Vote & comment below!
____________________The song for this chapter:
Why Don't We - I Don't Belong In This Club
•••
Plis jangan liat gue, gue cuma mau beli pembalut, jangan banyak bacot plis!!!
•••"Kak Dea, buruan, lama banget!"
"Iya sabar, ini bentar lagi!"
"Selalu telat aku kalau nungguin kakak!"
"Heh gaboleh ngomong gitu!"
Dengan satu gerakan cepat Dea turun ke bawah sembari memakai lip tintnya, penampilannya seperti biasa natural dan tampak manis. Hari senin adalah hari pertama ia masuk ke sekolah dengan notaben sebagai murid baru. Begitupula dengan adiknya, Jo, ia juga akan satu sekolah dengan Dea, bedanya Jo kelas sepuluh dan Dea kelas sebelas, "Tante, Dea sama Jo berangkat sekolah dulu ya!" Seru Dea sebelum ia memakai helm dan naik ke atas motor Jo.
"Iyaa, hati-hati yaa, belajar yang benar!"
Jonathan pun menarik pedal gas motornya, membelah jalanan yang sedikit basah sisa hujan semalam. Dibelakangnya, Dea berpegangan erat pada baju Jo, tidak bisa protes, mengetahui adiknya adalah seorang yang on time.
***
SMA GLOBAL JAYA JAKARTA
Beberapa detik Dea terpaku pada papan nama sekolah barunya ini. Dilanjut melihat sekelilingnya, sekolahnya tampak modern dan megah, lingkup parkirnya juga dipenuhi dengan mobil-mobil mewah, ada juga motor, tapi tidak terlalu banyak. Beberapa murid melirik kearahnya dan Jo, mengetahui mereka adalah murid baru disini. Memasuki area lobby, terpampang jelas foto-foto beserta piala siswa/i berprestasi disana, pandangannya terhenti di sebuah foto yang menampilkan seorang wanita sedang menyanyi dan piala bertulis 'Juara 1 Lomba Menyanyi Tingkat Provinsi'. Dea berdecak kagum melihat prestasi siswa/i disini, ia semakin rendah diri mengetahui murid-murid disekolah ini adalah siswa berprestasi.
"Jo, kamu mau daftar tim basket disini?" Tanya Dea masih sibuk memperhatikan foto-foto didepannya.
"Iya, aku udah ada kenalan kok," Jawab Jonathan ikut memperhatikan foto-foto didepannya ini.
"Kenalan siapa?" Dea menengok heran kearah adiknya itu, "Deva. Aku pernah sparing bareng dia dulu," Jawab Jo datar, Dea tak terlalu menggubris, karna ia pun tidak mengetahui orangnya. Jo adalah anak yang populer, temannya bisa saja dari Sabang sampai Merauke, jadi tak mengherankan untuk Dea jika ia sudah kenal banyak orang disini.
"Ayo ke ruang kepsek, kita kan disuruh kesana." Tarik Jo pada Dea. Mereka pun berjalan beriringan menuju ruang kepala sekolah. Banyak pasang mata melihat mereka dengan berbagai tatapan, agak risih tapi mereka berdua bisa memakluminya.
'Siapa tuh'
'Anak baru ya'
'Cantik weh!'
'Itu ganteng!'
'Yailah siapa si'
'Ngapain dah pindah kesini'
Tok tok tok....
"Ya, masuk..."
Jo pun membuka pintu didepannya yang bertulisan 'Ruang Kepala Sekolah'. Kakinya melangkah masuk diikuti Dea dibelakangnya, aroma kopi menyambut indra penciuman mereka, ruangan yang tidak terlalu luas tapi nyaman.