Sebelum membaca tekan bintang nya dan coment yaa
Thanks
Happy reading
❤❤❤❤❤❤
“Dek jadi temen kamu ke sini?” Tanya bunda kepada anaknya.
“Jadi bun tapi nanti sore sekalian mau nginep hari sabtu sama minggu nya” jawab Haura sambil mengambil donat yang memang sudah tersedia di pantry.
“ya udah nanti jam sepuluh bunda mau ke pasar beli bahan makanan buat nanti temen – temen kamu” ujar bundanya.
“Gak usah bun mereka mah kasih aja yang ada di rumah aja. Ya gak?” ucapnya sambil tertawa.
Mendengar jawaban anaknya tersebut langsng saja ia melayangkan pukulan ke belakang bahu Haura. Tawa Haura juga terhenti.
“Heh pamali gak boleh gitu, kamu ini kaya gak pernah belajar agama. Dimana – mana tamu itu harus selalu di hormati, ya salah satu nya dengan menyajikan berupa makanan dan minuman” Tegur bundanya dengan sorot mata yang tajam.
“ish bun Haura Cuma bercanda doang kok” senyum haura kepada bundanya yang masih menatap nya dengan tajam.
Melihat situasi mulai mencair dari ekspresi bunda nya segera saja Haura mengambil lagi dua buah donat kembali dan ditaruhnya di piring kecil. Lalu ia berbisik di dekat teling sang bunda.
“Bunda kalo marah makin cantik deh, nanti bisa saingan sama aku”
Kemudian Haura langsung saja beranjak ke kamar nya yang terdaoat di lantai dua. Ia tidak mau terkena semprotan bundanya kembali.Sepanjang menaiki tangga ia tertawa dengan pelan membayangkan pasti bunda jengkel mendengar omongan nya barusan.
Haura yang sedang membuka pintu kamarnya tiba tiba datang Rehan yang melewati dirinya. Melihat ada dua buah donat di piring segera saja Rehan mengambilnya. Akan tetapi meleset begitu saja saat Haura membawa sepiring donat tersebut ke belakang badannya. Terlihat muka Rehan yang kesal begitu saja
“Ini. Punya. Gue” Ucap Haura dengan penekanan disetiap katanya.
“Pedit banget sih itu kan ada dua, satu buat lo satu buat gue” Protes Rehan sambil meraih donat yang berada di belakang badan adiknya.
“Sekali enggak tetep enggak, awas ah gue mau ke kamar ganggu aja lo” usirnya kepada kakaknya.
Buru – buru Haura menutup pintu kamarnya. Ia malas berdebat dengan abangnya. Terdengar suara abangnya itu dibalik pintu kamar. Lantas ia terkekeh mendengar teriakan abangnya Rehan.
“Lo sama gue gak ada sopan santun nya ya dek! Dasar sialan” Teriak Rehan dibalik pintu kamarnya.
Ternyata teriakan Rehan terdengar oleh bundanya. Lantas saja membuat bunda nya menegur Rehan yang berada dilantai dua.
“Rehan omongan nya di jaga hey! Masa sama adeknya ngomong kasar begitu” Teriak bundanya dari bawah.
Rehan yang mendengar teriakan bunda nya dibawah hanya bisa menggerutu saja. Sial! Ia lupa bahwa sekarang dia berada di rumahnya. Jelas saja kata – kata kasar seperti itu dilarang di ucapkan kecuali kedua orang tuanya tidak mendengar.
“Dasar bela aja tuh si Haura adek laknat” gerutunya.
Disaat yang bersamaan Reon melihat adik lelakinya yang berada di depan pintu Haura sambil memasang muka bête serta menggerutu dengan tidak jelas. Kepalanya menggeleng dengan kekehan kecil, heran dirinya melihat tingkah Rehan yang masih seperti anak – anak. Terbenak dalam pikirannya untuk menjaili adiknya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Lalu & Sekarang
Novela Juvenil*GANTI JUDUL JUDUL AWAL : Between Us JUDUL BARU : Masa Lalu & Sekarang Dua manusia yang "Pernah" menjalani kisah manis di masa putih abu - abu harus kandas begitu saja. Tidak ada kejelasan apapun dari kedua belah pihak Hingga mereka di pertemukan...