh ya jangan lupakan kalimat ketus dari mulut alvian

"Jangan sok kenal sama gue" ucap alvian dengan penuh penekanan. Setelah mengucapkan itu alvian melenggang pergi meninggalkan adhara yang masih terduduk dilantai.

Sakit. Itu yang adhara rasakan saat ini seperti ditikam benda tajam. Tanpa sadar air mata adhara menetes tanpa izin. Adhara pun masih terduduk dilantai tanpa berniat untuk berdiri,bahkan dia tidak perduli jika ada orang yang melihatnya seperti sekarang. Bagi adhara tidak ada yang lebih menyakitkan daripada tidak dianggap oleh kakak sendiri. Adhara rindu akan kasih sayang alvian, adhara rindu tertawa bersama alvian, adhara rindu berlari larian bersama alvian, adhara rindu cara alvian untuk melindungi nya, adhara rindu alvian yang dulu, adhara rindu kakaknya itu, sangat. Saat adhara masih terisak dengan perlakuan kakaknya tadi, tiba tiba ada seseorang yang mengulurkan tangannya bermaksud mengajak adhara berdiri

"Bangun, lo disini mau ospek bukan ngemis"

Adhara masi diam dan menatap cowok itu

"Lo kayak gembel duduk disitu buruan berdiri lo diliatin banyak orang bego" lanjutnya

Adhara tersadar dengan apa yang diucapkan oleh cowok itu, pasalnya memang benar  kini adhara menjadi tontonan banyak orang karena menangis sambil terduduk dilantai. Tanpa pikir panjang lagi adhara langsung meraih tangan cowok itu lalu berdiri.

"Thanks" ucap adhara

"Ga usah makasih gua risih aja liat lo di jalan" jawabanya, lalu dia pergi meninggalkan adhara yang masih mematung heran

Baru mau gue puji sialan. Dasar cowo aneh
Batin adhara

Tak ingin dipusingkan akan cowok itu adhara segera ke toilet untuk membasuh mukanya dan menghapus sisa sisa air mata yang masih membekas.

"Gue ga boleh sedih. Gue harus kuat. Gue ga boleh cengeng. Kata bang avan, bang alvian butuh waktu. Gue harus cari cara supaya bang avan balik kayak dulu lagi. Gue ga boleh nyerah. Semangat ra lo pasti bisa! " ucapnya menyemangati dirinya didepan kaca toilet.

Setelah adhara selesai membasuh wajahnya sekarang adhara harus kembali ke lapangan untuk melanjutkan ospeknya. Ketika adhara hendak memasuki barisan kelompoknya , ada seseorang yang menginstruksikan bahwa adhara tidak boleh masuk ke barisan

"Heh lo mau kemana? Udah telat mau main nyelonong masuk barisan gatau diri banget jadi anak baru" ucap cewek itu, yang adhara yakini dia adalah shela, salah satu panitia ospek

"Mm maaf kak, tadi saya kebelet " ucap adhara

"Kebelet kebelet, alesan. Telat ya telat aja deh. Karna lo telat, sekarang lo keliling lapangan 10 puteran ga boleh stop." perintah shela

Mampus gue, panas panas gini disuruh lari 10 puteran ga boleh stop lagi bisa bisa mendidih gue sial. Rutuk adhara dalam hati

"HEH! LO PUNYA KUPING GA SIH?! LARI SEKARANG! " bentak shela

Dengan pasrah adhara menuruti perintah dari shela

"Buset dah tu senior galak amat sih, perasaan abang gue yang ketua ospeknya aja ga segalak dia. Mulutnya toak banget lagi kayaknya emaknya ngidam makan toak kali ya pas hamil dia" kata adhara pelan sambil berlari di lapangan.

Adhara masih menikmati hukumannya berlari lapangan basket yang cukup luas ditengah teriknya matahari yang cukup membakar kulit. Awalnya adhara menjalani hukuman itu dengan santai. Namun, saat sudah masuk ke putaran ketujuh adhara mulai kelelahan, mukanya sudah pucat, kepalanya pusing. Namun, adhara tetap memaksakan diri untuk terus berlari. Tanggung tiga putaran lagi. Begitu kira kira batin adhara. Saat putaran kesembilan, adhara sudah sempoyongan keringatnya sudah bercucuran menahan pusing dan teriknya matahari. Rasanya adhara tak sanggup lagi untuk melanjutkan hukumannya itu, dia sudah lemas dan tak ada tenaga lagi. Mukanya sudah sangat pucat dan kepalanya sudah sangat berat.

Tiba tiba

Brukkk...

Dan semua menjadi gelap

----------------------------------------------------------

Next......

Part Of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang