2.

16 14 3
                                    

*bi p.o.v*

.

.

Rasanya lelah sekali. Otakku bisa meledak jika terus seperti ini. Tapi apa yg bisa kulakukan?

"bi?"

Aku langsung menoleh ke arah suara yg memanggil namaku barusan
Ayah berjalan menghampiriku dan duduk di tepian tempat tidurku

"apa kamu sehat?"tanyanya dengan tatapan aneh

"kok ayah nanya-nya gitu? Tentu aku sehat"

"em,maksut ayah, apa kamu baik baik saja? Apa terjadi sesuatu?"

Apa aku baik baik saja? Apa apa an itu?

"langsung saja ayah! Ada apa?"

Ayah semakin mendekat kearahku dan memegang pundakku lembut

"nilai kamu turun. Ayah tadi bertemu pak paijo. Dia bilang nilai kamu turun. Ayolah sayang, ada apa? kamu slalu mendapat nilai sempurna, kenapa minggu ini tidak?"

Nilaiku hanya turun satu poin dan Respon ayah benar benar terlalu berlebihan

"tenanglah ayah. Aku masih di peringkat pertama di sekolahku. Lagipula nilaiku hanya turun satu poin."

Ayah menggelengkan kepalanya dan menatapku lebih dalam

"bi, jangan lengah. Kamu harus slalu mendapat nilai yg sempurna. Katakan pada ayah apa masalahmu? Apakah gurumu tidak mengajarimu dengan benar? Apakah teman temanmu mengganggu konsentrasi belajarmu? ayah dengar ada anak laki laki yg slalu mengganggumu, apa ayah harus turun tangan? Atau kamu mau ikut bimbingan belajar? Ayah bisa mencarikan guru terbaik untukmu."

Aku menggeleng tak percaya,

tidakkah ayah tau? aku sangat lelah. sangat.

"ayah, aku bahkan tidak punya teman karna sibuk belajar! Dan kemarin aku hanya kurang teliti, maafkan aku tapi jangan menyalahkan siapapun untuk kesalahanku"

Ayah membelai rambutku lembut dan mengangguk dengan terpaksa

"maafkan ayah nak. Kamu tau kan dunia ini sangat keras, Ayah hanya ingin kamu menjadi yg terbaik agar masa depanmu cerah"

Aku terdiam dan memalingkan wajahku karna kesal.
Jadi? Jika aku tidak belajar sebentar saja apa masa depanku akan suram???

"yasudah, ayah akan kebawah. Ganti bajumu dan cepat makan, setelah itu lanjutkan belajarnya"

Aku masih diam dan hanya menperhatikan ayah yg beranjak keluar dari kamarku

iya. lanjutkan belajarnya. Huft

Jujur saja aku membenci mereka semua. Ayah. Juga ibu. Mereka slalu bersikap baik dan seolah tidak terjadi apa apa di depanku. Dan saat aku mulai masuk SMA, mereka memutuskan untuk berpisah. Sampai sekarang tidak ada satupun dari mereka yg mau menjelaskan kepadaku alasan mereka berpisah. Mereka bilang walaupun sudah berpisah tapi hubungan mereka akan tetap baik.

Munafik.

Ah, kepalaku jadi sakit memikirkan itu. Dan pelajaran, rumus rumus itu membuat otakku penuh. Ingin meledak rasanya

'kalo gitu ya gausah di lakuin bi!. Untuk sesekali kamu harus berhenti melakukan yg harus kamu lakukan dan lakukan saja apa yg kamu ingin lakukan'

Tiba tiba saja kata kata edo terngiang di kepalaku

Ehm, haruskah??

edo mungkin benar. Aku butuh istirahat. Aku masih SMA, seharusnya aku juga bisa bersenang senang dengan teman temanku. Ah yah. Aku lupa. Bahkan aku tidak punya teman

BiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang