cast :
bi agata susilo : si kutu buku, membosankan, dan dingin
dea puspita : semua orang mengenalnya, karna dia populer.
kayla maharani : dia kembali karna ingin memberi warna dalam hidupnya
.
edo saputra : yg dia tau, hanya.. . . Cinta itu harus diperjuangkan!!
.
ahmad prayogo : mandiri dan bebas. Dia hanya ingin hidup dengan sederhana sesuai gayanya
.
rendy setyawan : dia punya segalanya.
.
.
jimmy wicaksono : dia mengamati.
.
.
desta purnama : cinta itu terkadang harus di pendam. Agar perlahan memudar dan akhirnya menghilang.
.
bayu arga : merasa kasihan, diapun membantunya
.
.
hendrik bagaskara : baginya, teman adalah cinta dan keluarga.
.
angga saputra : asalkan semua baik baik saja, tidak masalah
Nb: visualisasi cast nya menyusul nanti.
.
.
*Author p.o.v*
..
bi agata, gadis itu tengah berlari dengan nafas tersengal sengal menaiki tangga. tidak biasanya dia terlambat, apalagi jam pertama adalah matematika, Pelajaran yg paling disukainya. bi berhenti sejenak di depan pintu kelasnya untuk mengatur nafas dan mentalnya, kemudian dengan langkah pelan dia masuk kedalam kelas. ia menghela nafas lega begitu dilihatnya pak bambang belum ada disana,
"wohoooooo liat siapa yg telat!! tumbenan kamu telat sayang?"
bi menoleh dengan jengah kearah suara tersebut dan mendengus pelan
"jangan ganggu aku"
alih alih mendengar jawaban dari pertanyaanya, edo malah mendapat jawaban sinis dari gadis yg di gilainya selama ini.
edo langsung nyengir lebar dan mengekori bi yg sedang berjalan ke bangkunya. bi langsung menyandarkan tubuhnya di kursi, menghirup nafas dalam dalam dan mengeluarkanya perlahan.
tapi
Bukan edo namanya kalau dia menyerah hanya karna sikap dingin gadis itu padanya
"semalem tidurnya nyenyak ga? kok bengkak gitu mata kamu?" edo duduk di kursi depan bangku bi dan menatap gadis itu lekat lekat
bi Tidak menjawab dan hanya memalingkan wajahnya. setidaknya gadis itu tidak menimpuk edo dengan buku seperti tempo hari.
"bi, nanti malam ada acara ga? Mau nonton? Ah, atau kamu mau makan malam romantis? ada kafe baru yg lumayan di deket sini, mau?"
untuk yg kesekian kalinya, bi melayangkan tatapan heranya kearah edo. Dia sudah menolak ajakan kencan dari lelaki itu ratusan kali tapi sepertinya edo memang tidak perduli.
Atau memang lelaki dihadapanya itu tidak tahu malu.