Baru masuk hari pertama semester 2 sekolah, Keita sudah mendapat tugas dari gurunya. Meskipun tugas itu harus dikumpulkan minggu depan, tapi Keita harus tetap menyelesaikannya secepat mungkin.
Tugas berkelompok yang beranggotakan 4 orang yaitu Yunseo, Mashiho dan Mahiro. Kebetulan Keita sengaja disekolahkan di sekolah akademi khusus laki-laki.
"Kei, gede juga rumah lo. Kok gak bilang-bilang sih? Tau gitu gue sering maen kesini" kata Yunseo baru masuk ke taman depan.
"Widih, kulkasnya banyak makanan" dengan kurang ajarnya Yunseo sudah nyelonong ke dapur.
Keita sendiri sih yang bilang kata-kata klise "anggap aja rumah sendiri". Tunggu aja gimana Yunseo bakal ngobrak-abrik rumah pak Gon.
Mereka sudah memulai tugas kelompok. Untung banget Keita dapet temen kelompok nurut dan kalem semua, kecuali Yunseo. Gak lama mereka juga udah kelar.
"Bokap lo mana? Kok gak pulang-pulang? Dinas ya?"
"Kepo lo, Yun. Kek istrinya aja sok khawatir" ujar Mahiro.
"Yekan gue kepo doang. Lagian nih ya, gue penasaran seberapa gantengnya om Gon si duren ini kalo dilihat langsung" bisik Yunseo ke Mahiro.
"Kegatelan lo" ujar Mashiho yang masih bisa mendengarnya.
"Kei, papi da-"
Pak Gon menggantungkan salamnya saat dia sudah disambut oleh 3 orang teman Keita.
"-teng. Temennya Keita ya? Yang kerja kelompok bareng hari ini?" pakGon udah nerocos melempar banyak pertanyaan.
"Dipoto garang bener tapi aslinya cerewet banget dah" bisik Mahiro ke Yunseo.
"Iya anjer, gue pikir dia galak tapi ganteng juga" balik Yunseo juga berbisik.
Mashiho udah males sama kelakuan cabe kedua temennya itu.
"Iya om, maaf ya kalo rumah om jadi kami berantakin"
"Iya gakpapa, udah biasa berantakan kok. Kalian udah makan belom? Nih om bawain makanan. Tapi mampir bentar"
"Eh om repot-repot. Tadi kita malah mau pesen gofood loh" ya walaupun gitu tangan Yunseo tetep menerima 2 kresek berisi makanan juga.
"Keita mana?"
"Papi" Keita muncul dari balik punggung papinya. Dia langsung naik ke punggung papinya.
Ketiga temennya menganga lebar melihat kelakuan Keita di depan mata telanjang mereka.
Kedua pasang bapak-anak itu mesra-mesraan di depan remaja yang sudah kelaparan.
Mashiho berdehem.
"Eheh maaf ya, guys. Gue lupa diri"
Keita menggeret teman-temannya kembali ke ruang tengah.
"PAPIH ISTIRAHAT AJA LANGSUNG! KITA JANJI GAK BAKAL GANGGU KOK!"
Papinya langsung diusir dari tempatnya.
Ya gimana, daripada keterusan dan malu di depan temen.
Keita emang manja banget ke papinya tapi gak diliatin di depan temen-temennya. Khilaf aja tadi Keita ngeliat papinya nyambut temen-temennya setelah terakhir kali jaman sd. Jadi gemes diliatnya.
"Lo tiap hari beneran kek gitu?" Tanya Mahiro.
"Lo udah gede loh. Ketua kelas pula. Lo sehat?" Yunseo menambah pertanyaan.
"Wajar anjer, gue kalo ke mamih juga sering lendotan" jujur Mashiho.
"Ye lo mah gue udah apal. Lo nya juga yang gemesin anjer" Yunseo menguyel-uyel pipi Mashiho.
Keita gak jawab. Malah cuma haha hihi doang.
"Jangan bilang siapa-siapa ya? Gue kelepasan tadi"
"Janji" Yunseo dan Mahiro udah mengunci mulutnya sedangkan Mashiho memberikan tanda ok.
"Jujur nih ya, gue kayak gitu biar papi gak ngerasa kesepian. Biar papi ngerasa kalo papi masih punya gue di dunia. Sering banget mergokin beliau bengong sedih sambil natep almarhum bunda"
Mahiro ngelus punggung Keita. "Iya bro, gakapa. Lo anak yang paling baik. Salut gue"
"Makasih ya"
Mereka akhirnya berpelukan.
"Guys" ujar Yunseo.
Ketiga pasang bola mata itu menatap Yunseo cepat.
"Cariin bokap lo jodoh kuy"
Dengan banyak perombakan akhirnya bisa publish lanjutannya :"(
Gimana? Siap jadi ff belok?
KAMU SEDANG MEMBACA
Papi Gonnya Keita
RandomKeseharian orang tua tunggal yang mengasuh anak semata wayangnya.